Diduga karena Pelapukan Batuan, Ini 6 Fakta Bencana Longsor di Cimanggung Sumedang
Bencana longsor besar terjadi di kawasan permukiman Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu (9/1). Bencana tersebut terjadi sebanyak dua kali di hari yang sama.
Bencana longsor besar terjadi di kawasan permukiman Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu (9/1). Bencana tersebut terjadi sebanyak dua kali di hari yang sama.
Longsor pertama terjadi pada pukul 16.00 WIB yang kemudian disusul longsor susulan pada pukul 19.30 WIB. Bencana tersebut diduga terjadi akibat tingginya curah hujan di Kabupaten Sumedang serta kondisi tanah yang tidak stabil.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
Bencana Longsor yang terjadi secara tiba-tiba tersebut membuat warga panik. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, saat ini telah ditemukan 13 orang dengan kondisi meninggal dunia, sementara 25 lainnya selamat. Disinyalir hingga kini masih banyak korban yang masih tertimbun.
Berikut 6 fakta terkait bencana longsor yang terjadi di Cimanggung, Kabupaten Sumedang pada Sabtu (9/1) lalu.
Ada Korban dari TNI dan Anggota BPBD Sumedang
©2021 lipuatn6/editorial Merdeka.com
Dalam kejadian tersebut, Komandan Rayon Militer Cimanggu Kapten Inf Setio Pribadi serta Yedi, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang turut menjadi korban meninggal. Keduanya tertimbun longsor kedua saat tengah mencari korban hilang di tengah timbunan tanah.
Sebelumnya, hingga Minggu (10/1) pagi, tim SAR gabungan bersama BPBD Sumedang mencatat sebanyak 11 orang yang ditemukan tewas akibat tertimbun longsor.
“Mereka meninggal dunia karena tertimbun tanah ketika ada longsor susulan saat Sabtu malam, sekitar pukul 19.30 WIB,” ujar Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah dalam keterangannya.
Daerah Rawan Longsor
Bencana tanah longsor ini telah mendapat respons dari Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil. Ia menyebut jika wilayah tersebut merupakan daerah rawan longsor karena berada di area tebing tanah yang rawan saat terkena hujan.
"Tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan (untuk permukiman). Nah ini salah satu contoh terhadap lahan yang rawan untuk ditinggali," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil tersebut saat meninjau daerah longsor di Sumedang, Minggu (10/1).
Ia pun meminta pengembang dan masyarakat agar memperhatikan potensi bencana seperti longsor saat membangun kawasan hunian agar tak terjadi peristiwa serupa.
"Tidak sesederhana boleh atau tidak boleh, tapi kita sebagai masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama, karena tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan," katanya.
Rencananya pihak kepolisian dari Polda Jawa Barat juga akan turut mendalami izin pendirian perumahan di kawasan tersebut mengingat perumahan yang terkena longsor di Cimanggung merupakan lahan dengan kontur yang miring.
Disebabkan Pelapukan Batuan
©2021 Longsor Cimanggung Sumedang/editorial Merdeka.com
Senada dengan Ridwan Kamil, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengungkapkan jika kawasan tersebut merupakan dataran tinggi yang rawan bencana longsor akibat pelapukan batuan.
Pelapukan itu membuat lolosnya air hujan yang diterima tanah, sehingga lapisan pelapukan bebatuan breksi dan tufa menjadi bidang yang tergelincir dan menimbulkan runtuhan tanah.
"Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu gerakan tanah, kemudian area longsor merupakan tebing lahan terbuka tanpa adanya vegetasi akar yang kuat. Ditambah saluran drainase yang kurang baik menjadi salah satu faktor longsor menimpa permukiman di kawasan tersebut," kata Kasbani.
27 Orang Masih Hilang
Sampai dengan Minggu (10/1) malam, Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah menyebut pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap 27 korban yang saat ini masih hilang.
Dalam proses pencarian ini, Tim SAR Gabungan menggunakan alat penunjang seperti alkon, alat ekstrikasi, serta eskavator untuk mengangkut material tanah yang menimbun wilayah tersebut.
Sebelumnya mereka sempat menghentikan pencarian pada Minggu siang, sekitar pukul 14.00 WIB karena terjadi hujan yang cukup deras.
"Total dalam pencarian total 27 orang dengan rincian 6 sesuai data awal dan penambahan 21 sesuai dengan laporan masyarakat ke posko. Data berdasarkan info dari incident commander dan Puskesmas Sawah Dadap. Saya meminta kepada warga yang merasa masih kehilangan anggota keluarganya untuk melapor," ujar Deden.
Berpotensi Terjadi Longsor Susulan
©2021 bandung.basarnas.go.id/editorial Merdeka.com
Pihak PVMBG pun meminta seluruh elemen masyarakat di kawasan itu agar mewaspadai munculnya potensi longsor susulan. Potensi tersebut disebabkan material longsoran yang masih berada di lokasi.
Selanjutnya, lokasi tersebut secara alamiah merupakan jalur perpindahan air, sehingga pergerakan tanah dikhawatirkan terus terjadi mengingat hujan akan terus mengguyur hingga bulan Mei mendatang.
"Artinya semua aktivitas perlu dievakuasi, memperhatikan hujan, dan ini jalur air, ini bisa kebawa ke bawah (tanah longsoran), ini juga bisa terjadi di wilayah lain yang memiliki pola kemiringan tanah yang sama, apalagi dengan kontur seperti itu " kata Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Kementerian ESDM Agus Budianto.
150 Warga Telah Direlokasi
Sementara itu, 150 warga untuk sementara telah mengungsi ke Gedung SMAN 1 Cimanggung. Bantuan sebesar Rp1.053.703.150 telah dikucurkan oleh Kementerian Sosial untuk membantu masyarakat terdampak longsor Cimanggung.
Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Prof Syahabuddin saat meninjau lokasi menyatakan jika bantuan yang disalurkan akan berupa logistik tanggap darurat senilai Rp888.671.350.
Bantuan tersebut juga meliputi 10 tenda serbaguna untuk keluarga, 150 velbed, 1.200 matras, 600 kasur, dan 1.000 selimut.
“Kementerian memberikan bantuan beras 3.000 kg senilai Rp31.800.000 dan dana Rp165.000.000 untuk santunan bagi 11 ahli waris korban bencana yang meninggal dunia. Selain itu ada juga dapur umum yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” terang Syahabuddin.