Awalnya Iseng, Ibu Rumah Tangga di Serang Sukses Jualan Aksesori sampai Beromzet Ratusan Juta Rupiah
Bermula dari keisengannya menjual aksesori handmade, ibu rumah tangga di Kota Serang ini raup cuan ratusan juta rupiah
Bermula dari keisengannya menjual aksesori handmade, ibu rumah tangga di Kota Serang ini raup cuan ratusan juta rupiah
Awalnya Iseng, Ibu Rumah Tangga di Serang Sukses Jualan Aksesori sampai Beromzet Ratusan Juta Rupiah
Seorang ibu rumah tangga di Kota Serang, Banten, mampu membuktikan keisengan bisa bercuan hingga ratusan juta rupiah. Ia awalnya hanya menyalurkan hobi untuk membuat aksesori, namun saat dijual justru untung besar.
Adalah Linda Yuli Yani, owner dari produk aksesori Elye Craft yang beralamat di Jalan Samaun Bakri, Lopang. Ia mengaku jika usaha yang sudah digeluti selama beberapa tahun ini bisa terus berkembang berkat ketekunannya mengeluarkan berbagai jenis produk aksesori.
-
Siapa ibu rumah tangga di Bogor yang sukses berbisnis kue? Perempuan bernama Windhy Arisanty itu rupanya bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah hanya dari berjualan kue.
-
Kenapa Rahmat sukses menjual seladanya? Rahmat juga menjual sayur seladanya tidak ke tengkulak atau produsen, melainkan langsung ke konsumen. Dari sana, produknya bisa stabil dengan harga jual di pasaran tanpa terpengaruh inflasi Kemudian Rahmat juga melayani pembelian dadakan, walau harga beberapa ikat sayur slada.
-
Bagaimana Ibu Dewi memulai bisnisnya? 'Awalnya budhe di Semarang yang ngasih ide kenapa tidak jualan bawang goreng, dia jualan di sana laris. Terus saya pergi ke Semarang, diajari budhe caranya menggoreng bawang, nginep sana tiga hari,' ungkap ibu tiga anak ini saat ditemui Merdeka.com, Kamis (18/4/2024).
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Bagaimana Oki Setiana Dewi menjalankan bisnis dari rumahnya? Oki Setiana Dewi, yang aktif di bidang fashion, menyediakan ruang khusus untuk live streaming, memungkinkan dia menjalankan bisnis dari rumah secara efisien dan profesional.
-
Apa ciri wanita sukses? Wanita yang berhasil umumnya memiliki pola pikir dan kebiasaan teratur, yang mengarahkan mereka menuju puncak prestasi.
“Awal membuka ini, saya tidak meniatkan untuk dijadikan sebuah usaha. Tetapi hanya mengisi waktu luang setelah resign dari pekerjaan di sebuah perusahaan telekomunikasi,” terangnya, mengutip YouTube Liputan6, Rabu (28/2).
Pilih Tekuni Hobi
Menurut Linda, ia saat ini lebih ingin menekuni hobinya terhadap pernak pernik kerajinan tangan yang sudah lama ia gemari.
Linda memutuskan untuk berhenti dari tempatnya bekerja karena ia dituntut untuk tidak boleh hamil dan memiliki anak. Hikmahnya, Linda kini bisa dekat dengan keluarga, sekaligus menjalani bisnisnya.
“Dulunya saya bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi seluler, lalu saya resign kerja karena memiliki anak. Dulu saya bekerja sebagai customer service officer dan di sana tidak boleh hamil serta punya anak, akhirnya saya pilih berhenti,” katanya.
Jual Berbagai Jenis Aksesori
Setelah menekuni usahanya, serta permintaan aksesori yang terus meningkat, Linda akhirnya memiliki dua toko. Pertama di wilayah Kota Serang dan cabangnya di Cilegon.
Linda ingat betul, ia hanya mengandalkan modal sebesar Rp400 ribu untuk membangun usaha ini. Setelahnya ia bisa membuat berbagai produk, mulai dari gelang, cincing, manik-manik, kalung, gantungan kunci dan lainnya.
“Produk-produk kita itu ada cincing handmade yang harganya mulai dari Rp3 ribu, kemudian gelang harganya mulai Rp20 ribu, kalung bisa Rp40 sampai Rp60 ribu dan yang termahal di harga Rp1 juta itu tali makrame yang prosesnya sulit,” ungkapnya.
Omzet Capai Ratusan Juta Rupiah
Sebagai seorang pengusaha, toko aksesorinya tidak selalu ramai. Bahkan di masa pandemi Covid-19 tiga tahun lalu pendapatannya menurun drastis.
Sebelumnya ia juga sempat vakum, karena melahirkan. Namun berkat dukungan suami serta keluarganya, kini bisnis yang ia tekuni kembali berjalan. Omzetnya pun telah mencapai ratusan juta rupiah per bulan dengan kondisi yang naik turun.
“Awalnya pandemi itu jadi musibah bagi kami, namun sekarang jadi berkah. Karena connector masker dan strap masker ini jadi salah satu aksesoris handmade yang paling banyak dicari di masa pandemi saat ini. Hampir setiap orang butuh dan pake strap dan connector masker, jadi alhamdulillah penjualan kita naik banget. Alhamdulillah ada hikmahnya dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah,” katanya.
Terjual Sampai Luar Negeri
Tantangan yang harus ia hadapi saat ini adalah dengan melakukan inovasi. Dirinya juga terus memantau tren aksesori yang saat ini banyak dicari oleh masyarakat.
Walau sudah banyak kompetitor, namun justru dijadikan Linda sebagai motivasi untuk terus mengeluarkan produk yang belum ada. Ini terbukti hingga produknya laku sampai ke beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, hingga Hong Kong.
“Mimpi besar saya, ingin menebar banyak manfaat lagi kepada teman-teman perempuan yang ada di Indonesia, agar bisa tetap produktif walaupun hanya dari rumah,” katanya.
Diburu Konsumen
Beberapa konsumen mengaku menyukai produk handmade dari Linda, karena banyak memiliki motif dan pilihan warna yang menarik.