Mengenal Ataksia dan Penyebabnya, Gangguan Gerak Tubuh karena Masalah Otak
Ataksia adalah istilah medis yang digunakan ketika ada masalah dengan koordinasi atau kontrol otot. Orang yang menderita ataksia sering mengalami masalah dengan hal-hal seperti gerakan, keseimbangan, dan bicara.
Ataksia adalah istilah medis yang digunakan ketika ada masalah dengan koordinasi atau kontrol otot. Orang yang menderita ataksia sering mengalami masalah dengan hal-hal seperti gerakan, keseimbangan, dan bicara.
Ataksia dapat memengaruhi berbagai jenis gerak manusia, seperti saat berjalan, makan, berbicara, atau menulis. Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya kerusakan pada bagian otak kecil yang mengontrol koordinasi otot atau sambungannya.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
Ataksia dapat memengaruhi setiap orang dari segala usia. Kondisi ini dapat memiliki gejala yang bisa memburuk dari waktu ke waktu. Tingkat perkembangannya dapat bervariasi dari orang ke orang dan juga berdasarkan jenis ataksia.
Dalam artikel berikut, kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang penyebab ataksia dan gejalanya, yang dirangkum dari laman Healthline.
Jenis dan Penyebab Ataksia
Kondisi ataksia dapat terjadi karena bawaan, diperoleh sendiri, atau idiopatik.
Ataksia bawaan
Ataksia bawaan dapat berkembang dari mutasi pada gen tertentu yang Anda warisi dari orang tua Anda. Mutasi ini dapat menyebabkan kerusakan atau degenerasi jaringan saraf, yang mengarah pada gejala ataksia.
Beberapa contoh ataksia bawaan adalah:
- Ataksia spinocerebellar. Ada lusinan jenis ataksia spinocerebellar. Setiap jenis diklasifikasikan berdasarkan area spesifik gen yang bermutasi. Gejala dan usia saat kondisi ini muncul dapat bervariasi tergantung jenis ataksia.
- Ataksia episodik. Jenis ataksia ini tidak progresif dan malah terjadi dalam beberapa episode. Ada delapan jenis ataksia episodik. Gejala dan lamanya episode ataksia dapat bervariasi menurut jenisnya.
- Ataksia Friedreich. Juga dikenal sebagai degenerasi spinocerebellar, ataksia Friedreich adalah ataksia bawaan yang paling umum. Selain kesulitan bergerak dan berbicara, pelemahan otot juga bisa terjadi ketika mengalami kondisi ini. Jenis ataksia ini juga dapat mempengaruhi jantung.
- Ataksia telangiectasia. Orang dengan ataksia telangiectasia biasanya memiliki pembuluh darah yang melebar di mata dan wajah mereka. Selain gejala khas tersebut, penderita ataksia ini juga lebih rentan terhadap infeksi dan kanker.
Ataksia yang diperoleh sendiri
Ataksia juga bisa diperoleh sendiri. Kondisi ini terjadi karena ada kerusakan saraf dari faktor eksternal, seperti cedera, yang bertentangan dengan gen yang diturunkan.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan ataksia ini antara lain:
- cedera kepala
- stroke
- tumor yang memengaruhi otak dan daerah sekitarnya
- infeksi, seperti meningitis, HIV, dan cacar air
- cerebral palsy
- kondisi autoimun, seperti multiple sclerosis dan sindrom paraneoplastic
- tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
- kekurangan vitamin, termasuk vitamin B12, vitamin E, atau tiamin
- reaksi terhadap obat-obatan tertentu, seperti obat penenang, kemoterapi, dan obat anti kejang
- keracunan dari logam berat, seperti timbal atau merkuri, atau pelarut, seperti pengencer cat
- gangguan penggunaan alkohol jangka panjang
Ataksia idiopatik
Ataksia kadang terjadi tanpa ada penyebab spesifik yang dapat ditemukan. Dalam kasus ini, ataksia tersebut dikenal sebagai idiopatik.
Gejala Ataksia
©Shutterstock.com
Beberapa gejala ataksia yang paling umum dapat meliputi:
- masalah dengan koordinasi dan keseimbangan, yang dapat mencakup kecanggungan, gaya berjalan yang tidak stabil, dan sering jatuh
- masalah dengan tugas motorik halus, seperti menulis, mengambil benda-benda kecil, atau mengancingkan pakaian
- bicara cadel atau tidak jelas
- tremor atau kejang otot
- kesulitan makan atau menelan
- gerakan mata yang tidak biasa, seperti gerakan mata yang lebih lambat dari biasanya atau nistagmus, sejenis gerakan mata yang tidak disengaja
Penting untuk diingat bahwa gejala ataksia dapat bervariasi menurut jenis ataksia serta tingkat keparahannya.
Pengobatan Ataksia
Pengobatan tergantung pada jenis ataksia dan seberapa parah kondisi ini. Dalam beberapa kasus ataksia yang diperoleh sendiri, mengobati penyebab yang mendasarinya, seperti infeksi atau kekurangan vitamin, dapat meredakan gejala.
Tidak ada obat untuk berbagai jenis ataksia. Namun, ada beberapa intervensi yang dapat membantu meringankan atau mengelola gejala ataksia dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
Cara tersebut antara lain adalah:
- Obat-obatan. Beberapa obat dapat membantu mengobati gejala yang terjadi bersama ataksia. Contohnya meliputi:
- amitriptyline atau gabapentin untuk nyeri saraf
- relaksan otot untuk kram atau kekakuan
- antidepresan untuk depresi
- Perangkat bantu. Alat bantu dapat mencakup hal-hal seperti kursi roda dan alat bantu jalan untuk membantu mobilitas. Alat bantu komunikasi dapat membantu dalam berbicara.
- Terapi fisik. Terapi fisik dapat membantu mobilitas dan keseimbangan. Ini juga dapat membantu Anda mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas otot.
- Terapi bicara. Dengan jenis terapi ini, terapis akan mengajari Anda teknik untuk membantu membuat bicara Anda lebih jelas.
- Terapi okupasi. Terapi okupasi mengajarkan Anda berbagai strategi yang dapat Anda gunakan untuk mempermudah aktivitas Anda sehari-hari.