Kapan Malam 1 Rajab 2024? Ini Kalender dan Amalan yang Bisa Dikerjakan
Malam 1 Rajab 2024 adalah malam yang dimuliakan oleh umat Islam karena merupakan awal dari bulan Rajab.
Malam 1 Rajab 1445 H jatuh pada Jumat, 12 Januari 2024, setelah magrib sampai Sabtu, 13 Januari 2024 dini hari.
Kapan Malam 1 Rajab 2024? Ini Kalender dan Amalan yang Bisa Dikerjakan
Malam 1 Rajab 2024 adalah malam yang dimuliakan oleh umat Islam karena merupakan awal dari bulan Rajab. Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Hijriah bersama dengan Muharram, Dzulhijjah, dan Zulkaidah.
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36).
-
Kapan tepatnya bulan Rajab tahun 2024 berakhir? Menjawab kapan bulan Rajab 2024 berakhir, merdeka.com merujuk pada kalender Hijriyah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, di mana tanggal 1 Rajab 1445 H jatuh pada 13 Januari 2024. Oleh karenanya, bulan Rajab 1445 H jatuh pada Sabtu, 13 Januari 2024 dan berakhir pada 29 Rajab 1445 H, 10 Februari 2024.
-
Kapan tepatnya puasa Rajab 2024 dimulai? Berdasarkan kalender Hijriyah 1445 H yang dikeluarkan Kementrian Agama RI, puasa Rajab mulai dilakukan pada Sabtu, 13 Januari 2024 (1 Rajab 1445 H).
-
Kapan bulan Rajab 2024 dimulai? Bulan Rajab tahun 2024 Masehi atau 1445 Hijriah dimulai pada Sabtu, 13 Januari 2024.
-
Kapan malam 1 Suro tahun 2024 jatuh? Malam 1 Suro jatuh pada tanggal 7 Juli 2024 malam.
-
Tanggal berapa puasa Rajab 2024 berakhir? Puasa Rajab 2024 sampai tanggal tanggal 8 Februari 2024 atau 27 Rajab.
-
Kenapa puasa Rajab di tahun 2024 berakhir pada tanggal 8 Februari? Puasa Rajab 2024 sampai tanggal tanggal 8 Februari 2024 atau 27 Rajab. Ini tidak lain karena puasa Rajab lebih utama dilakukan di hari-hari tertentu, salah satunya 27 Rajab. Tanggal 27 Rajab ini bertepatan dengan peristiwa Isra Mi'raj.
Tapi, kapan malam 1 Rajab 2024 itu?
Menurut kalender Hijriah 2024 yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI, malam 1 Rajab 1445 H jatuh pada Jumat, 12 Januari 2024, setelah magrib sampai Sabtu, 13 Januari 2024 dini hari. Ini berarti Anda sudah bisa melakukan berbagai amalan Rajab sejak 12 Januari 2024 petang.
Dalam artikel ini akan menyajikan kalender lengkap Bulan Rajab dan pembahasan tentang Puasa Rajab.
Tanggal Bulan Rajab 2024
Bulan Rajab tahun 2024 Masehi atau 1445 Hijriah dimulai pada Sabtu, 13 Januari 2024. Berikut tanggalan bulan Rajab 1445 H:
13 Januari 2024 = 1 Rajab 1445 H
14 Januari 2024 = 2 Rajab 1445 H
15 Januari 2024 = 3 Rajab 1445 H
16 Januari 2024 = 4 Rajab 1445 H
17 Januari 2024 = 5 Rajab 1445 H
18 Januari 2024 = 6 Rajab 1445 H
19 Januari 2024 = 7 Rajab 1445 H
20 Januari 2024 = 8 Rajab 1445 H
21 Januari 2024 = 9 Rajab 1445 H
22 Januari 2024 = 10 Rajab 1445 H
23 Januari 2024 = 11 Rajab 1445 H
24 Januari 2024 = 12 Rajab 1445 H
25 Januari 2024 = 13 Rajab 1445 H
26 Januari 2024 = 14 Rajab 1445 H
27 Januari 2024 = 15 Rajab 1445 H
28 Januari 2024 = 16 Rajab 1445 H
29 Januari 2024 = 17 Rajab 1445 H
30 Januari 2024 = 18 Rajab 1445 H
31 Januari 2024 = 19 Rajab 1445 H
1 Februari 2024 = 20 Rajab 1445 H
2 Februari 2024 = 21 Rajab 1445 H
3 Februari 2024 = 22 Rajab 1445 H
4 Februari 2024 = 23 Rajab 1445 H
5 Februari 2024 = 24 Rajab 1445 H
6 Februari 2024 = 25 Rajab 1445 H
7 Februari 2024 = 26 Rajab 1445 H
8 Februari 2024 = 27 Rajab 1445 H
9 Februari 2024 = 28 Rajab 1445 H
10 Februari 2024 = 29 Rajab 1445 H
Puasa Rajab
Puasa Rajab adalah amalan sunnah yang banyak dilakukan kaum muslimin di Bulan Rajab. Puasa Rajab ini bisa dimulai sejak tanggal 1 Rajab. Tidak ada waktu khusus untuk melaksanakan Puasa Rajab selama Anda melakukannya di Bulan Rajab. Artinya, Anda bebas melakukan amalan ini kapan pun selama masih berada di bulan itu.
Yang perlu diingat, Puasa Rajab bisa menjadi makruh jika Anda melakukannya sepanjang bulan seperti puasa saat Bulan Ramadan. Sebab, puasa yang semula hukumnya sunnah akan berubah menjadi makruh.
Puasa Rajab dapat dilakukan meski hanya satu hari, atau tujuh hari, delapan hari, sampai 10 hari. Meski bisa dilakukan kapan saja, tapu waktu yang paling baik ada pada ayyamul bidh atau di pertengahan bulan, yaitu pada 13, 14, dan 15 Rajab. Atau juga bisa dilakukan tiap hari Senin, Kamis, dan Jumat, atau dilakukan seperti Puasa Daud, satu hari puasa, dan satu hari tidak, sepanjang bulan Rajab.
Hadis Puasa Rajab
Meskipun banyak ajakan untuk melakukan Puasa Rajab, namun hadis yang menyebutkan tentang anjuran puasa ini ternyata bukan hadist shahih, bahkan ada yang dha’if.
Salah satu hadis yang menyebut tentang anjuran Puasa Rajab adalah hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai, namanya sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada salju, lebih manis dari pada madu. Siapa yang puasa sehari di bulan Rajab, maka Allah akan memberinya minum dengan air sungai tersebut.”
(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman, no. 3800, 3: 367. Ibnul Jauzi dalam Al-‘Ilal Al-Muntanahiyah, no. 912 menyatakan bahwa hadits ini tidak shahih, di dalamnya ada perawi majhul yang tidak jelas siapa mereka)
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadis yang menunjukkan keutamaan puasa Rajab secara khusus tidaklah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.” (Latha’if Al- Ma’arif.)
Penulis Fiqh Sunnah, Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata, “Adapun puasa Rajab, maka ia tidak memiliki keutamaan dari bulan haram yang lain. Tidak ada hadits shahih yang menyebutkan keutamaan puasa Rajab secara khusus. Jika pun ada, maka hadits tersebut tidak bisa dijadikan dalil pendukung.” (Fiqh Sunnah, 1: 401.)
Meski begitu, bukan berarti kita harus berhenti melakukan puasa sunnah di Bulan Rajab. Karena keutamaan melaksanakan puasa sendiri sudah diterangkan dalam banyak hadist, seperti,
“Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”.” (HR. Bukhari.)
merdeka.com
Kemudian dalam riwayat Ahmad dikatakan,
“Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya”.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)
merdeka.com