Dibuat Pakai Kayu, Intip Uniknya Masjid Kuno Baitul Arsy di Pandeglang
Menurut penuturan masyarakat setempat, masjid ini memang mempertahankan bentuk awal bangunannya sebagai warisan para pendahulu. Konon juga, usianya kini sudah memasuki 200 tahun dan dibangun oleh ulama kharismatik di masanya bernama Syekh Karan.
Provinsi Banten memiliki banyak masjid kuno yang masih dilestarikan hingga sekarang. Salah satu yang memiliki daya tarik kuat adalah Masjid Jami Baitul Arsy di wilayah Pasirangin, Kabupaten Pandeglang. Uniknya, seluruh konstruksi bangunan dibuat menggunakan kayu yang masih dipertahankan.
Secara tampilan, bentuk bangunan masih berbentuk lawasan. Struktur panggung menjadi gaya paling mencolok dari bangunan tersebut, dan merupakan ciri dari struktur Sunda yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Menurut penuturan masyarakat setempat, masjid ini memang mempertahankan bentuk awal bangunannya sebagai warisan para pendahulu. Konon juga, usia Masjid Jami Baitul Arsy kini sudah memasuki 200 tahun dan dibangun oleh ulama kharismatik di masanya bernama Syekh Karan.
Dipenuhi Tiang-Tiang Kayu
Masjid Kuno Baitul Arsy di Pandeglang ©2023 YouTube DMI Banten TV Channel/ Merdeka.com
Masjid Baitul Arsy memiliki tampilan yang menakjubkan. Di bagian dalamnya memiliki puluhan tiang kayu penyangga atap dan dinding. Walau bukan terbuat dari tembok, kondisinya sangat kokoh dan kuat.
Secara keseluruhan, bangunan panggung masjid cukup besar ini memiliki ukura 12 meter kali 8 meter. Bangunannya menghadap ke arah Gunung Karang, dengan tiga buah pintu utama. Karpet di dalamnya juga terpasang sempurna sehingga membuat jemaah nyaman dalam beribadah.
Untuk bagian kubah juga terbuat dari kayu besar, dan menyesuaikan dengan bentuk bangunan yang melemar. Saat jam-jam salat, masjid ini dipenuhi umat muslim dari berbagai daerah, termasuk untuk menikmati suasananya yang teduh dan kental dengan nuansa sejarah.
Terdapat Bekas Peluru Tentara Belanda
Masjid Kuno Baitul Arsy di Pandeglang ©2023 YouTube DMI Banten TV Channel/ Merdeka.com
Keberadaannya yang sudah lama membuat Masjid Baitul Arsy turut menjadi saksi kekejaman tentara Belanda. Di masa silam, para pejuang setempat memanfaatkan bangunan masjid untuk menyusun strategi perlawanan terhadap para penjajah.
Lama kelamaan aktivitas pejuang dan masyarakat anti kolonial tercium oleh para tentara Belanda. Mereka lantas ditembaki di dalam masjid oleh penjajah. Bahkan, salah satu dindingnya menjadi saksi kejamnya penembakan tersebut usai ditemukan sisa lubang bekas peluru yang diduga milik tentara Belanda.
Secara posisi, bangunan masjid terletak di tengah-tengah pemukiman padat penduduk. Banyak warga sekitar yang menamai rumah ibadah tersebut dengan sebutan Masjid Pasir Angin Baitul Arsy. Ini karena letak administrasi di Dusun Pasirangin.
Dulunya, masjid ini juga menjadi pusat dakwah dan kerap dikunjungi oleh kerabat kerajaan Kasultanan Banten. Bahkan, para wali pun pernah singgah di masjid tersebut.
Terdapat Bedug dan Ketongan Ikonik
Masjid Kuno Baitul Arsy di Pandeglang ©2023 YouTube DMI Banten TV Channel/ Merdeka.com
Saat berjalan ke sisi samping masjid, terdapat sebuah ikon bedug dan kentongan yang diperkirakan berusia mirip-mirip dengan bangunan utama masjid. Ini terlihat dari kondisinya yang mulai usang namun tetap dijaga kondisinya.
Sehari-harinya, bedug masih dibuka oleh anggota DKM di waktu menjelang azan. Bedug dan kentongan menjadi nilai unik lain dari Masjid Baitul Arsy.
Keunikan lain juga tampak dari atapnya yang berbentuk tumpeng dengan tiga susunan struktur. Masjid Baitul Arsy Pasirangin, cocok menjadi salah satu destinasi sejarah dan kebudayaan Islam yang dulu berjaya di Provinsi Banten.