Ibu Ini Resign dari Bank Pilih Jadi Pengrajin Bordir Lukis, Karya Diborong Ibu Negara hingga Tembus Pasar Internasional
Awalnya tak punya kemampuan menjahit, kini hasil karyanya diminati orang dari berbagai penjuru Indonesia hingga luar negeri.
Awalnya tak punya kemampuan menjahit, kini hasil karyanya diminati orang dari berbagai penjuru Indonesia hingga luar negeri.
Ibu Ini Resign dari Bank Pilih Jadi Pengrajin Bordir Lukis, Karya Diborong Ibu Negara hingga Tembus Pasar Internasional
Tidak semua orang berani meninggalkan zona nyaman. Hal ini justru dilakukan Heny Moerdaningsih. Perempuan asal Kota Madiun, Jawa Timur ini meninggalkan kariernya sebagai banker untuk menjadi perajin bordir dan lukis.
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Kenapa Ibu Utami memilih bisnis tas anyaman? Pada tiga bulan pertama pandemi Covid-19, Utami memutar otak apa yang bisa menghasilkan keuntungan di masa serba sulit. Ia tak mau terus-terus menguras tabungan untuk biaya hidup sehari-hari karena bisnis limbah kayunya tak jalan dan bisnis mebel sang suami pun lesu.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Mengapa Ibu Putri ingin memiliki usaha? 'Menurut saya perempuan harus punya usaha karena bisa memperkuat fondasi rumah tangga. Dengan perempuan berusaha anak mau sekolah, anak mau beli skincare, nggak usah nunggu uang suami. Kalau kita mengharapkan hasil suami, cukup sih, tapi nggak secukup-cukupnya itu,' kata Ibu Haji Putri Arofah dikutip dari YouTube Moslem Society pada 4 Agustus 2024 lalu.
-
Siapa ibu rumah tangga di Bogor yang sukses berbisnis kue? Perempuan bernama Windhy Arisanty itu rupanya bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah hanya dari berjualan kue.
-
Siapa yang memutuskan untuk beralih profesi dari bankir ke komika? Ini yang kemudian oleh Benjamin Quinlan, seorang mantan bankir investasi, yang beralih profesi menjadi stand-up komedian.
Nekat Resign
Awalnya, Heny adalah seorang banker di Kota Malang. Tak ingin selamanya merantau, Heny kemudian pulang ke kampung halamannya di Kota Madiun. Mengutip laman Madiun Today, pada tahun 2016, ia mengikuti pelatihan bordir. Padahal saat itu ia tidak bisa menjahit. Keterbatasan itu tidak membuat Heny patah semangat.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan Heny di bidang bordir, lukis, dan menjahit semakin terasah. Ia pun merintis bisnis kerajinan tangan yang memadukan seni bordir dan lukis.
Kerajinan Tangan Bordir dan LukisPameran
Karya-karya Heny dikenal pihak Pemkot Madiun. Sejak saat itu, ia sering dilibatkan dalam pameran tingkat nasional kerja sama dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, hingga BUMN.
(Foto: Dok. Heny)
Berkat pameran-pameran tersebut, karya Heny semakin dikenal, terutama oleh orang-orang di lingkungan pemerintahan. Pada tahun 2017 lalu, Ibu Negara Iriana Joko Widodo membeli produk karya Heny.
Tak hanya Ibu Negara, pada tahun 2022, Ibu Wakil Negara Wury Estu Handayani Ma'ruf Amin memborong produk kerajinan karya Heny pada salah satu pameran yang digelar pemerintah.
(Foto: Dok. Heny)
Strategi Pemasaran
Heny melakukan strategi pemasaran secara online maupun offline. Secara offline, Heny memajang karyanya di Pahlawan Street Centre (PSC), Dekranasda, dan di salah satu hotel di Kota Madiun. Sementara secara online, ia memamerkan karyanya melalui Instagram @galeri.d39.
Berkat memajang produk-produknya di Instagram, karya Heny dikenal hingga kancah internasional. Saat ini, karyanya juga dijual di sebuah galeri yang ada di Singapura dan Swiss.
(Foto: Dok Heny)
Heny membuat beragam karya mulai dari syal, kain, baju, tas, hingga sepatu. Motifnya juga beragam, mulai berbagai jenis bunga, pemandangan, hingga tokoh kartun. Dia menerapkan prinsip edisi terbatas. Strategi pemasaran tersebut membuat rezeki perempuan 53 tahun ini kian lancar. Heny membanderol produknya mulai puluhan ribu sampai jutaan rupiah. Tergantung jenis dan tingkat kerumitan bordir dan lukis (borkis).