Hidup Harmonis ala Ponpes Al Ghozali Kediri, Layani Pecandu Narkoba dan Bersahabat dengan Pemeluk Agama Lain
Sudah puluhan tahun, Ponpes Al Ghozali di Kediri melayani pecandu narkoba dan ODGJ. Simak kisah baiknya.
Kenapa mereka melakukannya?
Hidup Harmonis ala Ponpes Al Ghozali Kediri, Layani Pecandu Narkoba dan Bersahabat dengan Pemeluk Agama Lain
Pondok Pesantren (ponpes) Al Ghozali di Desa Duwet, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, tak hanya terbuka sebagai tempat belajar agama bagi masyarakat biasa. Ponpes ini juga melayani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan pecandu narkoba.
Misi Pertolongan
Pecandu narkoba diwajibkan tinggal di ponpes. Di sana, mereka akan rukyah (metode penyembuhan dengan cara membacakan doa pada orang yang sakit) oleh Kyai Jalaludin (Gus Jalal). Pelayanan ini sudah dilakukan sejak tahun 1970an oleh Abah Badrus Sholeh, ayah Gus Jalal.
-
Bagaimana mengatasi permasalahan narkoba di Indonesia? Untuk mengeluarkan para penegak hukum dari jerat narkoba, perlu ketegasan dan penanganan khusus. Jika tidak, alih-alih memberantas narkoba, para penegak hukum yang terjebak di dalamnya justru menyemarakkan pasar narkoba di Indonesia. Kita yakin, amat yakin, mereka sebenarnya paham bahwa satu-satunya jawaban untuk meredam sepak terjang para penjahat narkoba hanyalah ketegasan.
-
Siapa yang direhabilitasi? Jadi proses asesmen, dan juga rekomendasi asesmen ini tidak datang dari penyidik Polres Metro Jakarta Barat. Tetapi berdasarkan dari rekomendasi asesmen terpadu BNNP DKI Jakarta,' kata Syahduddi saat jumpa pers, Selasa (25/6/2024).
-
Bagaimana Ustaz Derry berpesan agar orang yang kecanduan narkoba bisa lepas? Belum lama ini saat ditemui, Ustaz Derry Sulaiman merasa orang yang kecanduan narkoba seharusnya dibantu agar bisa lepas dari kecanduan barang haram tersebut. - 'Kalau perlu direhabilitasi, ya, saya rasa. Banyak teman yang ketergantungan, kecanduan narkoba itu mereka sedang sakit,' ungkap Ustaz Derry Sulaiman.
-
Bagaimana cara memerangi narkoba? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
-
Siapa saja yang terlibat dalam memerangi narkoba? Selain itu, Hari Anti Narkotika Internasional mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga non-pemerintah, hingga individu, untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba.
-
Bagaimana Pemprov Jateng mencegah narkoba? Upaya pencegahan penggunaan narkoba akan lebih diutamakan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencegahan adalah menggencarkan sosialisasi, dan menyelenggarakan deklarasi anti narkoba.
Gus Jalal menegaskan, bahwa ODGJ maupun pecandu narkoba merupakan orang yang membutuhkan pertolongan. Sebagai sesama manusia, kita wajib menolongnya tanpa memandang apa agama orang tersebut, seperti dilansir dari gkjw.or.id.
(Foto: Freepik rawpixel.com)
Kerja Sama
Pondok pesantren Al Ghozali juga bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk merehabilitasi pecandu narkoba. Rehabilitasi paling cepat butuh waktu 9 hari. Jika pecandu narkoba mulai sembuh, mereka diberi aktivitas harian seperti berkebun atau mengurus lahan tebu milik pondok pesantren.
Rehabilitasi para pecandu narkoba di Ponpes Al Ghozali dilakukan menggunakan metode keagamaan yang sudahturun-temurun diajarkan serta dilengkapi dengan metode BNN.Proses rehabilitasi dengan metode keagamaan meliputi terapi mandi malam, dzikir dan selawat, pembinaan mental rohani, olah raga, penumbalan, dan selamatan/petri. Sedangkan metode BNN meliputi asesmen, tes urin, pemeriksaan dokter, dan konseling.
Penggunaan kedua metode tersebut membuat sekitar 90 persen pecandu narkoba yang direhabilitasi di Ponpes Al Ghozali berhasil sembuh, dilansir dari skripsi Ika Widyastutik berjudul Peran dan Fungsi Pondok Pesantren Al-Ghozali Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Di Desa Duwet Kecamatan Wates Kabupaten Kediri (IAIN Kediri, 2018).
Persahabatan Lintas Agama
Ponpes Al Ghozali di Kediri juga dikenal memiliki hubungan baik dengan pemeluk agama lain, salah satunya adalah GKJW Jemaat Segaran. Bahkan, letak kedua simbol agama berbeda ini berdekatan, yakni hanya sekitar dua kilometer. Pengasuh Ponpes Al Ghozali juga mengajak pihak GKJW memberi pelayanan sosial kepada masyarakat sebagaimana yang telah ia lakukan.