Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut
Saat musim kemarau seperti saat ini Waduk Jatiluhur surut hingga 10 meter.
Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter.
Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut
Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air.
Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
Seperti terpantau baru-baru ini kondisi air di Waduk Jatiluhur berkurang drastis. Bahkan beberapa area terlihat bagian dasarnya yang juga tampak kering.
Padahal Waduk Jatiluhur menjadi lokasi penampung air untuk membantu suplai pertanian, dan kebutuhan konsumsi masyarakat.
-
Kenapa Waduk Gajah Mungkur mengering? Fenomena El Nino pada tahun 2023 membuat Waduk Gajah Mungkur mengering.
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Kenapa Waduk Jatigede surut? Namun di musim kemarau ini sejak Juni lalu, bangunan-bangunan rumah, puskesmas sampai sekolah kembali muncul di permukaan.
Surut hingga 10 meter.
Menurut informasi di kanal Liputan6, surutnya Waduk Jatiluhur sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir.
Volume berkurangnya air saat musim kemarau tahun ini bahkan terbilang cukup ekstrem, yakni hingga 10 meter.
Surutnya Waduk Jatiluhur membuat bagian dasar terlihat di beberapa titik, dan sudah tidak ada airnya.
Untuk irigasi sawah di Subang, Karawang, Bekasi dan Indramayu
Waduk Jatiluhur memiliki manfaat yang besar, terutama bagi kebutuhan air untuk irigasi sawah di empat kabupaten yakni Subang, Karawang, Bekasi dan sebagian Indramayu.
Menyusutnya air di Waduk Jatiluhur akan berpotensi mengganggu pasokan pengairan di daerah yang dilalui.
Selain untuk pertanian, air dari Jatiluhur juga digunakan untuk kebutuhan suplay air minum masyarakat.
Masih dapat difungsikan sampai akhir tahun.
Kendati demikian surutnya Waduk Jatiluhur diperkirakan tidak akan mengganggu pasokan air. Hal ini dikonfirmasi oleh Direktur Operasi dan Pemeliharaan Perum Jasa Tirta II, Anton Mardiono.
“Artinya Jatiluhur masih mengalami surplus air hingga akhir tahun mendatang atau di bulan Desember kurang lebih 1,1 miliar meter kubik,” katanya.
Akhir tahun harus hujan.
Namun Anton memberikan catatan bahwa kebutuhan air tersebut bisa terpenuhi sampai akhir tahun, jika November dan Desember sudah masuk musim hujan.
“Namun ini juga dengan catatan, di bulan November dan Desember sudah mulai ada hujan,” tambahnya.
Adapun Waduk Jatiluhur sendiri memiliki kapasitas total hingga 2.448.000.000 m³, dengan fungsi lainnya sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Bendungan yang diklaim terbesar se-Indonesia ini sebelumnya dibangun pada 1957 dan selesai 10 tahun kemudian.