Sosok di Balik Keberhasilan Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Ternyata Orang Kepercayaan Soekarno
Sosoknya dikenal serba bisa. Bahkan Ia sempat mengepel lantai Gedung Merdeka saat hujan menggunakan bajunya agar KAA bisa berjalan lancar.
Sosoknya dikenal serba bisa. Bahkan Ia sempat mengepel lantai Gedung Merdeka saat hujan menggunakan bajunya agar KAA bisa berjalan lancar.
Sosok di Balik Keberhasilan Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Ternyata Orang Kepercayaan Soekarno
Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada 18 sampai 24 April 1955 menghasilkan 10 kesepakatan yang tertuang dalam Dasasila Bandung. Acuan ini yang kemudian menjadi pedoman untuk membantu negara-negara di dunia agar terbebas dari kolonialisasi.
Kongres ini menjadi sorotan dunia karena ramahnya Bandung dan Indonesia dalam menerima delegasi dari sejumlah negara. Mereka disambut dengan jamuan budaya, hingga kuliner tradisional sebagai identitas Indonesia yang baru 10 tahun merdeka.
-
Siapa yang memimpin saat persiapan Pemilu 1955? Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo.
-
Siapa yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada tahun 1955? Pada tahun 1955, Presiden Soekarno mengangkat Jenderal Mayor Bambang Utoyo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-4.
-
Kapan Pemilu 1955 diselenggarakan? Pemilu tersebut dilaksanakan pada 29 September 1955 dengan sistem pemilihan anggota DPR menggunakan metode representasi proporsional.
-
Kapan Pemilu 1955 dilaksanakan? Pemilu 1955 adalah pemilihan umum pertama yang dilaksanakan di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Pelaksanaan Pemilu dilakukan pada tanggal 29 September 1955 dengan menggunakan sistem pemilihan proporsional. Hasil dari Pemilu ini menunjukkan kemenangan bagi partai nasionalis, seperti PNI dan Masyumi, sementara PKI juga berhasil meraih suara yang signifikan.
Di balik lancarnya KAA, ada sosok yang memegang peranan penting dalam acara yang dihadiri delegasi dari Afghanistan, Saudi Arabia, Burma (Myanmar), Ceylon (Sri Lanka), Republik Rakyat China (Tiongkok), Ethiopia dan India itu.
Saking berpengaruhnya, sosok ini sangat diandalkan oleh Soekarno, sebagai pimpinan tertinggi acara KAA 1955. Siapakah dia? Berikut informasi selengkapnya.
Roeslan Abdulgani Kunci Keberhasilan KAA
Mengutip laman resmi Pemkot Bandung, sosok yang memegang peranan pening dalam lancarnya KAA adalah Roeslan Abdulgani.
Foto: Roeslan Abdulgani/ bandung.go.id
Ia merupakan diplomat kelahiran Surabaya, 24 November 1914.
Cak Roes, (begitu namanya disapa) semangat nasionalisme sudah ditanamkan oleh sang ayah sejak kecil. Ia juga memiliki cita-cita untuk turut menyukseskan berbagai acara yang menyangkut pembebasan negara dari belenggu kolonialisme.
Dalam gelaran internasional pertama di Indonesia itu, Cak Roes diamanahkan untuk mengemban tugas sebagai Sekretaris Jenderal Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955.
Siapkan Logistik sampai Berdiplomasi dengan Negara-negara Peserta
Dalam KAA, Cak Roes mendapat sejumlah tugas mulai dari persiapan logistik, akomodasi, transportasi, hingga keamanan. Ia juga bertanggung jawab atas penyusunan agenda, pemilihan delegasi, dan koordinasi dengan negara-negara peserta.
Kemampuannya dalam mengelola konferensi berskala besar ini didukung oleh pengalamannya sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Penerangan. Saat masih menjabat, dirinya sukses menyelenggarakan acara penting seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika dan Kongres Pemuda Asia Afrika.
Kecakapan Cak Roes dalam mengemban tugas berat ini juga telah terlatih saat ia masih muda di Surabaya. Dirinya pernah terjun langsung untuk berdialog dengan para penjajah, sehingga kemampuan komunikasinya dinilai baik.
- Kenapa Sukarno Memilih Soeharto?
- Buka IAPF di Bali, Puan Sebut RI-Afrika Punya Sejarah Panjang Sejak KAA di Era Presiden Sukarno
- Sosok KRT Wongsonegoro, Gubernur Pertama Jateng Setelah Kemerdekaan yang Pernah Ditunjuk sebagai Menteri Era Soekarno
- Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Bernegosiasi dengan Para Delegasi
Selain mengelola konferensi, ada peran penting lain yang diembannya, yakni mengadakan berbagai pertemuan bilateral dengan delegasi.
Foto: delegasi KAA/Wikipedia
Ia menjadi jembatan saat terjadi perbedaan pendapat, dan mencarikan solusi terbaik untuk mengatasinya.
Sosoknya telah dikenal sebagai diplomat yang handal dalam negosiasi dan membangun konsensus. Pemahamannya juga kuat serta luas, sehingga berbagai ide bisa disatukan dan diterima oleh semua delegasi.
Peran Roeslan Abdulgani dalam KAA diakui tidak hanya oleh Indonesia tetapi juga oleh komunitas internasional. Ia dianggap sebagai salah satu diplomat ulung yang berkontribusi besar dalam kesuksesan KAA.
Mampu Merumuskan Dasasila Bandung
Seperti yang diketahui, KAA menghasilkan gagasan hebat berupa Dasasila Bandung dengan 10 poin sebagai hak kemerdekaan sebuah negara.
Menariknya, Dasasila Bandung ini menjadi kontribusi terbesarnya dalam perhelatan KAA setelah dirumuskan secara seksama melalui intisari dari ragam ide yang berbeda.
Dalam penyusunan ini, Cak Roes bekerja sama dengan Mohammad Hatta dan para diplomat lainnya untuk menyusun sepuluh prinsip dasar hubungan antar bangsa yang menjadi hasil utama KAA.
Isi Dasasila Bandung yang Dirumuskan Roeslan Abdul Gani
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB.
6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBBcc.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional.
Menangani Gedung Merdeka yang Bocor
Mengutip sahabatmuseumkaa.com, selain menangani relasi dan diplomasi, Cak Roes pernah menghadapi situasi tak terduga terkait teknis.
Ia kewalahan saat mendapati Gedung Merdeka bocor ketika hujan deras mengguyur Bandung.
Meskipun panitia telah menyiapkan pawang hujan dan ritual, hujan tetap turun deras. Dengan cepat, panitia menutup gedung agar kebocoran tidak diketahui oleh delegasi negara lain dan para jurnalis.
Karena mendesak, Cak Roes bahkan rela melepas pakaiannya untuk mengepel lantai Gedung Merdeka bersama beberapa tokoh lainnya hingga acara bergengsi itu bisa terlaksana dengan baik.
Karir Cemerlang Roeslan Abdul Gani
Setelah KAA, Cak Roes terus berkiprah di dunia diplomasi. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, Duta Besar Indonesia untuk PBB, dan Ketua Delegasi Indonesia dalam berbagai konferensi internasional.
Kemudian, dirinya juga aktif menulis buku dan artikel tentang diplomasi dan hubungan internasional. Karyanya telah menjadi referensi penting bagi diplomat dan akademisi di seluruh dunia seperti "The Bandung Connection", "Indonesia Menatap Masa Depan", "Pancasila: Perjalanan sebuah Ideologi" hingga "Problem Nasionalisme, Regionalisme, dan Keamanan,".
Terakhir, Cak Roes juga sering menjadi pemateri di berbagai lembaga untuk menjelaskan nilai-nilai Dasasila Bandung, yang merupakan prinsip utama dalam Konferensi Asia-Afrika.
Foto: sahabatmuseumkaa.com