Fungsi Punden Berundak Sebagai Tempat Pemujaan Roh, Berikut Penjelasannya
Di antara bangunan-bangunan peninggalan tradisi megalitik yang telah disebutkan tersebut, bangunan berundak menunjukkan bentuk yang paling kompleks, memiliki ukuran yang relatif besar dan bersifat monumental jika dibandingkan peninggalan tradisi megalitik lainnya.
Punden berundak merupakan salah satu peninggalan zaman megalitikum yang identik terbuat dari batu-batu besar. Budaya megalitik merupakan salah satu corak budaya prasejarah yang berkembang di Indonesia.
Awal perkembangan megalitik diperkirakan muncul pada waktu meluasnya tradisi bercocok tanam pada sekitar tahun 6000 SM. Peninggalan kebudayaan megalitik tersebar di berbagai daerah mulai dari Sumatera hingga Pulau Jawa.
-
Di mana Jumhari tinggal? Selama ini kakek berusia 84 tahun tersebut tinggal seorang diri di rumahnya di Dusun Sawahan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.
-
Apa yang terjadi pada Waduk Jatiluhur saat ini? Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter. Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air.Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
-
Kapan Hari Jomblo dirayakan? Tanggal 11 November setiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Jomblo sedunia atau Single's Day.
-
Apa yang terjadi di jalan Tol Jakarta - Cikampek pada Senin siang? Banyak pemudik yang melanggar batas jalur contraflow saat melintas di jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) atau selepas Exit Tol Cikampek Utama mengarah ke Jakarta di KM 70 sampai KM 65, pada Senin (15/4) siang.
-
Kapan bulan Rajab tahun 1444 Hijriah berlangsung? Bulan Rajab 1444 Hijriah dimulai pada 13 Januari 2024 hingga 10 Februari 2024.
Secara garis besar fungsi bangunan dan peninggalan megalitik dapat dibagi ke dalam dua hal, yaitu sebagai penguburan dan pemujaan. Beberapa bangunan yang memiliki ciri fungsi penguburan misalnya dolmen, peti kubur batu, balik batu, sarkofagus, kalamba atau bejana batu, waruga, batu kandang dan batu temu gelang.
Sementara itu, bangunan lain yang memiliki ciri fungsi sebagai pemujaan terhadap nenek moyang adalah punden berundak, arca megalitik, menhir, patung nenek moyang, batu saji, batu lumpang, lesung batu, batu dakon dan lain sebagainya.
Di antara bangunan-bangunan peninggalan tradisi megalitik yang telah disebutkan tersebut, bangunan berundak menunjukkan bentuk yang paling kompleks, memiliki ukuran yang relatif besar dan bersifat monumental jika dibandingkan peninggalan tradisi megalitik lainnya.
Berikut ini informasi lengkap mengenai fungsi punden berundak sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang, lengkap dengan penjelasannya yang telah dirangkum merdeka.com melalui lib.ui.ac.id pada Kamis, (18/2/2021).
Mengenal Punden Berundak dan Fungsinya
Punden berundak merupakan suatu bangunan yang terbuat dari batu-batu besar berbentuk struktur yang berundak-undak. Bangunan ini berupa bangunan terbuka berstruktur tingkat yang tidak memiliki ruang dan tidak memiliki atap.
Keseluruhan bangunan berundak terdiri atas satuan-satuan batu yang disusun atau di atas susunan lainnya mirip susunan anak tangga dan pada umumnya semakin tinggi tingkatannya semakin ke belakang letaknya.
Jenis struktur lainnya yang biasa ditemukan bersama dengan bangunan punden berundak adalah jalanan batu, dinding batu, anak tangga, yang kesemuanya biasa ditemukan dalam satu kesatuan. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat upacara dalam hubungan dengan pemujaan arwah leluhur.
Persebaran Punden Berundak di Indonesia
Punden berundak tersebar di 12 wilayah yang meliputi kawasan barat (Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung), kawasan utara (Sulawesi Selatan), kawasan selatan (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), dan kawasan timur (Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur).
Di Jawa Barat punden berundak bisa ditemukan di Kabupaten Sukabumi (Pangguyangan dan Gunung Padang), Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Rangkasbitung, Kabupaten Kuningan hingga daerah Banten Selatan.