Cerita di Balik Kue Kembang Goyang yang Legendaris, Cara Ibu-Ibu Betawi Menghibur Belanda
Kabarnya, saat itu ibu-ibu menyajikan kue kembang goyang untuk menghibur para tamu Belanda yang singgah.
Kabarnya, saat itu ibu-ibu menyajikan kue kembang goyang untuk menghibur para tamu Belanda yang singgah.
Cerita di Balik Kue Kembang Goyang yang Legendaris, Cara Ibu-Ibu Betawi Menghibur Belanda
Bagi masyarakat Betawi, kue Kembang Goyang jadi sajian camilan yang wajib hadir di rumah-rumah mereka. Kudapan mirip kerupuk ini juga selalu ada di berbagai acara kebudayaan, termasuk pernikahan, tujuh bulanan kehamilan dan khitanan.
Makanan ini disukai karena bentuknya mirip bunga, teksturnya renyah dan rasanya yang manis.
Dalam satu acara hajatan, ada lebih dari 10 toples yang disebar di meja-meja tamu agar hadirin bisa dengan mudah menikmatinya.
-
Apa itu Kue Geplak Betawi? Bentuknya tidak sebesar roti Belanda ataupun tart yang saat itu banyak dijual di toko-toko.Meski demikian, kue ini punya banyak penggemar tak terkecuali dari kalangan Belanda itu sendiri.
-
Kenapa Kue Sengkulun penting bagi warga Betawi? Bagi orang Betawi di Jakarta, kue ini dianggap sakral. Mereka akan selalu menyajikan saat mengadakan berbagai acara kebudayaan.
-
Di mana Kue Geplak Betawi dulu banyak ditemukan? Kuliner Khas Betawi Pinggiran Kembali ke awal 1900-an, kue geplak sudah jadi sajian yang banyak ditemukan di sekitar wilayah Batavia (nama Jakarta di zaman Belanda). Namun, kehadirannya tidak meluas dan hanya menyebar di sekitar wilayah pinggiran seperti wilayah utara, timur serta Tangerang.
-
Bagaimana cara membuat Kue Geplak Betawi? Setelah semua bahan disatukan, bisa diberikan sedikit air hingga menjadi adonan yang lembut. Kemudian, bahan bisa dipadatkan dengan cara dipukul-pukul hingga lahirlah nama geplak yang melegenda.
-
Bagaimana Kue Bacot Betawi dihubungkan dengan omongan? Kemudian, bacot juga ada yang berasal dari omongan dari tetangga yang banyak bertanya tentang siapa sosok perempuan yang akan dinikahi.Terakhir, bacot juga dikaitkan dengan omongan pihak kerabat yang juga dibagikan kue setelah lamaran.Nantinya, kerabat akan mengembalikan wadah yang diisi sejumlah nominal uang.Di sini, kerabat akan menggerutu jika kuenya tidak sesuai harapan. Namun, jika kuenya dianggap spesial si pemberi akan disanjung dengan kata-kata manis yang kemudian dianggap sebagai istilah bacot atau menyampaikan informasi yang berlebihan.
-
Dari mana asal Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini berasal dari Provinsi Jawa Timur.
Namun siapa sangka jika kue ini jadi salah satu makanan kuno warisan masa kolonial warga Jakarta. Ya, kembang goyang memang sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun silam dan menjadi kue rumahan buatan ibu-ibu Betawi asli.
Kabarnya, saat itu ibu-ibu menyajikan kue kembang goyang untuk menghibur para tamu Belanda yang singgah.
Kue ini juga jadi perekat hubungan antara warga pribumi dengan bangsa kolonial. Berikut kisahnya.
Apa Itu Kembang Goyang?
Menurut situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kue kembang goyang merupakan kudapan ringan yang terbuat dari campuran bahan tepung beras, air, santan, telur dan garam.
Dinamakan kembang goyang karena bentuk kue yang menyerupai kembang dan proses menggorengnya yang digoyang-goyang (digerak-gerakan) agar adonan bisa lepas dari cetakan di minyak panas.
Kue ini punya tekstur yang renyah, dengan cita rasa manis, gurih dan sedikit asin. Tak heran jika kehadirannya cocok untuk menemani masa bersantai di rumah.
Dikembangkan Warga Betawi
Sampai sekarang,kembang goyang tidak kehilangan pamor dan masih disukai termasuk di kalangan anak-anak muda.
Hal itu yang kemudian mendorong para perajin kembang goyang berinovasi dengan beberapa rasa seperti asin, manis, pandan, gula merah dan keju.
Biasanya, para penjual mengemas kembang goyang dengan wadah plastik ukuran sedang dan besar sesuai permintaan pasar. Kue ini dijual di toko oleh-oleh khas Betawi dengan harga yang relatif ramah di kantong.
Untuk Menghibur Orang Belanda
Jika ditarik di masa-masa awal kehadirannya, tak terlepas dari upaya ibu-ibu Betawi untuk menciptakan sebuah sajian yang disukai oleh kalangan bangsa Eropa.
Beberapa catatan lawas mengatakan bahwa kue ini merupakan sajian khusus orang Betawi saat dikunjungi oleh warga Belanda di rumah maupun kampung mereka. Kabarnya, Belanda menyukai kue ini sehingga merasa senang saat disuguhi kembang goyang.
Sampai sekarang, kue ini selalu jadi pendamping setia kudapan khas Betawi lainnya yakni dodol.
Populer di Jawa Tengah dan Jawa Timur
Selain Betawi, wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur jadi daerah yang memiliki kudapan serupa dan dengan nama yang sama, yakni kembang goyang. Dari sisi rasa, kue di Jawa Tengah dan Jawa Timur hanya khusus manis dan tidak banyak varian seperti yang dibuat oleh masyarakat Betawi di Jakarta.
Namun ada cerita unik terkait asal usul kehadirannya. Masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur menciptakan kue kembang goyang karena terinspirasi dari sanggul yang biasa digunakan oleh perempuan di keraton.
Konon, dahulu orang-orang Jawa sangat terkesima dengan hiasan bunga di sanggul yang digunakan oleh para pemaisuri keraton. Dari sana, bentuk ini diadaptasi ke makanan ringan yang saat ini dinamakan kembang goyang.
Karena bentuknya yang cantik dengan rasa yang manis, kue ini lantas disukai masyarakat sekitar hingga jadi sajian khas kebudayaan setempat.
Sampai sekarang, kue kembang goyang mudah dijumpai di sekitar Jakarta hingga Jawa Timur.