Banyak Terjadi Saat Ini, Kenali Tata Laksana pada Korban Kecanduan Judi Online
Menurut dokter spesialis kejiwaan, berikut sejumlah tata laksana dalam mengatasi kecanduan judi online.
Judi online telah menjadi masalah serius yang merambah berbagai kalangan di masyarakat. Dalam upaya menangani kecanduan judi online, dokter spesialis jiwa konsultan dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Dr. dr. Kristiana Siste, Sp.K.J Subsp. AD(K), menekankan pentingnya tata laksana yang komprehensif. Menurut Siste, pendekatan ini mencakup diagnosis awal, terapi berkelanjutan, serta langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kekambuhan.
Tata laksana kecanduan judi online dimulai dengan mengidentifikasi tanda-tanda kecanduan, seperti kebohongan yang berulang dan kecenderungan untuk bertaruh lebih dari kemampuan finansial. "Pelaku judi online seringkali rela bertaruh lebih dari yang mereka mampu, menunjukkan adanya indikasi kecanduan," kata Siste dilansir dari Antara. Edukasi kepada keluarga dan masyarakat tentang bahaya judi online juga merupakan langkah awal yang penting.
-
Apa saja gejala kecanduan judi online? Menurut DSM-5, pecandu judi online menunjukkan setidaknya empat gejala berikut dalam periode 12 bulan: 1. Merasa harus berjudi dengan jumlah uang yang makin besar untuk mencapai kegembiraan yang diinginkan. 2. Merasa gelisah atau mudah marah ketika mencoba mengurangi atau berhenti berjudi. 3. Sering gagal mengontrol, mengurangi, atau berhenti berjudi. 4. Sering memikirkan judi (misalnya, terus menerus mengingat pengalaman berjudi, merencanakan judi berikutnya, atau mencari cara untuk mendapatkan uang buat berjudi).
-
Apa dampak judi online ke kesehatan mental? Dalam janghka panjang, kecanduan judi dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang merusak kesejahteraan emosional dan psikologis seseorang.
-
Bagaimana penanganan profesional untuk kecanduan judi online? 'Untuk pertimbangan rawat jalan, alasannya mereka masih bekerja dan menjalankan fungsi perannya. Sedangkan, alasan rawat inap itu gangguan perjudian sudah mengganggu dirinya sendiri termasuk aktivitas keseharian, terlilit utang piutang, kecemasan berlebihan juga terlibat kriminalitas,' jelas Nova Riyanti Yusuf, yang akrab disapa Noriyu, mengutip keterangan dari Kementerian Kesehatan RI.
-
Siapa saja yang kecanduan judi online? Korban dari permainan haram ini sudah mencapai 8,8 juta orang. Kebanyakan dari kaum menengah ke bawah. Yang lebih parah korbannya anak-anak usia di bawah 10 tahun. '80.000 anak-anak yang usianya di bawah 10 tahun sudah main judi online. Dan angka ini diprediksi akan terus bertambah,' kata Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan.
-
Apa aja dampak judi online ke mental? Beberapa dampak kecanduan judi online pada kesehatan mental yaitu dapat menyebabkan kecemasan, rasa bersalah, kehilangan minat, hingga depresi.
-
Siapa yang rentan kecanduan judi online? Dilansir dari Health Direct, seseorang yang kecanduan judi tidak bisa mengontol keinginannya untuk bertaruh bahkan ketika mereka selalu kalah. Mereka bahkan tidak segan untuk mempertaruhkan hal berharga yang dimiliki.
Proses Diagnosis dan Terapi
Setelah indikasi kecanduan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan diagnosis dan terapi. Siste menjelaskan bahwa terapi untuk kecanduan judi online tidak hanya berfokus pada aspek psikologis, tetapi juga melibatkan perbaikan komorbiditas dan efek samping fisik akibat adiksi.
Misalnya, beberapa pasien mungkin mengalami gejala fisik, ide mengakhiri hidup, dan gangguan depresi. Oleh karena itu, terapi harus mencakup perbaikan fungsi sosial, fisik, dan mental, serta peningkatan kualitas hidup, termasuk gaya hidup sehat dan kualitas tidur yang baik.
Salah satu aspek penting dalam tata laksana kecanduan judi online adalah terapi pencegahan kekambuhan (relapse prevention therapy).
"Adiksi adalah penyakit kronik yang sifatnya relapsing disease, sehingga terapi pencegahan kekambuhan sangat penting," jelas Siste. Terapi ini bertujuan untuk mencegah pasien kembali terjerumus ke dalam kecanduan setelah menjalani perawatan.
Selain psikoterapi, Siste juga menyebutkan penggunaan terapi obat untuk mengurangi perilaku impulsif yang sering dialami oleh para pecandu judi online.
"Banyak bagian-bagian otak yang mengalami kerusakan sehingga terjadi perilaku impulsif yang sangat tinggi. Obat ini untuk mengurangi impulsif tersebut sehingga psikoterapi dapat diberikan dengan lebih baik," tambahnya. Terapi terbaru yang sedang dikembangkan termasuk simulasi otak, yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi otak yang rusak akibat kecanduan.
Pentingnya Screening Dini
Screening dini sangat penting untuk mendeteksi kecanduan judi sedini mungkin. "Semakin cepat orang tersebut diterapi, kerusakan otaknya tidak semakin luas," tegas Siste.
Data epidemiologi menunjukkan bahwa sekitar 1,4 persen populasi dewasa di dunia mengalami masalah judi yang serius. Di Indonesia, angka ini mencapai 2 persen. Remaja juga menjadi kelompok yang rentan dengan angka kecanduan judi berkisar antara 0,2 hingga 12,3 persen di dunia.
Mengatasi masalah kecanduan judi online tidak bisa dilakukan sendiri oleh tenaga kesehatan. Siste menekankan pentingnya kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.
"Pemberantasan judi online membutuhkan kerja sama semua pihak, baik pemerintah yang harus memberantas website judi online, hingga tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi pencegahan," katanya.