Mengenal Tari Cokek Si Pat Mo, Wujud Harmonis Budaya Betawi & Tionghoa yang Dilestarikan di Tangerang
Tarian ini menggambarkan sosok perempuan yang agung dan mampu menjaga diri
Tarian ini menggambarkan sosok perempuan yang agung dan mampu menjaga diri
Mengenal Tari Cokek Si Pat Mo, Wujud Harmonis Budaya Betawi & Tionghoa yang Dilestarikan di Tangerang
Harmonisasi yang apik antara etnis Betawi dan Tionghoa salah satunya bisa terlihat di Tari Cokek Si Pat Mo. Ini merupakan kesenian lokal khas Kota Tangerang turun temurun yang masih dilestarikan hingga sekarang.
-
Kenapa Bedug Ngamuk Cilongok dipindahkan ke Tangerang? Alasan bedug dibawa ke Banten karena sebelumnya sudah ada bedug yang disimpan di Masjid Kasepuhan Cilongok, sehingga bedug kedua ini dikabarkan ingin ditempatkan satu masjid dengan bedug sebelumnya.
-
Bagaimana Bedug Ngamuk Cilongok dipindahkan dari Cirebon ke Tangerang? Mengutip YouTube Sigit Wahyu, bedug ini diketahui dipindahlan pada November 2023 lalu. Ketika itu pemindahannya viral di media sosial dengan diantar oleh ratusan santri dari pondok pesantren di sekitar.Setelah sampai, bedug digotong beramai-ramai menggunakan bambu yang kemudian ditutup oleh kain putih. Sampai di pelataran Masjid Kanoman, bedug lantas diposisikan sesuai arahan ketua DKM masjid.
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Mengapa etnis Tionghoa berkembang pesat di Tangerang? Etnis Tionghoa memang berkembang pesat di Kota Tangerang, dan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia sejak abad ke-15. Saking berkembangnya etnis Tionghoa di Tangerang, tokoh kekaisaran terkenal asal negeri Tirai Bambu, Laksamana Cheng Ho pernah bertandang.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Dimana saja tempat yang dikunjungi dalam kegiatan 'Wara-wiri Mengajar' di Tangerang? Beberapa tempat yang dikunjungi tentunya memiliki nilai sejarah yang kuat seperti Taman Makam Pahlawan Taruna, Stadion Benteng Reborn, Klenteng Boen Tek Bio, Makam Kalipasir serta kawasan Pasar Lama Tangerang.
Tarian ini pada dasarnya merupakan medium pergaulan yang biasa ditampilkan oleh remaja perempuan usia belasan.
Mereka akan berdandan dan merias diri sebelum menampilkan kesenian tersebut.
Saat musik tradisional ditabuh, sekelompok remaja penampil akan serempak memulai gerakan Tari Cokek Si Pat Mo. Yuk kenalan lebih lanjut berikut ini.
Dibawa oleh Komunitas Cina Benteng
Tari Cokek Si Pat Mo mulanya dikenalkan oleh komunitas Tionghoa yang ada di Kota Tangerang yakni Cina Benteng.
Lambat laun kesenian ini bisa diterima oleh masyarakat lokal, bahkan jadi salah satu yang identik di Kota Tangerang.
"Tarian Cokek Si Pat Mo adalah tarian khas dari Tangerang,” kata Ketua Sanggar Tari Lentera, Henny Lim, dikutip dari laman Pemkot Tangerang, Jumat (27/10)
Hasil akulturasi Tionghoa dan Betawi
Tari Cokek Si Pat Mo jadi bukti harmonisnya akulturasi antara dua etnis yang tinggal di wilayah Kota Tangerang, yakni Betawi dan Tionghoa.
Ini terlihat dari adanya musik pengiring gambang kromong yang merupakan kesenian tradisional warga Betawi secara turun-temurun.
Biasanya para penari menggunakan kostum atasan kuning dan bercelana ungu dengan selendang berwarna merah yang diikatkan di perut.
“Tarian Cokek Si Pat Mo adalah hasil dari akukturasi budaya Tionghoa dan Betawi. Saya melihat tari cokek si pat mo adalah sebuah warisan budaya yang harus tetap dijaga dan juga dilestarikan," katanya lagi.
Gambarkan kesucian seorang gadis
Terdapat fungsi hiburan di kesenian ini, di mana warga Betawi Cina Benteng biasanya memiliki ritus khusus sebelum melaksanakan hajatan seperti pernikahan, peribadatan dan pesta panen raya yang dihibur dengan Tari Cokek Si Pat Mo.
Namun terdapat makna adiluhung di balik harmonisnya tarian ini, yakni menggambarkan kesucian seorang gadis.
Ini bisa terlihat dari pakaian yang dikenakan yakni baju kuning, selendang merah yang diikat di perut dan ikat rambut berwarna senada untuk menggambarkan kemandirian dan keagungan setiap penarinya.
- Miliki Perbedaan Usia 31 Tahun, Intip Potret Ahok dan Puput Nastiti Devi yang Semakin Harmonis di Usia Pernikahan Ke-4
- Sempat Menolak Perjodohan, Intip Potret Harmonis Hetty bareng Eks Panglima TNI Andika
- Hidup Harmonis ala Ponpes Al Ghozali Kediri, Layani Pecandu Narkoba dan Bersahabat dengan Pemeluk Agama Lain
- Didampingi Suami, Istri Bintang 3 TNI Ingatkan Persit: Kegiatan Jangan Ganggu Keharmonisan
Menjaga kesucian gadis
Di setiap gerakan terdapat pesan yang membuat kesenian Cokek Si Pat Mo ini secara lemah lembut diperagakan sebagai gambaran kesantunan.
"Tarian Cokek Si Pat Mo gerakannya lembut, tetapi kalau kita membawakan dengan hati, gerakan kita akan berbeda. Tarian ini sangat indah, terhormat serta membanggakan masyarakat Cina Benteng," tambah Henny.
Setiap gerakan tarian melambangkan penjagaan hati, menjaga pikiran, menjaga telinga, menjaga pandangan, menjaga hidung, menjaga mulut, menjaga kemaluan, menjaga dubur dan menjaga segala perbuatan keji.
Jelas Ketua Sanggar Tari Lentera, Henny Lim.