Inspiratif, Begini Kisah KWT Gemas Implan yang Jual Sayur Harga Murah Demi Warga
Mereka yang menamai diri Kelompok Wanita Tani (KWT) itu berinovasi dengan menanam berbagai komoditas lauk pauk konsumsi untuk dijual dengan harga murah kepada masyarakat sekitar. Semisal jika harga seikat kangkung di pasar tradisional Rp 4000 di KWT Gemas Implan warga bisa mendapatkannya hanya dengan Rp 2000 rupiah.
Untuk mencegah krisis pangan di masa pandemi Covid-19, sekelompok ibu-ibu di Griya Dumpit Asri berhasil membantu masyarakat menjaga ketahanan pangannya. Sekelompok ibu-ibu ini merupakan warga RT 04 RW 06, Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang.
Mereka yang menamai diri Kelompok Wanita Tani (KWT) Gemar Menanam Sayuran Inovasi Menanam Padi dan Budidaya Ikan (Gemas Implan) ini berinovasi dengan menanam berbagai komoditas lauk pauk konsumsi. Hasil panen kemudian dijual dengan harga murah kepada masyarakat sekitar.
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
"KWT Gemar Implan dibangun sejak 2019, sejak awal kami komitmen bercocok tanam untuk memberikan sayur mayur yang murah untuk warga sekitar. Terlebih di tengah pandemi ini," ungkap Wida yang merupakan seorang kader KWT Gemar Implan dilansir tangerangkota.go.idSelasa (13/10).
Membangun Lumbung Pangan Murah
KWT Gemas Implan ©2020 https://www.tangerangkota.go.id/
Dalam kesempatan itu Wida menyebut jika KWT Gemas Implan berupaya menyediakan kebutuhan masyarakat. Mereka menanam padi, jagung, pare, tomat, cabai, kangkung, semangka hingga budidaya ikan lele.
Ia menjelaskan bahwa yang berbeda dari KWT lainnya adalah terdapatnya budidaya padi di Gemas Implan. Namun untuk saat ini padi tersebut masih sebatas dikonsumsi oleh para kader dan belum bisa dinikmati warga setempat.
"Namun, yang membedakan KWT Gemar Implan dibanding yang lainnya adalah padi. Tapi sejauh ini, padi hanya baru konsumsi untuk para kader belum ke warga sekitar," jelasnya.
Memangkas Setengah Harga Dari Pasar Umum
Wida menjelaskan jika KWT Gemas Implan mencoba memasarkan berbagai produk ketahanan pangan tersebut dengan harga setengah di bawah harga pasar. Ia memberi contoh jika harga seikat kangkung di pasar tradisional Rp 4000 di KWT Gemas Implan warga bisa mendapatkannya hanya dengan Rp 2000 rupiah.
"Kalau kangkung biasanya di pasar Rp4 ribu per ikat, di KWT kami jual hanya Rp2 ribu. Begitu juga dengan lele hampir Rp5 ribu lebih murah dibanding di pasar," katanya.
Membantu Warga Terdampak
KWT Gemas Implan ©2020 tangerangkota.go.id
Selain menjadi lumbung pangan murah bagi warga, saat ini Gemas Implan tengah disibukkan melalui program ketahanan pangan 3000 bibit untuk warga terdampak Covid-19. Namun program itu masih dalam tahap pembesaran.
"Kalau sudah 70 persen sekitar satu minggu siap panen, baru nanti bersama kecamatan dan kelurahan kami bagikan ke warga," jelas Wina.
Wida menambahkan, jika proses jual beli sayur mayur hasil panen di KWT Gemar Implan akan selalu diinformasikan ke warga sekitar. Diharapkan ketersediaan hasil panen bisa turut memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, terlebih di masa pandemi covid-19 seperti sekarang.