Berawal dari Tak Sengaja Manfaatkan Waktu Luang, Perempuan di Tangerang Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah dari Hobi Merajut
Salah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Salah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Berkah Waktu Luang, Perempuan di Tangerang Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah dari Hobi Merajut
Dwi Lim Craft, begitulah merek dagang produk rajutan milik seorang warga Kota Tangerang bernama Dwi Prsetyawati. Ia membuka usaha ini berawal dari hobi dan secara tidak sengaja di tahun 2018 lalu.
Dari jerih payahnya membesarkan merek dagang produk rajutan, dirinya mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
Produknya pun telah dikenal hingga berbagai daerah di Indonesia.
-
Siapa yang membantu UMKM batik tulis Kebon Indah? Berkat bantuan dari BRI, para perempuan ini bisa tetap bersemangat nguri-uri kebudayaan batik tulis yang merupakan warisan nenek moyang.
-
Kenapa Ibu Utami memilih bisnis tas anyaman? Pada tiga bulan pertama pandemi Covid-19, Utami memutar otak apa yang bisa menghasilkan keuntungan di masa serba sulit. Ia tak mau terus-terus menguras tabungan untuk biaya hidup sehari-hari karena bisnis limbah kayunya tak jalan dan bisnis mebel sang suami pun lesu.
-
Siapa yang tertarik dengan kerajinan? Produk dari karung goni ini pun menarik perhatian kalangan muda.
-
Mengapa batik ciprat Desa Kemudo menjadi UMKM unggulan? Gradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemudo
-
Siapa pemilik UMKM yang menjual batik tulis? Esti, pemilik Griya Kain Solo, UMKM binaan Pertamina asal Solo yang memproduksi batik tulis mengaku senang bisa diajak Pertamina mengikuti pameran.
-
Bagaimana Ibu Utami memproduksi tas anyaman? Ia memulai bisnis anyaman pada Maret 2020 dengan modal Rp200 ribu. Pembeli pertamanya adalah teman yang pernah mengiriminya tas anyaman. Sang teman membeli tas Utami karena kualitasnya bagus dan lebih murah dibanding yang pernah dibeli sebelumnya.
Beberapa barang yang laris manis di antaranya baju, tas, dompet dan lain sebagainya.
“Berawal dari kegemaran saya merajut, hingga seringnya menerima pemesanan produk seperti tas, dompet, hingga pakaian dari rajut,” terangnya, mengutip tangerangkota.go.id, Kamis (18/7).
Fokus Membuat Produk Rajut Setelah Keluar Pekerjaan
Sebelumnya, ia biasa membuat produk rajutan di sela-sela masa bekerja. Produk-produknya ia ciptakan setelah sampai di rumah, maupun ketika libur.
Namun setelah pesanan meningkat, Dwi memilih untuk fokus menekuni usahanya. Tak disangka, pesanan terus berdatangan dari berbagai daerah.
“Akhirnya saat berhenti bekerja, saya mulai menekuni usaha ini di rumah,” tutur Dwi yang masih semangat menciptakan berbagai produk rajutan di rumah produksinya.
Terima Desain Kustom
Sebenarnya, usaha rajutan sudah banyak, namun Dwi memiliki rahasia agar produknya bisa digemari banyak konsumen.
Ia mengatakan bahwa tempatnya bisa menerima pesanan kustom sesuai keinginan pelanggan. Tak hanya itu, karakter boneka yang dibuat juga spesifik yakni tokoh anime sehingga ini menjadi salah satu inovasi yang ia miliki sebagai keunggulan produk usaha.
“Kami bisa menerima pemesanan boneka karakter seperti anime, karakter game hingga kartun paling banyak dipesan. Proses pembuatannya pun membutuhkan waktu 2-3 hari bahkan sampai satu minggu,” tambahnya
Harga Terjangkau
Produksi pakaian di Dwi Lim Craft membutuhkan waktu mulai dari satu hingga enam bulan.
Harganya bervariasi, mulai dari Rp15 ribu hingga Rp1 juta untuk untuk produk boneka. Sedangkan pakaian dibanderol mulai dari Rp250 ribu ke atas tergantung pada tingkat kerumitannya.
Selain itu, tersedia juga sepatu rajutan dengan harga mulai dari Rp350 ribu hingga lebih.
Dwi Lim Craft, yang merupakan bagian dari UMKM Kecamatan Karawaci, sering tampil di berbagai acara di Kota Tangerang seperti Inacraft, Trade Expo Indonesia, dan Kriya Nusa. Terakhir, mereka hadir di Hybrid Expo 2024.
Keikutsertaan Dwi Lim Craft dalam berbagai event tersebut membantu meningkatkan eksposur produk-produk mereka, menarik perhatian konsumen, dan memperluas pasar.
Dengan berbagai pilihan produk berkualitas, mereka terus berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggan.
Buka Kelas Pelatihan
Kemudian, Dwi juga dengan senang hati membuka kesempatan bagi siapapun untuk belajar membuat produk rajutan.
Bahan yang digunakan pun nyaman digunakan, yakni benang katun lembut dan dacron premium. Keduanya diketahui aman dan tidak menimbulkan alergi bagi balita.
“Saya juga sering membuka kelas merajut di beberapa event-event bazar yang diikuti. Tak hanya itu, saya juga menerima kelas pribadi untuk siapa saja yang ingin belajar. Rencananya saya akan membuka kelas merajut pada event terdekat di Kota Tangerang yaitu Festival Cisadane 2024,” sambung Dwi.
Mengangkat Kebudayaan Banten
Merujuk, smesta.kemenkopukm.go.id, keunikan lainnya dari Dwi Lim Craft adalah hasil produk yang juga mengangkat kebudayaan Banten.
Produk yang dibuat adalah karakter hewan badak bercula satu yang merupakan hewan endemik yang ada di provinsi tersebut.
Kemudian, Dwi juga menciptakan kain batik motif Baduy yang menggambar kebudayaan tradisional khas Kabupaten Lebak.
“Kami juga membuat badak cula satu yang merupakan hewan endemik provinsi Banten. Kami juga menggunakan tenun dan Batik asli Baduy yang merupakan suku asli dari Banten,” tambahnya