Gejala Kanker Tenggorokan dan Penyebabnya yang Perlu Diwaspadai
Kanker tenggorokan terjadi ketika sel tumbuh secara tidak terkendali di bagian tenggorokan. Kanker tenggorokan ini dapat mempengaruhi laring (kotak suara) dan bagian atas atau bawah faring (tenggorokan).
Kanker adalah sekelompok penyakit di mana sel-sel abnormal berkembang biak dan membelah secara tak terkendali di dalam tubuh. Sel-sel ini membentuk pertumbuhan ganas yang disebut tumor. Kondisi ini dapat menyerang di banyak tempat pada tubuh.
Dan ketika orang berbicara tentang kanker tenggorokan, yang sering mereka maksud adalah kanker yang ada di kerongkongan, tenggorokan, atau kelenjar tiroid.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
Kanker tenggorokan terjadi ketika sel tumbuh secara tidak terkendali di bagian tenggorokan. Kanker tenggorokan ini dapat mempengaruhi laring (kotak suara) dan bagian atas atau bawah faring (tenggorokan). Saat kanker menyebar, ia dapat tumbuh ke jaringan terdekat. Namun, nama kankernya tetap diambil dari tempat pertama munculnya.
Institut Kanker Nasional (NCI) mengklasifikasikan kanker tenggorokan sebagai kanker kepala dan leher. Kanker ini berbagi beberapa fitur dengan kanker oropharyngeal dan kanker mulut, dan dapat mempengaruhi orang dewasa dan anak-anak.
Menurut NCI, kanker di tenggorokan atau mulut menyebabkan 1,8% dari semua kematian akibat kanker, sehingga jarang terjadi. Dalam perkiraan terbarunya, American Cancer Society (ACS) memproyeksikan sekitar 12.620 kasus baru kanker tenggorokan pada tahun 2021 dan sekitar 3.770 kematian akibat penyakit tersebut.
Pada orang dewasa, paparan tembakau dan human papillomavirus (HPV) dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tenggorokan.
Gejala Kanker Tenggorokan
Tanda dan gejala kanker tenggorokan yang umum terjadi antara lain:
- Nyeri atau sakit saat menelan: Gejala kanker tenggorokan ini mungkin merupakan tanda awal dari kanker tenggorokan. Anda mungkin merasakan sakit atau nyeri saat menelan makanan atau minum air.
- Rasa tidak nyaman atau sakit saat berbicara: Gejala kanker tenggorokan dapat mempengaruhi bagian dalam tenggorokan, sehingga Anda mungkin merasakan sakit atau tidak nyaman saat berbicara.
- Suara serak atau memburuk: Gejala kanker tenggorokan yang mempengaruhi bagian dalam tenggorokan juga dapat membuat suara Anda mungkin terdengar serak atau memburuk.
- Pembengkakan pada leher atau daerah tenggorokan: Pembengkakan pada leher atau daerah tenggorokan adalah gejala kanker tenggorokan yang mungkin terjadi pada kanker di bagian ini.
- Benjolan pada leher atau daerah tenggorokan: Anda mungkin menemukan benjolan pada leher atau daerah tenggorokan, yang merupakan gejala kanker tenggorokan.
- Kehilangan berat badan tanpa alasan: Kanker tenggorokan dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, sehingga Anda mungkin mengalami penurunan berat badan tanpa alasan.
- Batuk yang berkepanjangan dan darah dalam batuk: Batuk yang berkepanjangan dan darah dalam batuk adalah gejala kanker tenggorokan yang dapat terjadi pada penderitanya.
- Kelelahan dan lelah yang berlebihan: Gejala kanker tenggorokan dapat menyebabkan kelelahan dan lelah yang berlebihan karena sistem kekebalan tubuh bekerja keras untuk melawan kanker.
Perlu diingat bahwa gejala ini juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti infeksi tenggorokan atau laringitis. Oleh karena itu, penting untuk mencari bantuan medis untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, MRI, CT scan, biopsi, atau prosedur lain untuk menentukan diagnosis yang tepat dan memulai pengobatan yang sesuai.
Faktor Risiko dan Penyebab Kanker Tenggorokan
Faktor risiko kanker tenggorokan tergantung pada jenisnya, namun berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker orofaring dan laring:
- merokok
- konsumsi alkohol yang tinggi
- diet rendah buah dan sayuran
- paparan asbes, dalam kasus kanker laring
- mengunyah sirih dan gutka, dalam kasus kanker orofaringeal
- berat badan yang tinggi
- orang yang berusia tua, karena kanker ini kebanyakan terjadi setelah usia 50 tahun
- mengalami anemia Fanconi atau dyskeratosis congenita, yang merupakan sindrom genetik bawaan
- memiliki beberapa jenis human papillomavirus (HPV)
- kebiasaan kebersihan mulut mungkin memainkan peran
Orang yang merokok dan minum alkohol lebih mungkin mengembangkan kanker orofaring daripada mereka yang tidak, dan mereka jauh lebih mungkin mengembangkan kanker laring, menurut American Cancer Society (ACS).
HPV oral adalah virus menular seksual yang menyerang sekitar 10 persen pria dan 3,6 persen wanita, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Dan laki-laki lebih mungkin terkena kanker orofaringeal atau laring daripada perempuan.
Pencegahan Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan tidak selalu bisa dicegah, tetapi Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risikonya, dengan:
- menghindari atau berhenti merokok dan penggunaan tembakau
- menghindari alkohol
- konsumsi makanan kaya nutrisi yang mencakup buah dan sayuran segar dan batasi asupan lemak tambahan, gula, dan makanan olahan
- melakukan aktivitas fisik secara teratur
- tanyakan kepada dokter tentang vaksin HPV untuk membantu mengurangi risiko tertular infeksi HPV oral
Menurut NCI, penggunaan alkohol dan merokok bergabung membentuk faktor risiko terbesar untuk mengembangkan kanker ini.
Oleh karena itu, dengan menghindari alkohol dan merokok menjadi dua cara utama untuk membantu mencegah kanker kepala dan leher.