Peristiwa 19 Juni: Lahirnya Sukiman Wirjosandjojo, Mantan Perdana Menteri Indonesia
Dalam perjalanan hidupnya, Sukiman pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia keenam. Tak hanya itu ia juga terkenal sebagai tokoh politik sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia dari Mayumi. Ia tutup usia pada 23 Juli 1974 .
Sukiman Wirjosandjojomerupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Wiryosandjoyo.
Sukiman lahir di kampung Beton Solo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1898. Tempat kelahiranSukiman ini dekat dengan Bengawan Solo. Jarak antara kampung Beton Solo dengan Bengawan kira-kira sekitar 200 meter. Di kampung Beton Solo inilah Sukiman mula mengenal dunia dan menghabiskan masa anak-anak.
-
Di mana Jumhari tinggal? Selama ini kakek berusia 84 tahun tersebut tinggal seorang diri di rumahnya di Dusun Sawahan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
-
Kapan Hari Musik Nasional dirayakan di Indonesia? Hari Musik Nasional dirayakan setiap tanggal 9 Maret di Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada Waduk Jatiluhur saat ini? Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter. Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air.Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
-
Apa yang terjadi di jalan Tol Jakarta - Cikampek pada Senin siang? Banyak pemudik yang melanggar batas jalur contraflow saat melintas di jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) atau selepas Exit Tol Cikampek Utama mengarah ke Jakarta di KM 70 sampai KM 65, pada Senin (15/4) siang.
-
Kenapa kata-kata lucu hari ini penting? Ya, kata-kata hari ini lucu tidak bisa dianggap sepele. Sebab, kata-kata ini justru sering kali membantu Anda dalam mengatasi kebosanan dengan cara menyenangkan dan menghibur.
Dalam pandangan masyarakat tempat tinggalnya, keluargaSukiman merupakan keluarga yang hidup dengan penuh kedamaian dan termasuk kalangan yang berada serta terpandang. Keluarganya juga terkenal sebagai penganut Islam yang taat. Ibunya bahkan merupakan seOrang pendakwah. Sang ibu aktif menyampaikan ajaran agama kepada orang lain melalui ceramah atau pengajian, khususnya pada pengajian kaum ibu yang ada di kampung halamannya.
Dalam perjalanan hidupnya, Sukiman pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia keenam. Tak hanya itu ia juga terkenal sebagai tokoh politik sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia dari Mayumi. Ia tutup usia pada 23 Juli 1974 .
Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai sosok Sukiman Wirjosandjojo yang telah telah dirangkum merdeka.com melalui digilib.uinsby.ac.id.
Masa Muda Sukiman Wirjisandjojo
Setelah Sukiman menyelesaikan pendidikannya di Boyolali, ia kemudian melanjutkan ke STOVIA Jakarta. Ia kemudian melanjutkan ke Belanda untuk memperoleh gelar dokter penuh. Sebelum melanjutkan studi ke Belanda, pada 1923 ia melangsungkan pernikahan dengan Kustami yang merupakan putri Dr. Keramat.
Kota Yogyakarta menjadi pilihan Sukiman untuk memulai hidup yang baru bersama istrinya. Di Yogyakarta ia bekerja di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ketika bekerja di Yogyakarta Sukiman mulai tertarik meneliti atau mencari tahu mengenai penyakit paru-paru.
Pengabdian Menjadi Dokter
Selama menjadi dokter, Sukiman mempunyai patokan, bahwa ia tidak akan menggantungkan hidup atau bekerja dengan pemerintahan Hindia Belanda. Ia akan bekerja sendiri untuk mengabdi kepada bangsanya. Karena tekad itulah maka ia tercatat sebagai dokter yang pertama di Indonesia menebus pada pemerintahan Belanda untuk membuka praktik sendiri.
Sukiman mendirikan poliklinik yang dalam operasionalnya lebih mengutamakan kemanusiaan yakni membantu masyarakat yang susah dan menderita. Bagi yang mampu tidak ada persoalan, karena mereka dapat membayar, tetapi bagi yang kurang mampu boleh membayar belakangan dan dicicil sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan bagi yang betul-betul tidak mampu diambil kebijaksanaan dengan membebaskan dari pembayaran atau gratis sama sekali.
Karier Politik
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, Sukiman termasuk salah satu orang yang mengalami perampasan harta benda hingga alat perlengkapan medis yang dimilikinya oleh Jepang. Akibat perampasan tersebut semangatnya sebagai tenaga medis mulai hilang. Terlebih ia tak bisa segera mengganti peralatan medis yang dirampas Jepang. Oleh karena itu, Sukiman lebih banyak mencurahkan perhatiannya dalam bidang politik.
Keaktifan Sukiman dalam bidang politik semakin meningkat seiring perjuangannya bersama umat Islam lainnya untuk mencapai tujuan yaitu Indonesia merdeka. Hingga pada masa Kabinet Hatta, pada 31 Januari 1948 diumumkan mengenai susunan kabinet. Dalam kabinet Hatta ini Sukiman diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri, sedangkan dalam susunan kabinet Hatta kedua Sukiman diangkat menjadi Menteri Negara.
Sementara itu, ketika bentuk negara Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, setelah jatuhnya kabinet Natsir maka Sukiman Wirjosandjojo resmi diangkat menjadi Perdana Menteri Indonesia keenam.