Kisah K.H Ahmad Sanusi, Sosok Penengah saat Sidang BPUPKI yang Kini Bergelar Pahlawan
Selain itu, dirinya juga menjadi salah satu pihak yang menentang kolonialisasi di Indonesia, melalui gerakan politiknya di beberapa organisasi keagamaan.
K.H Ahmad Sanusi merupakan satu tokoh asal Jawa Barat yang baru-baru ini mendapat gelar pahlawan dari pemerintah pusat.
K.H Ahmad Sanusi lahir di Kampung Cantayan, Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar Cibadak, pada 1888. Ia merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang pernah menjadi penengah saat penentuan dasar negara sila pertama.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa yang dilakukan Polda Bali untuk menindaklanjuti berita hoaks tersebut? Penelusuran "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Sibercrim Ditreskrimsus Polda Bali, untuk melacak akun tersebut," katanya.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
Selain itu, dirinya juga menjadi salah satu pihak yang menentang kolonialisasi di Indonesia, melalui gerakan politiknya di beberapa organisasi keagamaan.
"Bapak presiden sudah berdiskusi dengan kami, dengan Dewan Gelar dan Tanda-Tanda Kehormatan, sehingga memutuskan untuk memberikan lima (gelar pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa," kata Menkopolhukam Mahfud MD, beberapa waktu lalu, merujuk laman Pemprov Jabar
K.H Ahmad Sanusi Menjadi Penengah saat Sidang BPUPKI
K.H Ahmad Sanusi ©2022 Liputan6/Merdeka.com
Kiprah K.H Ahmad Sanusi yang paling terkenal ialah ketika dirinya mengikuti sidang BPUPKI, dalam perumusan dasar negara Pancasila. Di sana terdapat sejumlah tokoh dari berbagai unsur, termasuk golongan islam dan nasional.
Mengutip jurnal UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Kamis (10/11), ketika itu suasana rapat disebut sempat berdiskusi panas terkait penetapan sila pertama yang dihasilkan oleh Panitia Sembilan.
Saat itu, poin tersebut masih berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syarIat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Rumusan dari Panitia Sembilan ini kemudian ditolak oleh anggota dari latar belakang nasionalis, karena dianggap kurang mewakili keberagaman yang ada di Indonesia.
K.H Ahmad Sanusi Usulkan Penundaan Sidang
Di tengah kondisi sidang yang kian memanas, hasil rapat kemudian tidak bisa disepakati lantaran buntu. Kemudian Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat mengusulkan untuk voting demi terciptanya hasil rumusan yang disepakati.
Namun di situasi itu, K.H Ahmad Sanusi memberikan usulan yang cukup mengagetkan, lantaran rapat diminta agar ditunda saja hingga esok hari. Hal ini karena seluruh anggota dari masing-masing kubu dianggap sudah tidak bisa berpikir jernih.
Menariknya, usulan ini kemudian membuat tokoh-tokoh lain yang hadir seperti Soekarno serta Radjiman langsung melakukan pendekatan ke masing-masing kubu.
Setelah keesokan harinya, sila pertama Pancasila langsung disetujui hingga saat ini.
"Dari semula ada sisi kanan ingin menjadikan negara Islam, sisi kiri menjadikan negara sekuler, kemudian diambil jalan tengah lahirlah ideologi Pancasila sesudah menyetujui pencoretan tujuh kata di Piagam Jakarta," lanjut Mahfud
Menolak Ketergantungan Indonesia dengan Asing
Sebelumnya, K.H Ahmad Sanusi memiliki latar belakang pendidikan Agama Islam yang kuat, hal ini ditandai dengan berangkatnya ia ke Makkah pada usia 20 tahun untuk memperdalam keilmuan sekaligus menunaikan haji.
Selama tujuh tahun mempelajari ilmu agama, dirinya sempat mendapat gelar imam besar Masjidil Haram dan terus berguru ke ulama-ulama terkenal yang kebanyakan dari kalangan Al Jawi (keturunan Melayu).
Di sana ia juga sempat belajar dengan salah satu tokoh Serikat Islam bernama Abdul Muluk. Lewat diskusi-diskusinya, K.H Ahmad Sanusi lantas bersedia bergabung dengan Serikat Islam lantaran memiliki ideologi melepas ketergantungan terhadap asing.
Kemudian setelah kembali dirinya membuka lembaga pesantren, untuk meneruskan perjuangan islam di Sukabumi.
"Sehingga kita eksis sampai sekarang sebagai negara yang berdaulat," kata Mahfud.
K.H Ahmad Sanusi sendiri diketahui wafat pada 31 Juli 1950