Hikmah di Bulan Ramadhan dan Dalilnya, Momen Pengubah Hidup Jadi Lebih Baik
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Bulan ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk beribadah, dan juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk mencari pengampunan dan rahmat Allah SWT.
Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam. Setiap muslim yang telah balig dan mampu diwajibkan untuk berpuasa di siang hari hingga waktu terbenamnya matahari.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Bulan ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk beribadah, dan juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk mencari pengampunan dan rahmat Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan puisi menyambut Ramadan? Puisi menjadi sarana yang indah untuk mengekspresikan kegembiraan, kerinduan, dan antusiasme menyambut bulan Ramadan. Kata-kata yang dipilih dengan penuh perhatian dapat menciptakan atmosfer yang khusyuk dan mendalam, membangkitkan semangat beribadah dan merenungkan makna spiritualitas.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Kapan bazar Ramadan di Jati Padang diadakan? Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap bulan suci Ramadan dengan tujuan saling berbagi di antara warga yang mampu kepada warga tidak mampu.
-
Di mana Iqbaal Ramadhan lahir? Iqbaal Ramadhan memiliki nama lengkap Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Ia lahir pada 28 Desember 1999 di Surabaya.
-
Kenapa Risol Ceu Empit disebut Risol Ramadan? Ini bukan tanpa alasan, mengingat Ceu Empit hanya berjualan saat bulan Ramadan saja.
Keistimewaan Ramadhan memang begitu besar. Pada bulan ini Al Quran, yang menjadi kitab bagi umat Islam dan pedoman hidup, diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan apa saja hikmah di bulan Ramadhan sebagaimana yang dilansir dari rumaysho.com.
Menggapai Derajat Takwa
Hikmah di bulan Ramadhan yang pertama adalah kita dapat menggapai derajat takwa. Allah Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa hikmah di bulan Ramadhan berasal dari puasa wajib yang dilaksanakan. Dengan puasa, seorang hamba dapat mencapai derajat takwa, dikarenakan saat berpuasa, seseorang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah bentuk takwa dalam puasa.
Ya, orang yang berpuasa diharuskan untuk meninggalkan apapun yang dilarang oleh Allah yaitu makan, minum, berjima’ dengan istri dan sebagainya. Selain itu, dalam bulan Ramadhan, banyak kaum muslimin bersemangat dan antusias dalam melakukan amalan-amalan ketaatan. Di mana, ketaatan itu sendiri merupakan jalan untuk menggapai takwa.
Belajar Meninggalkan Syahwat dan Kesenangan Dunia
Hikmah di bulan Ramadhan yang kedua yaitu dapat menjadi waktu untuk belajar meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia.
Dalam menjalankan ibadah puasa, setiap muslim diperintahkan untuk menghindari berbagai syahwat, makanan, dan minuman. Mereka melakukan itu semua hanya karena Allah SWT. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman,
“Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku”. (HR. Muslim).
Dengan meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia, maka kita juga mendapat hikmah lainnya seperti jiwa yang lebih terkontrol. Karena terkadang, kenikmatan dunia dapat membuat seseorang jadi lupa diri dan lalai.
Menghindari syahwat juga menjadikan kita sebagai manusia yang senantiasa semakin dekat dengan Allah dan disibukkan dengan mengingat Allah SWT.
Waktu Dikabulkannya Doa
Hikmah di bulan Ramadhan yang ketiga yakni menjadi salah satu waktu dikabulkannya doa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizolimi”. (HR. Tirmidzi).
An Nawawi rahimahullah mengatakan pula, “Disunahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.”
Ada Malam yang Penuh Kemuliaan
Hikmah di bulan Ramadhan yang keempat adalah karena di dalamnya ada malam yang penuh dengan kemuliaan. Di bulan Ramadhan, kita juga akan menemukan suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam yang dimaksud tidak lain adalah malam Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Pada malam ini jugalah saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.
Allah Ta'ala berfirman,
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam itu mulia? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).
Menjadi Momen untuk Berubah Lebih Baik
Hikmah di bulan Ramadhan yang terakhir yaitu Ramadhan menjadi momen untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Di bulan Ramadhan setiap muslim harus menjauhi berbagai macam maksiat agar puasa yang mereka lakukan tidak sia-sia. Hal ini juga agar kaum muslimin tidak hanya mendapat lapar dan dahaga dari puasanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.” (HR. Ath Thobroniy).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Lagwu adalah perkataan sia-sia dan tidak berfaedah. Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor.
Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan nasihat yang sangat bagus, “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu, dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.”
Oleh karena itu, begitu selesai bulan Ramadhan seharusnya setiap orang Islam menjadi lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya, khususnya dalam hal ibadahnya. Karena, dirinya sudah ditempa di bulan Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat.