18 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin dan Longsor, Pemkab Agam Tetapkan Status Tanggap Darurat
Sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Agam terdampak bencana, mulai dari longsor dan banjir lahar dingin.
Kebijakan status tanggap darurat bencana ini diberlakukan selama 14 hari ke depan, terhitung hingga 26 Mei 2024 mendatang.
18 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin dan Longsor, Pemkab Agam Tetapkan Status Tanggap Darurat
Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), menetapkan status tanggap darurat bencana. Kebijakan ini diberlakukan selama 14 hari ke depan, terhitung hingga 26 Mei 2024 mendatang.
"Mulai hari ini, Minggu, (12/5) ditetapkan status tangap darurat bencana di Kabupaten Agam hingga 14 hari ke depan," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Agam Edi Busti
diwawancarai merdeka.com.
Dia mengatakan, sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Agam terdampak bencana, mulai dari longsor dan banjir lahar dingin.
"Paling parah terjadi di 3 kecamatan, yakni Canduang, Sunggai Pua dan IV Koto," tuturnya.
Dia melanjutkan, terkait rumah dan warga yang terdampak, pihaknya masih menunggu data dari semua petugas di lapangan.
"Untuk data rumah yang terdampak, jembatan yang putus kami masih menunggu data dari tim di lapangan," sebutnya.
Kata Edi, data sementara sejauh ini ada 18 warga di Kabupaten Agam yang meninggal dunia akibat bencana banjir lahar dingin dan longsor yang terjadi pada Sabtu, (11/5) malam.
"Data sementara ada 18 orang yang meninggal dari Kecamatan Canduang dan Sunggai Pua," tuturnya.
74 Warga Mengungsi
Puluhan warga yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi di Kenagarian Bukik Batabuah Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat bertahan di posko pengungsian yang dipusatkan di sebuah sekolah di daerah tersebut.
Data yang dihimpun di posko pengungsian tersbut terlihat 74 orang mengungsi. Banjir dipicu akibat tingginya curah hujan di lokasi tersebut yang terjadi pada Sabtu, (12/5) malam.
Salah seorang warga Liza Aulia mengatakan, dia bersama keluarganya mengungsi sejak pukul 22.00 WIB.
"Rumah kami sudah tidak bisa ditempati. Kami di sini ada 4 orang," tuturnya di lokasi, Minggu, (12/5).
Dia mengatakan, banjir lahar dingin kali ini merupakan banjir yang kedua kalinya menerjang rumah yang ditempatinya.
"Ini yang kedua kalinya, yang pertama ketika bulan puasa, itu juga parah. Alhamdulillah di keluarga kami tidak ada korban jiwa," tuturnya.