Uniknya Domba Garut, dari Genetik Ternak Terbaik hingga Kesenian Adu Ketangkasan
Salah satu jenis hewan ternak Indonesia ini memiliki berbagai keunggulan sekaligus memberikan kontribusi terhadap budaya dan peradaban di Indonesia.
Indonesia telah lama dikenal sebagai negara dengan ribuan kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini sudah ada ribuan kebudayaan yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia.
Indonesia juga mempunyai satwa yang unik, salah satunya hewan ternak yang sudah mengakar menjadi bagian suatu budaya dan tradisi. Seperti yang terjadi di Garut, Jawa Barat dengan hewan ternak ikoniknya yang bernama Domba Garut.
-
Kenapa domba Garut diukir? Jadi kalau pohon kalpataru itu kan menggambarkan hutan ya, itu kenapa di sini terdapat hewan hewan seperti kelinci, domba dan lain-lain.
-
Kapan domba Garut sudah ada? Jika dilihat dari tahun pembuatan Candi Sewu di Prambanan ini, keberadaan domba Garut sudah ada sejak abad ke-7 atau sekitar tahun 600-an.
-
Apa ciri khas Domba Batur? Mengutip situs Indonesia.go.id, salah satu daya tarik Domba Batur adalah morfologinya yang unik. Domba itu punya tubuh berbentuk segi empat dan bulat. Bobotnya juga jauh lebih besar dibandingkan dengan domba lainnya.
-
Domba Garut apa di Candi Prambanan? Salah satu candi di kompleks bangunan bersejarah Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tergambar relief dua ekor domba Garut.
-
Domba Batur berasal dari mana? Domba Batur merupakan domba khas yang berasal dari Kecamatan Batur, Banjarnegara.
-
Apa yang istimewa dari kandang domba? Bagi Mas Defit, membangun kandang domba yang desainnya persis seperti rumah bukan sekedar mewah-mewahan. Ia ingin memastikan agar tak ada sedikitpun bagian domba miliknya yang mengalami luka gores ataupun cacat.'Jeruji kandang kita buat stainless agar kalau makan telinga domba tidak tergores. Sementara dinding kandang dibuat keramik agar memudahkan kita bersih-bersih,' ungkap Mas Defit.
Tidak banyak orang tahu, Domba Garut ini sudah diakui sebagai ras domba ternak terbaik di dunia untuk daerah tropis. Dihimpun dari berbagai sumber, Domba Garut merupakan hasil persilangan dari tiga spesies domba. Maka dari itu hewan ini disebut domba dengan sumber genetik ternak terbaik.
Selain menjadi hewan ternak terbaik, Domba Garut ini juga berperan dalam perkembangan budaya di sana. Bahkan, terdapat kesenian adu ketangkasan domba yang dalam pelaksanaannya masih kental dengan budaya Garut.
Domba yang Istimewa
Dilansir dari berbagai sumber, Domba Garut memiliki ciri khas yang terletak pada bentuk kuping dan ekor domba yang kombinasi antara kuping rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong.
Tingkat kesuburan dari Domba Garut ini juga memiliki tingkat yang paling tinggi di antara spesies lainnya. Pesaing terberatnya hanyalah Domba Barbados Blackbelly yang berasal dari Pulau Barbados Karibia.
Selain fisiknya, daging Domba Garut rupanya turut memiliki kualitas yang istimewa. Faktor utamanya adalah jenis pakan yang diberikan terbilang unik. Mereka bisa mengonsumsi segala macam tumbuhan sehingga daging dan kulitnya begitu khas dan berbeda dari domba lainnya.
Berperan Penting Terhadap Budaya
Dilansir dari bpvpbandungbarat.kemnaker.go.id, Domba Garut ini secara historis memang hewan spesies asli Indonesia. Salah satu bukti konkretnya terletak pada pahatan dua Domba Garut di relief Candi Sewu yang berada di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta.
Relief tersebut menggambarkan Domba Garut ini saling berhadapan di tengah pohon kalpataru. Menurut para ahli, telah terjadi pertukaran barang atau komoditas antara dua kerajaan yaitu Kerajaan Mataram dan Kerajaan Sunda. Domba Garut tersebut digambarkan sebagai salah satu barang terbaik yang dimiliki oleh Kerajaan Sunda.
Domba Garut dalam relief ini nampak ciri-ciri yang serupa yaitu bentuk muka ngabenguk, kuping rumpung, tanduk ngabendo, hingga potongan rambut nyinga. Ciri-ciri tersebut mirip seperti penggambaran Domba Garut yang sesungguhnya.
Adu Tangkas Domba Garut
Di balik keunggulannya sebagai hewan ternak, Domba Garut juga membentuk sebuah tradisi yang masih terus dilakukan oleh masyarakat setempat yaitu Adu Tangkas Domba Garut. Adapun asal-usul dari adu ketangkasan ini yang konon sudah muncul sekitar abad ke-19.
Kala itu, para penggembala Domba Garut biasa memelihara lalu melepasliarkannya. Namun, setiap domba ini memiliki sifat beradu yang tinggi. Bermula dari sifat-sifat inilah, para penggembala mendapatkan ide untuk mengadukan domba peliharaannya dengan domba angonan anak gembala lain.
Ketika pertandingan dilakukan, mereka terlihat bersorak-sorai dan merasa senang jika dombanya berhasil menang. Dari sinilah muncul domba jantan dengan postur tubuh serta ukuran tanduk yang besar. Domba-domba ini kemudian dipisahkan kandangnya dari kawanan domba-domba biasa.
Adu tangkas ini semakin populer ketika periode kepemimpinan Bupati Garut yaitu RAA Soeria Katalegawa pada tahun 1915 sampai 1929. Kemudian diteruskan oleh putranya bernama Kanjeng Dalem RAA Moesa Soria Kartalegawa.