Indahnya Lampu Gentur Khas Cianjur, Berbentuk Mozaik Warna-Warni
Biasanya lampu gentur dipasang menggantung di rumah-rumah warga, masjid maupun pinggir-pinggir jalan. Tidak sulit menemukan lampu ini. Di daerah asalnya, lampu gentur berbagai ukuran, bentuk sampai desain dijual dengan harga yang beragam.
Lampu gentur merupakan kreasi khas masyarakat Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Secara desain, alat penerang tersebut memiliki bentuk serupa mozaik yang unik dengan banyak warna. Pancaran cahayanya begitu indah saat dinyalakan.
Biasanya lampu gentur dipasang menggantung di rumah-rumah warga, masjid maupun pinggir-pinggir jalan. Tidak sulit menemukan lampu ini. Di daerah asalnya, lampu gentur berbagai ukuran, bentuk sampai desain dijual dengan harga yang beragam.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Saat ini lampu hias berbahan logam dan kaca potong tersebut menjadi ikon khas Kabupaten Cianjur. Lampu ini juga memiliki sejarah yang cukup panjang bagi anak-anak di masa lampau sebagai alat penerangan yang utama.
Sejarah Lampu Gentur
©2023 Dokumentasi Kemdikbud/Merdeka.com
Merujuk laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), terdapat dua versi sejarah dari lampu gentur. Pertama, lampu ini awalnya dibuat oleh seorang warga yang membuat sebuah alat penerangan khusus.
Awalnya ia memanfaatkan beberapa alat yang tak terpakai, seperti kaleng susu dan kaca. Dari situ terciptalah bentuk yang saat ini disebut sebagai lampu gentur.
Untuk versi kedua, lampu gentur ini dulunya identik dengan anak-anak yang belajar mengaji. Ketika itu tahun 1965, penerangan di Kabupaten Cianjur belum memadai seperti sekarang, sehingga seorang guru ngaji bernama Usin yang membuat alat bantu penerangan untuk memudahkannya mengajar ngaji.
Agar lampu tersebut awet dan tidak mudah tertiup angin, Usin memodifikasi lampu cempor yang sudah ada dengan diberi ruang. Sehingga terciptalah lampu gentur yang mirip dengan saat ini.
Asal-Usul Nama Gentur
Sementara itu, nama gentur sendiri tidak serta merta tercipta begitu saja. Pemberian nama ini berasal dari nama daerah yang sejak awal mempopulerkan lampur tersebut yakni Kampung Gentung, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang.
Seiring berjalannya waktu, warga di sana mulai membuatnya dengan beragam model. Ini menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dengan daya tarik utamanya adalah keindahan.
Bentuknya pun mengambil desain gaya Timur Tengah dan Maroko dengan nuansa Arabik yang kental.
Lampu gentur biasanya akan dipasang dengan cara digantung menggunakan pengait lubang, maupun rantai kecil berwarna keemasan.
Punya Banyak Bentuk
Dari bentuknya, lampu gentur memiliki ragam model dengan ukuran yang juga bervariasi. Beberapa yang populer di antaranya berbentuk mirip payung, dengan motif segi lima yang masing-masing sisinya diberi kaca berwarna merah, kuning, sampai biru.
Lalu ada juga yang berbentuk mirip kubah masjid dengan rongga persegi yang memanjang ke bawah. Biasanya desain ini juga dibuat menggunakan rangka aluminium, besi kaleng, serta kaca yang berwarna warni.
Ada juga yang berbentuk mirip lentera hingga bintang dengan motif yang unik dan ragam warna.
Berevolusi dari Minyak Tanah ke Listrik
Saat ini lampu gentur sudah menyesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan untuk para konsumennya. Ini dilihat dari sumber penerangannya yang saat awal-awal masih menggunakan minyak tanah serta sumbu.
Kemudian, lampu tersebut diperbaharui lagi dengan mengenalkan energi listrik sebagai sumber penerangan utama. Ini juga menggunakan dudukan bohlam agar mudah dilepas pasang.
Adapun proses pembuatannya bisa dibilang cukup mendetail. Mula-mula sediakan bahan berupa lempengan logam kuningan, gunting, serta potongan besi ringan.
Kemudian lempeng tersebut digambar sesuai motif yang diinginkan. Lempengan kuningan lantas digunting menyesuaikan pola yang sudah ada. Langkah terakhir desain lantas ditempel dengan cara dipatri dan dipasang sistem kelistrikan sampai lampu tersebut selesai dan bisa digunakan.