Cerita Tari Umbul Khas Sumedang, Lahir untuk Menyindir Belanda
Di awal kemunculannya, kearifan lokal ini juga sempat dicekal karena terjadi pergeseran makna. Ini karena warga mulai mengidentikannya dengan unsur erotisme lewat gerakan para penarinya. Alhasil sejumlah tokoh melarang pagelarannya.
Warga di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pernah menyindir penjajah Belanda menggunakan Tari Umbul. Di masa lalu, kesenian ini berangkat dari hiburan rakyat yang sarat akan simbol perlawanan. Sampai sekarang keberadaan tradisi ini masih terus lestari dan dipentaskan di acara-acara kebudayaan.
Di awal kemunculannya, kearifan lokal ini juga sempat dicekal karena terjadi pergeseran makna. Ini karena warga mulai mengidentikannya dengan unsur erotisme lewat gerakan para penarinya. Alhasil sejumlah tokoh melarang pagelarannya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Namun berjalannya waktu tradisi kesenian ini perlahan kembali dilestarikan terutama di masa pasca kemerdekaan. Warga mulai menanggapnya sebagai pesta rakyat dengan tema tarian seputar cerita sesepuh dalam kehidupan sosial.
Lahir di Kecamatan Paseh
©2023 Tangkapan layar YouTube Kebudayaan Sumedang/ Merdeka.com
Merujuk laman Pemkab Sumedang, Minggu (14/5), Tari Umbul dikisahkan lahir di Dusun Parugpug, Desa Cijambe, Kecamatan Paseh, Sumedang. Tarian ini mulanya dibawa oleh seniman asal Kabupaten Indramayu yang berkelana bernama Kalsip.
Kemudian, penari lokal bernama Bu Misren atau Mak Jaer menyambut baik kedatangan seniman Indramayu tersebut dalam mengenalkan Tari Umbul. Sejak itu, gerakannya luwesnya kian berkembang dan disukai masyarakat.
Budayawan Sumedang bernama Tatang Soebana turut membenarkan, dan memastikan kepopulerannya mulai meningkat di tahun 1940-an. Penamaan Umbul sendiri berasal dari lagu berjudul Umbul serta gerakan tangan penari yang menggerak-gerakan selendang di atas kepala mereka. Dalam bahasa lokal Indramayu, Umbul berarti kain yang terhempas dan bergerak.
Sebuah Kode Komunikasi untuk Menyindir Belanda
Mengutip jurnal dari laman unikom.ac.id, Tari Umbul telah berkembang sebelum masa kemerdekaan. Berdasarkan penjelasan sesepuh atau karuhun, tarian ini mulanya sebagai kode untuk mengusir dan menghalau kedatangan Belanda ke Sumedang.
Belanda telah dianggap semena-mena, sehingga warga sepakat untuk mengusirnya secara halus yakni dengan kesenian tari.
Dalam praktiknya, kode tersebut ditampilkan melalui masing-masing gerakan sebagai upaya untuk menyampaikan pesan agar tak dibaca oleh Belanda. Sayangnya, pola komunikasi untuk mengusir penjajah ini tidak disebutkan secara detail.
Tari Umbul yang Khas
Tari Umbul memiliki sejumlah unsur yang membangun struktur gerakan tari. Secara umum, tarian ini memiliki tempo yang berubah-ubah namun cenderung cepat. Ini dilakukan sembari berjalan, berlari, melompat, bergeser, berderet lurus secara berkelompok, melengkung hingga melingkar
Secara aktif hampir seluruh anggota badan melakukan gerakannya seperti sembah atau sedikit membungkukkan badan sembari menempelkan kedua telapak tangan, kemudian dilanjutkan olah bahu, tolak pinggang, sabetan, hingga oray-orayan atau berformasi mirip gerakan ular.
Untuk durasi tarian ini, biasanya penari akan menjalankan tugasnya selama setengah jam kurang lebih. Iramanya akan sangat bergantung terhadap alat musik karawitan dengan kendang dan gamelan khas Sunda.
Kostumnya pun khas. Dalam beberapa gelaran, akan dibagi dua kelompok yang saling berhadapan, membelakangi atau membentuk formasi. Kemudian kedua belah kelompok ada yang menggunakan kerudung ada yang tidak. Secara garis besar, kostumnya sama, yakni pakaian kebaya yang dibalut batik motif Sunda, lalu selendang berbawar warni, mahkota dan kacamata.
Makna Silih Asih, Silih Asah dan Silih Asuh
Tari Umbul tak hanya berisi gerakan ragam anggota tubuh tanpa makna. Jika dibedah, tiap-tiap ayunan tangan, keluwesan tubuh sampai pergantian tempo memiliki arti sebagai bentuk silih asah, silih asih dan silih asuh.
Mengutip laman Universitas Padjajaran atau UNPAD, Silih Asah memiliki arti saling belajar, saling mencerdaskan, saling menambah ilmu untuk menambah wawasan serta pengalaman lahir batin.
Lalu Silih Asih adalah keinginan untuk saling menyayangi dan mendampingi dengan penuh cinta dan ketulusan. Terakhi Silih Asuh memiliki makna saling membimbing, membina, mengayomi dan menghormati.
Dari kesemuanya, dapat disimpulkan bahwa Tari Umbul menggambarkan upaya orang Sumedang yang ingin berkumpul, berdiskusi bersama dan bersilaturahmi untuk menghormati ciptaan Tuhan.