Mengenal Silat Godot dari Karawang, Terinspirasi dari Monyet dan Gunakan Tenaga Lawan untuk Menyerang
Silat Godot memiliki pesan agar walaupun jadi sosok yang kuat, namun tidak perlu berkelahi.
Silat Godot memiliki pesan agar walaupun jadi sosok yang kuat, namun tidak perlu berkelahi.
Mengenal Silat Godot dari Karawang, Terinspirasi dari Monyet dan Gunakan Tenaga Lawan untuk Menyerang
Ada berbagai aliran dalam seni bela diri pencak silat. Silat godot jadi salah satu aliran yang unik, khas Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
-
Kapan Silat Pelintau diciptakan? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Apa itu Silat Perisai? Silat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat.
-
Apa yang dimaksud dengan "serangan mematikan" dalam Silat Harimau? Serangan-serangan mematikan itu terkenal cukup menyakitkan serta membuat lawan tidak berkutik. Serangan mematikannya itu memposisikan lawan berada di bawah atau merebah sehingga sulit untuk melakukan serang balasan.
-
Siapa pencipta Silat Pelintau? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Bagaimana Silat Perisai dimainkan? Mereka akan saling beradu satu sama lain sampai tak mampu bertahan lagi dan bahkan hingga terbunuh.
-
Apa itu Silat Pelintau? Di Aceh, terdapat sebuah suku bernama Tamiang yang memiliki kesenian tradisional bela diri yang sampai sekarang masih terus lestari, yaitu Silat Pelintau.
Seperti diketahui, pencak silat merupakan seni bela diri asli Indonesia yang mengandalkan kekuatan fisik.
Namun terdapat hal menarik dari Silat Godot khas Karawang, di mana gerakan jurusnya tidak perlu mengeluarkan energi besar, karena di setiap pertarungannya akan memakai tenaga lawan.
Gerakan jurus Silat Godot juga disebut terinspirasi dari hewan monyet yang sedang terkelahi.
Silat Godot jadi salah satu cabang seni bela diri lokal yang perlu diketahui secara luas keberadaannya.
Manfaatkan serangan lawan
Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Senin (18/9), jurus Silat Godot memanfaatkan serangan lawan.
Dalam menjatuhkan musuh, para pesilat Godot akan menggunakan teknik mengalahkan persendian, sehingga tidak perlu mengeluarkan tenaga besar untuk saling mengadu kekuatan.
Di setiap pertaruangan, seni bela diri Godot dilakukan oleh dua orang, dengan pola pertarungan jarak dekat.
Cara bertarung tarik ulur
Godotan sendiri memiliki arti tarik ulur dalam bahasa setempat. Ini juga menjadi dasar gerakan dari setiap jurus yang dimainkan di Silat Godot.
Beberapa gerakan tersebut mirip dengan orang yang sedang menggergaji.
Diperkirakan, seni bela diri ini sudah ada sejak 1629 masehi, atau zaman Kerajaan Mataram yang menyerang Batavia.
Makna Silat Godot
Sebagai salah satu warisan nenek moyang, Silat Godot memiliki sejumlah makna sosial.
Adapun makna yang terkadung dalam setiap gerakan Silat Godot yakni kekuatan menjadi simbol keselamatan, kegagahan menjadi berkah dan kesaktian sebagai pelindung, bukan untuk ajang pamer, pedih tak boleh dirasakan dan seterusnya.
Secara umum, Silat Godot memiliki pesan agar walaupun jadi sosok yang kuat, namun tidak perlu berkelahi. Ini juga tersirat dari gerakan yang tidak berasal dari diri, melainkan dari lawan.
- 50 Kata-kata Bijak untuk Pemimpin yang Baik dan Unggul, Sarat Inspirasi
- Golkar Sebut Putusan MK Tidak Hanya untuk Gibran, Tapi Insentif dan Inspirasi Kaum Muda Indonesia
- Menilik Makna Seni Topeng Jigprak Khas Bogor, Terinspirasi dari Permainan Anak Zaman Dulu
- Dinobatkan Sebagai Tokoh Inspiratif, HKTI Apresiasi Kinerja Mentan
Terinspirasi dari monyet
Berdasarkan sejarahnya, awalnya Silat Godot berasal dari Pangeran Inggaroda di zaman penyerangan Mataram ke Batavia saat penjajahan Belanda.
Menurut pegiat Silat Godot, Achmad Faturochman, dulunya Pangeran Inggaroda tengah berburu di hutan.
Saat melihat ke atas pohon dirinya melihat dua ekor monyet yang sedang berkelahi namun tidak ada yang kalah.
“Dua monyet itu saling tarik menarik, dan memukul, tapi tidak ada yang kalah. Lalu diperhatikan seksama gerakannya sampai tercipta empat jurus, yakni gobagan, tokecangan, susulan/tekuk gabus dan kempitan,” kata sosok yang karib disapa Kang Ace itu, mengutip YouTube Disparbud Karawang.
Dalam bahasa Indonesia, keempat jurus itu diartikan sebagai ‘tangkapan’, ‘gerakan jarak dekat’, ‘pengalahan sendi’ dan ‘keseimbangan’.
Laman resmi Kebudayaan Kemdikbud.
Silat Godot saat ini
Untuk saat ini Silat Godot terus dilestarikan oleh Kang Ace di padepokannya, Kampung Sukaati, Desa Jomin Timur, Kecamatan Kotabaru.
Sampai dengan saat ini, seni bela diri Godot sudah memiliki 19 jurus atau gerakan seperti patahan, jatuhan, dan kuncian yang terdiri dari gobagan, tokecang, susulan, gempitan, selapis, golewang, adeg sirah, gorokan, selap dua lapis, kadek cangkeng, gerakan depak ibun, peluk sakembu, gobakan engkle, tokecangan, bango tongtong, bangkolan, bandulan, dan pelitan.