Pentingnya Konsumsi Obat Secara Rutin bagi ODGJ, Cegah Kambuh hingga Perbaiki Gejala
Bagi ODGJ, konsumsi obat secara rutin merupakan hal penting untuk cegah kambuhnya kondisi.
odgjBagi ODGJ, konsumsi obat secara rutin merupakan hal penting untuk cegah kambuhnya kondisi.
Pentingnya Konsumsi Obat Secara Rutin bagi ODGJ, Cegah Kambuh hingga Perbaiki Gejala
Konsumsi obat secara rutin dan sesuai dengan arahan dokter merupakan hal yang sangat penting bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Hal ini tidak hanya membantu mencegah kekambuhan tetapi juga dapat memperbaiki gejala yang dialami oleh pasien.
Menurut Dr. Antari Puspita Primananda, seorang dokter spesialis anak konsultan di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, perpaduan antara obat jangka pendek dan jangka panjang merupakan strategi yang efektif untuk mencegah kekambuhan pada ODGJ.
-
Apa yang membantu meningkatkan kecerdasan dan kesehatan otak? Melakukan berbagai hal berbeda seperti olahraga baru, perjalanan ke tempat baru dan mempelajari sejarahnya, belajar bahasa asing, atau mengikuti berbagai kursus yang sebelumnya belum pernah diikuti bisa membuat Anda menjadi lebih cerdas.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Kenapa Babe Cabita harus terus minum obat? Pemeran dalam film "COMIC 8" ini mengungkapkan bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Dia harus terus mengonsumsi obat sepanjang hidupnya, dan obat tersebut memiliki biaya yang cukup mahal, sekitar Rp100 per butirnya.
-
Bagaimana kakek di cerita anekdot Obat bisa minum obat saat berpuasa? Tanpa ragu-ragu dan dengan tampak tidak berdosa, si kakek pun menjawab, "Itulah okenya obat bonex cu, bisa diminum kapan saja!!!"
-
Bagaimana petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien? Petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menerapkan beberapa praktik aman dalam memberikan pelayanan.
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
"Walaupun obat yang digunakan baik, tetapi bila penyandang tidak mengonsumsi secara teratur maka umumnya hasil pengobatan akan kurang optimal. Kenyataan lain bahwa obat gangguan jiwa harus dikonsumsi dalam jangka panjang bahkan seumur hidup," kata Antari.
Peran Caregiver dalam Kepatuhan Minum Obat
Dr. Antari juga menekankan pentingnya peran caregiver
dalam membantu ODGJ untuk mematuhi jadwal minum obat. Caregiver berperan dalam mengingatkan dan menyediakan obat secara langsung kepada pasien.
"Tingginya tingkat keberhasilan untuk remisi dikaitkan dengan perhatian dan dukungan dari caregiver," tambah Antari.
Meskipun pengobatan tidak akan menyembuhkan ODGJ secara total, terapi obat dapat memperpanjang masa remisi dan mengurangi keparahan gejala psikosis.
- Kurangi Ketergantungan Obat, Konsumsi 5 Buah Segar Ini Bisa Bantu Stabilkan Gula Darah
- Begini Tips Minum Obat secara Tepat saat Jalani Puasa Ramadan
- Konsumsi 7 Minuman Ini sebelum Tidur, Segar dan Bisa Turunkan Berat Badan
- Potong Rambut Secara Rutin Berikan Banyak Manfaat, Salah Satunya Cegah Kerusakan Sedari Awal
- Bertemu Parlemen Swedia, Ini Isi Pembahasan Komisi IV soal Pangan dan Lingkungan Hidup
- Menaker Terima Kunjungan Kehormatan Dubes Swiss, Bahas Kerja Sama Ketenagakerjaan
"Pengobatan akan memperingan beban hidup pasien. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa intervensi terhadap masalah kepatuhan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien,” jelas Antari. Terapi kognitif atau perilaku, komunikasi keluarga, dan terapi komunitas adalah beberapa metode yang dapat meningkatkan kepatuhan minum obat melalui peningkatan pemahaman pasien.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kepatuhan ODGJ dalam minum obat, termasuk faktor pasien, dukungan keluarga, efek samping obat, hubungan terapeutik, dan karakteristik penyakit. Faktor-faktor ini sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Perbedaan budaya dan sistem kesehatan juga dapat menjadi faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan pada pasien di Indonesia.
Untuk mencapai perbaikan gejala yang optimal, keteraturan atau kepatuhan dalam berobat sangat diperlukan.
Pengawasan dari tenaga kesehatan jiwa atau pemegang program jiwa juga penting untuk memantau dan memotivasi ODGJ serta keluarga selama menjalani pengobatan. ODGJ yang patuh terhadap pengobatan memiliki prognosis yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tidak patuh.
Jumlah ODGJ Terus Meningkat
Jumlah ODGJ di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, terus mengalami peningkatan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 1,7 per mil, yang berarti 1-2 orang dari 1.000 penduduk di Indonesia mengalami gangguan jiwa berat.
Kesenjangan pengobatan gangguan jiwa di Indonesia mencapai lebih dari 90 persen, menunjukkan bahwa kurang dari 10 persen pengidap gangguan jiwa mendapatkan layanan terapi oleh petugas kesehatan.
Menurut Riskesdas 2007, prevalensi gangguan mental emosional berupa depresi dan kecemasan pada masyarakat berumur di atas 15 tahun mencapai 11,6 persen. Jika jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut tahun 2010 ada 169 juta jiwa, maka jumlah pengidap gangguan jiwa adalah 19,6 juta orang. Data dari Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa kasus ODGJ berat mencapai 1,8 per 1000 penduduk atau sekitar 429.332 orang. Gangguan jiwa lebih banyak dialami oleh mereka yang berpendidikan rendah, terutama yang tidak tamat sekolah dasar.