Mencicipi Ladu, Kue Khas Kota Batu yang Bikin Warga Tetap Bersaudara Harmonis Meski Punya Salah dan Dosa
Kue ini bisa bikin persaudaraan antar warga Kota Batu tetap harmonis meskipun punya salah dan dosa.
Ladu dibuat dengan bahan dasar beras ketan putih kualitas pilihan.
Mencicipi Ladu, Kue Khas Kota Batu yang Bikin Warga Tetap Bersaudara Harmonis Meski Punya Salah dan Dosa
Kota Batu punya kue khas yang unik. Konon, kue ini bisa bikin hubungan antarwarga tetap harmonis meskipun satu sama lain memiliki salah dan dosa.
Asal Usul
Awalnya kue ini banyak dijumpai sebagai hidangan tamu pada momen Idulfitri. Seiring berjalannya waktu, kue ini juga disajikan dalam beragam acara lain.
-
Mengapa Kue Bacot Betawi diberikan ke tetangga? Kue ini juga menjadi semacam pengumuman, bahwa anak dari pemilik hajat sudah akan lepas dari keluargnya dan memulai hidup baru.Warga Betawi akan merasa bahagia jika kue bacot terbagi secara merata kepada warga di sekitar tempat tinggalnya.
-
Apa itu Kue Wajik khas Baduy? Kue wajik merupakan kudapan ringan khas masyarakat adat Baduy dengan cita rasa manis dan sedikit gurih. Kue ini memiliki tekstur yang lengket namun lembut saat disantap.
-
Kenapa Kue Basung populer di Padang? Jajanan tradisional milik masyarakat Padang ini cukup populer.
-
Kue tradisional apa yang berasal dari Sulawesi? 2. Kue Deppa Tori khas SulawesiBahan-bahan:500 gram tepung beras250 gram gula merah120 ml air1/4 sdm baking powder1/4 sdm vanili bubukbiji wijen secukupnya minyak goreng secukupnyaCara membuat:1. Campurkan tepung beras, vanili bubuk dan baking powder, aduk hingga merata.2. Iris tipis gula merah. Campurkan dengan air, masak hingga mendidih dan gula larut.
-
Bagaimana Kue Bacot Betawi dihubungkan dengan omongan? Kemudian, bacot juga ada yang berasal dari omongan dari tetangga yang banyak bertanya tentang siapa sosok perempuan yang akan dinikahi.Terakhir, bacot juga dikaitkan dengan omongan pihak kerabat yang juga dibagikan kue setelah lamaran.Nantinya, kerabat akan mengembalikan wadah yang diisi sejumlah nominal uang.Di sini, kerabat akan menggerutu jika kuenya tidak sesuai harapan. Namun, jika kuenya dianggap spesial si pemberi akan disanjung dengan kata-kata manis yang kemudian dianggap sebagai istilah bacot atau menyampaikan informasi yang berlebihan.
-
Kue apa yang dibuat menggunakan labu kuning? Labu kuning adalah bahan makanan yang sering digunakan dalam pembuatan kue kukus di Indonesia.
Sentra pembuatan kue ini berada di Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur. Kue ini biasa disebut Ladu, akronim dari langgeng seduluran (persaudaraan langgeng).
(Foto: Pemkot Batu)
Makna Ladu
Ladu dibuat dengan bahan dasar beras ketan putih kualitas pilihan. Beras ketan ini melambangkan bahwa manusia hidup di dunia awalnya suci jiwa dan raga, sebagaimana dilansir dari laman resmi kebudayaan.kemdikbud.go.id.
Rasa manis yang berasal dari gula putih menggambarkan bahwa semua manusia hidup di dunia berharap kebaikan dalam hidup dan tidak ingin merasakan pahitnya kehidupan.
(Foto: Freepik jcomp)
Usai dimasak beras ketan memiliki tekstur lengket. Hal ini menggambarkan bahwa semua manusia pada hakikatnya adalah satu keluarga. Hubungan antara satu dengan lainnya seperti tidak dapat dipisahkan.
(Foto: Freepik)
Penumbukan ketan dilakukan menggunakan alu dan lumpang mengambarkan sosok ayah dan ibu. Selanjutnya, proses pemipihan menggambarkan bahwa semua manusia harus bisa berlapang dada menerima takdir Tuhan.
(Foto: Kemdikbud RI)
Proses penjemuran (diangin-anginkan) menggambarkan saat jiwa dan raga di puasakan untuk mengendalikan hawa nafsu dan kerasnya hati.
Proses oven menggambarkan peleburan dosa di mana irisan-irisan tipis yang sudah melalui proses penjemuran dapat mengembang hingga warnanya sedikit kecokelatan. Warna kecokelatan ini menggambarkan tidak ada manusia yang sepenuhnya suci sebagaimana ia pertama lahir ke dunia.
Saat dikeluarkan dari oven, kue ini berbentuk seperti bola ping-pong. Saat digigit, kue ini memiliki kesan pertama renyah dan manis di luar dan lembut di dalam mulut. Menggambarkan bahwa walaupun banyak dosa dan salah, kekuatan persaudaraan membuat semua akan tetepa terasa manis.
(Foto: Kemdikbud RI)