Deteksi Daerah Rawan Pangan, Ridwan Kamil Siapkan Data Digital Berbasis Zona Warna
Lini yang berbentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah atau UPTD tersebut juga sebagai upaya dari kebutuhan digitalisasi data di ranah pangan hingga gizi.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tengah mematangkan rencana pembentukan Komando Ketahanan Pangan. Nantinya komando tersebut akan berdiri di bawah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat.
Lini yang berbentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah atau UPTD tersebut juga sebagai upaya dari kebutuhan digitalisasi data di ranah pangan hingga gizi.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
"Sambil menunggu UPTD berproses saya minta proses jalan terus. Lakukan upaya kontrak kerja kepada personel yang akan membangun ini," kata Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil di jabarprov.go,id saat memberikan arahan kepada Tim Penyusun Pembentukan Pusat Komando Ketahanan Pangan Jawa Barat di Gedung Pakuan, Rabu (23/12/2020) lalu.
Sistem Kewaspadaan Daerah Rawan Pangan
©shutterstock.com/Piotr Malczyk
Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, pusat komando ketahanan pangan tersebut nantinya akan dilengkapi dengan teknologi, informasi dan komunikasi. Sehingga bisa berfungsi sebagai sistem kewaspadaan atau early warning system agar daerah yang rawan pangan dan berpotensi rawan bencana bisa diketahui secara cepat melalui sistem digital.
Menurutnya, ke depan sistem pendeteksian akan berupa zonasi warna layaknya level daerah kewaspadaan Covid-19.
"Dengan begini saya bisa tahu daerah mana yang rawan pangan dengan membuat zonasi warna seperti zonasi kewaspadaan Covid-19. Tantangan terbesarnya adalah mengambil data pangan dari daerah yang sudah harus online," ucapnya.
Mendeteksi Kemampuan Akses Pangan Masyarakat
Menariknya, Pusat Komando Ketahanan Pangan Jawa Barat juga akan difungsikan sebagai bahan dasar untuk pendataan distribusi dan kemampuan akses pangan dari masyarakat, khususnya komoditas pokok yang juga akan memuat data lokasi dari lahan yang bisa digarap oleh petani milenial di Jawa Barat.
"Saya ingin sistemnya secanggih aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar) yang mudah dan sangat informatif. Ini juga akan mendukung program Petani Milenial, di mana mereka akan menggarap lahan yang direkomendasikan oleh pusat komando ini yang sudah tahu daerah mana yang cocok," ujarnya.
Sesuai Tujuan Jawa Barat
Emil turut menambahkan, ihwal pembentukan Pusat Komando Ketahanan Pangan Jawa Barat ini merupakan upaya sinergisitas dengan visi Jawa Barat yakni Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi.
"Isinya inovasi dan kerjanya kolaborasi, ini menandakan bahwa urusan pembangunan ini tidak melulu domain pemerintah," pungkas Kang Emil.