Dibuat dari Limbah, Miniatur Kayu Asal Serang Diminati hingga India dan Arab Saudi
Karena terkenal akan desain yang rapi dan detail, pembelinya saat ini sudah sampai negara India hingga Arab Saudi.
Karena terkenal akan desain yang rapi dan detail, pembelinya saat ini sudah sampai negara India hingga Arab Saudi.
Dibuat dari Limbah, Miniatur Kayu Asal Serang Diminati hingga Luar Negeri
Sekelompok warga di Desa Kadikaran, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, berhasil mengembangkan usaha miniatur kayu rumahan. Karena terkenal akan desain yang rapi dan detail, pembelinya saat ini sudah sampai negara India hingga Arab Saudi.
Namun siapa sangka, dari hasil yang ciamik ini rupanya memakai bahan baku limbah kayu yang sudah tak terpakai. Walau demikian, kreativitas warga ini membuat nilai ekonomi barang tersebut menjadi tinggi.
-
Bagaimana Desa Kemudo mengelola limbah industri menjadi produk meubel? Karena limbah palet berasal dari kayu jati yang kokoh, maka pihak BUMDes mencoba mengolahnya menjadi produk meubel seperti wallpaper dinding, kursi, meja, plakat medali, tempat telepon genggam dan lain sebagainya. Produk meubel ini dikerjakan oleh pihak ketiga, dengan pengelolaan yang dilakukan penuh oleh Desa Kemudo.
-
Apa yang diproduksi oleh perusahaan kayu jati milik Belanda di Semarang itu? Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah.
-
Apa yang dihasilkan dari pelatihan mengolah limbah kayu di Lapas Sijunjung? Limbah-limbah kayu yang diperoleh dari tempat penggergajian kayu itu dimanfaatkan para narapidana Lapas Sijunjung untuk membuat kaligrafi, jam dinding, hingga almari kayu.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Produk apa yang dihasilkan Desa Kemudo dari pengolahan limbah industri? “Kami mencoba melihat potensi yang ada di Desa Kemudo, yakni dengan adanya limbah kering dari industri,” kata Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
-
Kapan Kerajinan Lak mulai diproduksi? Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kerajinan Lak lahir saat masa Dinasti Ming.
Kayu-kayu itu lantas disulap menjadi ikon-ikon lokal hingga mancanegara, sesuai pesanan dari para konsumen. Memiliki slogan “Mengubah Limbah Menjadi Berkah” sekitar 15-an orang yang mengerjakan kerajinan tersebut kini kecipratan rezekinya.
Menciptakan Ikon-ikon Lokal sampai Dunia
Dengan menjunjung tinggi sisi kreatif dan inovatif, belasan warga di bengkel Cipta Handycraft Innovation Product (CHIP) Handycraft ini kemudian mampu menyulap kayu-kayu sisa tak bernilai menjadi ikon-ikon lokal dan mancanegara yang disukai konsumen.
Produk kerajinan dari CHIp Handycraft Banten.
Beberapa produk tersebut di antaranya, Masjid Taj Mahal India, Menara Pagoda China sampai Leuit khas masyarakat adat Baduy.
Kemudian, kayu jati Belanda dari sisa olahan pabrik di sekitar Kragilan sampai Cikande ini juga dibuat menjadi menara Masjid Agung Banten, Perahu Pinisi sampai ikon Titik Nol Banten. Semuanya benar-benar dikerjakan secara cermat, detail dan teliti.
Awalnya Tak Sengaja
Penggagas bengkel CHIP Handycraft Banten, Herman, mengatakan bahwa mulanya ia tak sengaja membuat kerajinan tangan dari kayu ini.
Sebelumnya, ia biasa mengerjakan produk furniture dan kerap menyisakan banyak potongan kayu.
- Kisah Ibu Yatin, Usaha Rengginang dari Dapur Bisa Umrah Sekeluarga dan Produk Dikenal Hingga ke Arab Saudi
- Mengenal Keunikan Batu Alam Khas Lebak yang Mendunia, Terjual ke Arab Saudi sampai Amerika
- Begini Sambutan Tentara Arab Saudi saat Panglima TNI Datang ke Markas di Riyadh, Prajurit Berjejer Hormat
- Intip Kisah Emping Khas Lebak Tembus sampai Pasar Arab Saudi, Sudah Dirintis Warga sejak 1997
Miniatur Bendungan Pamarayan, Banten.
Dari sana, dirinya mencoba membuat kerajinan khas lokal Banten dan tak disangka memantik banyak peminat hingga produknya berkembang sampai sekarang.
“Buyer kita dari beberapa negara, seperti India, Arab Saudi, kita dapat pembeli itu kemudian barangnya dipasarkan di sana,” kata dia, mengutip Youtube SCTV Banten, Selasa (2/7).
Diukir dan Diwarna Alami
Sejumlah produk yang dipasarkan memang tidak diberi warna macam-macam.
Herman bersama rekan-rekannya itu lebih memilih mempertahankan warna asli kayu, agar sisi alami bahannya bisa terlihat.
Untuk pengecatan, produk-produk ini hanya disemprot dengan plitur berwarna transparan. Cat ini membuat produk menjadi awet, mengkilap sekaligus menjaga bentuk dan warna asli bahan.
Setelah produk jadi dan siap dipasarkan, Herman biasanya menutup hasil kerajinan tangan dengan kaca agar enak dipandang sebagai pajangan.
Gaet Pasar Melalui Pameran
Selama ini, produk kerajinan kayu dipasarkan melalui online dan offline.
“Kita memang aktif memasarkan produk-produk kita melalui media sosial, kita juga aktif mengikuti pemeran daerah dan nasional dengan tujuan agar produk kami bisa lebih dikenal. Ini terbukti dari promosi di tahun kemarin, kita mengikuti salah satu pameran cukup besar dan di situ kita dapat buyer dari luar negeri,” tambahnya.
Bangkit Usai Pandemi Covid-19 dan Dikenal Pemimpin Dunia di PBB
Serupa dengan usaha lainnya, CHIP Banten juga pernah mengalami situasi terburuk yakni pada saat masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
Di sana, penjualan produknya menurun drastis hingga tidak memiliki pemasukan.
Namun setelah beberapa waktu, usaha tersebut mampu bangkit dan produk-produknya kembali berhasil terjual. Paling menarik adalah ketika produknya dikenal oleh beberapa pemimpin dunia di acara PBB yang diadakan di New York.
Saat itu, souvenir dari CHIP Banten menjadi cendera mata yang dibagikan di sana dengan motif dan ornamen khas Banten yang ikonik.
“Waktu 2017 itu ada acara kongres PBB di New York nah souvenirnya itu dari kami,” terang salah satu desainer di CHIP Banten, Firman.