Mirip dengan Aslinya, Intip Keunikan Miniatur Domba Buatan Warga Ciamis yang Cocok Jadi Oleh-Oleh
Bentuknya lucu dan mirip domba asli dengan hiasan bulu serta tanduk yang meliuk di atas kepalanya.
Bentuknya lucu dan mirip domba asli dengan hiasan bulu serta tanduk yang meliuk di atas kepalanya.
Mirip dengan Aslinya, Intip Keunikan Miniatur Domba Buatan Warga Ciamis yang Cocok Jadi Oleh-Oleh
Ingin mencari oleh-oleh alternatif selain kuliner di Ciamis? Mungkin miniatur domba bisa jadi pilihan. Bentuknya lucu dan mirip domba asli dengan hiasan bulu serta tanduk yang meliuk di atas kepalanya.
Miniatur ini dibuat oleh Adang Kosasih, warga Desa Kertamandala, Kecamatan Panjalu yang dalam sebulan bisa memproduksi sebanyak 60 item domba.
-
Apa ciri khas fisik Domba Garut? Dilansir dari berbagai sumber, Domba Garut memiliki ciri khas yang terletak pada bentuk kuping dan ekor domba yang kombinasi antara kuping rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong.
-
Domba Garut apa di Candi Prambanan? Salah satu candi di kompleks bangunan bersejarah Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tergambar relief dua ekor domba Garut.
-
Bagaimana Domba Priangan di Cianjur dijaga kualitasnya? Kualitas hewan yang dijual para pedagang juga benar-benar dijaga kualitasnya. Domba-domba tersebut harus lulus uji kesehatan dari pemerintah setempat, sehingga hewan bisa aman saat sampai ke tangan konsumen.
-
Apa yang istimewa dari kandang domba? Bagi Mas Defit, membangun kandang domba yang desainnya persis seperti rumah bukan sekedar mewah-mewahan. Ia ingin memastikan agar tak ada sedikitpun bagian domba miliknya yang mengalami luka gores ataupun cacat.'Jeruji kandang kita buat stainless agar kalau makan telinga domba tidak tergores. Sementara dinding kandang dibuat keramik agar memudahkan kita bersih-bersih,' ungkap Mas Defit.
-
Bagaimana kualitas daging Domba Garut? Mereka bisa mengonsumsi segala macam tumbuhan sehingga daging dan kulitnya begitu khas dan berbeda dari domba lainnya.
-
Apa yang unik dari Desa Wisata Ciasihan? Uniknya, desa wisata ini tercatat memiliki 10 titik curug yang masih asri, juga kerajinan peci bambu dan kuliner khas setempat.
Bukan tanpa alasan Adang bersama sang istri dan seorang karyawan menggeluti usaha ini.
Sebelumnya di tahun 2012, wilayahnya banyak ditemukan limbah kayu serta kain yang ketika itu tidak bernilai ekonomi.
Melihat Peluang dari Limbah di Lingkungannya
Sebelum merintis, Adang mendapati banyaknya limbah kayu papan yang biasa digunakan untuk kebutuhan cor bangunan.
Kemudian, ia juga melihat sisa limbah kain hasil konveksi yang kerap terbuang dan tidak termanfaatkan.
Dengan inisiatifnya, ia mencoba mengolah limbah tersebut untuk dijadikan miniatur domba yang lucu dan unik.
“Awal tahun 2012, sebenarnya bukan fokus ke domba, tapi miniatur kuda, delman dan lain-lain. Ternyata di pasaran itu justru domba yang paling laku,” terangnya, mengutip Youtube Liputan6 SCTV, Selasa (30/4).
Dibuat dari Kombinasi Kayu Papan Cor dan Kain Sisa Konveksi
Saat ini, miniatur domba buatannya memakai bahan utama potongan kayu papan cor dan kain sisa limbah konveksi. Mula-mula kayu papan dipotong kecil-kecil, dan dibentuk menyerupai kepala hingga bagian tubuh domba.
Kemudian masing-masing potongan disambungkan penggunakan perekat hingga menyatu. Selebihnya diberi hiasan kain hingga menyerupai tubuh, dan diberi hiasan bulu. Agar semakin mirip, domba diberi tanduk dan dicat sesuai hewan aslinya yakni putih, cokelat, maupun hitam.
Adang memberi merek produknya dengan nama “Mekar Karya Kerajinan Tangan Miniatur Domba”. Seluruh kegiatan produksi dilaksanakan di rumah produksinya, dengan sebulan mampu menghasilkan hingga ratusan miniatur.
Dibuat Detail agar Menyerupai Aslinya
Produksi miniatur domba mampu dibuat Adang secara detail. Kuncinya ada di proses pembentukan kepala, dan aksesoris berupa tanduk berbahan spons, mata boneka serta kain berbulu.
Tak hanya itu, agar semakin menyerupai domba kontes khas tanah priangan, Adang juga menambahkan kalung dengan manik-manik plastik berwarna. Kalung ini ia buat dari kain jok kendaraan.
“Ini bahan utamanya ada kayu jenisnya kayu sengon, kemudian ada kain rasfur untuk bulunya,” kata dia di sela-sela waktu produksi.
Pesanan Sampai Kalimantan
Per satu miniatur, Adang menjualnya mulai dari harga Rp100 ribu sampai Rp125 ribu. Konsumennya tersebar mulai dari wilayah Jawa Barat, Jakarta, Kalimantan, hingga Sulawesi untuk kebutuhan aksesoris.
Untuk wilayah Jawa Barat, domba buatan Adang biasa dijual di pusat oleh-oleh salah satunya wilayah Pangandaran. Di sana, juga tersedia miniatur domba ukuran besar dengan bentuk yang mirip aslinya.
Adang mengaku senang dan bangga hasil karyanya dihargai bahkan bisa sampai Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Ia berharap usahanya bisa terus berkembang, dan merambah pangsa pasar yang lebih luas.
“Senang sekali ya, bangga gitu karena hasil karya saya ini bisa dinikmati orang, dan senangnya tidak sekadar di nilai ekonomi, tetapi merasa dihargai terhadap miniatur domba ini,” tambah Adang.
Miniatur domba yang lucu.