Dikenal sebagai Amazonnya Indramayu, Begini Serunya Mengarungi Sungai Kedung Cowet Pakai Perahu
Lokasi ini begitu teduh, dengan lebatnya hutan mangrove yang dibudidayakan untuk keseimbangan ekosistem juga untuk kepentingan penelitian.
Wisata ini dijuluki Amazonnya Indramayu.
Dikenal sebagai Amazonnya Indramayu, Begini Serunya Mengarungi Sungai Kedung Cowet Pakai Perahu
Kabupaten Indramayu, memiliki destinasi sungai bernama Kedung Cowet. Pengunjung akan dibuat terpukau oleh pemandangannya yang dikelilingi tanaman bakau. Panjangnya sungai tersebut membuat warga menjulukinya sebagai Amazonnya Indramayu.
-
Di mana contoh tempat wisata hutan mangrove di Jakarta? Di Indonesia, ada banyak hutan mangrove yang saat ini dijadikan tempat wisata alam. Salah satunya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
-
Kapan Ekowisata Bale Mangrove diresmikan? “Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
-
Mengapa Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk menjadi pilihan menarik bagi wisatawan? Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk, yang terletak di Jakarta Utara, merupakan salah satu destinasi wisata menarik di Jakarta. Hutan ini menawarkan pemandangan rawa-rawa yang luas yang mempesona pengunjungnya. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan di hutan ini adalah menyewa kapal untuk menikmati suasana tenang dan udara segar.
-
Dimana lokasi hutan mangga di Indramayu? Berada di Desa Mangunjaya Mengutip YouTube Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Selasa (21/11), hutan mangga tersebut berada di Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan.
-
Apa yang unik tentang hutan mangga di Indramayu? Ada berbagai hal unik yang bisa ditemui di hutan mangga Indramayu, salah satunya pohon mangga purba raksasa.
-
Di mana lokasi menyelam yang menawarkan pemandangan bawah laut indah di Indramayu? Tempat itu berada di tengah-tengah antara pulau Gosong dan pulau Biawak.
Cuci mata di tengah hutan mangrove
Mengutip YouTube Diskominfo Indramayu, Kedung Cowet sebenarnya merupakan sungai yang di sepanjang dasnya ditumbuhi berbagai jenis pohon mangrove.
Lokasi ini begitu teduh, dengan lebatnya hutan mangrove yang dibudidayakan untuk keseimbangan ekosistem juga untuk kepentingan penelitian.
Lokasi persisnya berada di Desa Cemara Wetan, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu.
Banyak tambak ikan
Pengunjung bisa menyusuri sungai bersama warga setempat untuk menikmati keindahan destinasi alam tersebut.
Dari atas perahu, pengunjung bisa menyaksikan banyaknya tambak-tambak ikan, udang, kepiting dan yang lainnya oleh para nelayan setempat.
Karena lokasinya masih asri, jika beruntung di sekitar sungai akan dijumpai hewan-hewan unik seperti biawak, kepiting bakau, burung-burung khas pesisir dan yang lainnya.
Cocok bagi pehobi mincing
Mengutip laman perhutani.co.id, di sepanjang aliran sungai Amazon van Indramayu tersebut akan banyak ditemui orang-orang yang hobi memancing.
Mereka datang dari kota-kota sekitar, seperti Cirebon, Subang bahkan sampai Sumedang.
Tak hanya datang satu waktu, para pemancing juga biasanya akan menginap di sana sembari mencari hasil buruan ikannya di sungai tersebut.
Asal-usul penamaan Kedung Cowet
Disampaikan Camat Cantigi, Winaryo, terdapat sejumlah versi terkait asal-usul nama Kedung Cowet. Pertama, kedung cowet berasal dari bahasa lokal “kedung” yang artinya aliran sungai yang dalam.
Ini karena daerah tersebut merupakan daerah pertemuan dari tiga sungai besar yang ada di Indramayu sehingga volume airnya tinggi.
“Kedung Cowet itu adalah wilayah pertemuan tiga simpang sungai yang terpusat di sini. Kemudian disebut kedung karena daerah sini itu paling dalam,” katanya.
- Cerita Kelompok Tani Tunas Tanjung Harapan Lestarikan Mangrove di Deli Serdang
- PNM Tanam 22 Ribu Mangrove untuk Tekan Polusi
- FOTO: Serunya Ekowisata Mangrove di Pantai Indah Kapuk, Pengunjung Bisa Memancing, Menanam Pohon hingga Berinteraksi dengan Hewan Endemik
- Melestarikan Hutan Mangrove di Pesisir Jakarta
Berawal dari pertempuran dua perajurit kerajaan
Versi lain, asal-usul penamaan Kedung Cowet berasal dari pertarungan dua perajurit kerajaan yang cukup digdaya.
Dari pertarungan keduanya, kemudian terciptalah sebuah kubangan yang cukup besar dan bentuknya mirip tempat untuk mengulek bumbu (cowet dalam bahasa Indramayu).
Ini juga menguatkan mitos yang berkembang di mana orang-orang yang memancing di sana harus melempang beberapa potong singkong bakar agar hasil tangkapannya belimpah.
Melindungi daerah Desa Cemara Wetan dan sekitarnya dari abrasi
Selain memiliki fungsi wisata, lokasi hutan mangrove di sana juga berperan untuk melindungi pesisir Desa Cemara Wetan.
Di banyak tempat yang dekat dengan laut banyak terjadi abrasi, sehingga dibutuhkan banyak pohon mangrove agar tanahnya tertahan. Namun di sana menjadi daerah yang aman dari bencana tersebut.
“Ada hal menarik, jadi di seluruh wilayah Indramayu itu ada abrasi. Nah khusus di Kecamatan Cantigi dan Desa Cemara Wetan ini tidak ada abrasi. Malah banyak daratan yang muncul karena vegetasi mangrovenya bagus,” tambahnya.