Mengintip Keunikan Terompet Pencak Khas Sunda, Dulu Dipakai untuk Sebarkan Agama
Wawan menceritakan bahwa terompet buatannya memiliki beberapa jenis, sesuai kebutuhannya untuk mengiringi kesenian tradisional. Harganya sendiri cukup terjangkau, dengan ukiran kayu yang khas.
Hari itu Wawan Gunawan, membunyikan terompet pencak yang merupakan alat musik tradisional asal Sunda. Selama ini, pria berambut panjang 56 tahun itu memang menjadi perajin terompet pencak. Kecintaannya terhadap budaya Sunda membuat Wawan bertekad untuk melestarikannya.
Ia menyambut hangat wartawan yang menyambangi kediaman sekaligus rumah produksi terompet pencak di Kelurahan Pasir Impun, Gang RW04, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Wawan menceritakan bahwa terompet buatannya memiliki beberapa jenis, sesuai kebutuhannya untuk mengiringi kesenian tradisional. Harganya cukup terjangkau dengan ukiran kayu yang khas.
Memulai Usahanya di Tahun 2007
Wawan Gunawan tengah memainkan terompet pencak ©2022 Dokumentasi Pemkot Bandung/Merdeka.com
Diungkapkan Wawan melalui laman laman Pemkot Bandung, dirinya mulai merintis pembuatan terompet pencak sejak 2007 silam. Ihwal dirinya memilih terjun ke dunia terompet lantaran begitu menggemari musik tradisional Sunda, yang banyak menggunakan alunan nada ini.
Untuk membuat alat musik tersebut setidaknya dibutuhkan sejumlah bahan, seperti kayu, batok kelapa, alat ukir, daun kelapa dan yang lainnya.
Pembuatannya diawali dengan membuat pola, memotong kayu, mengukir hiasan merekatkannya sampai terompet bisa dimainkan. Di sela-sela ini, Wawan menunjukkan kebolehannya meniup terompet pencak dengan lihai.
Keunikan Terompet Pencak
Terompet pencak sendiri berbeda dengan terompet yang selama ini ditemui. Ukurannya tidak terlalu besar, dan cenderung mirip suling. Suaranya pun nyaring dan bernada tinggi. Kemudian dari bentuknya juga terdapat penutup mulut yang sekilas mirip kumis.
Dulunya, terompet pencak digunakan untuk membantu menyebarkan agama. Alat ini digunakan untuk mengiringi kesenian rakyat, seperti reak, dogdog hingga kuda renggong.
"Awalnya untuk dogdog, nyebarkeun (menyebarkan) agama dengan dogdog (kesenian mirip barongan di Jawa)," terang dia
Kemudian, keunikan lainnya adalah terdapatnya dua jenis terompet dengan dua nada yang berbeda, yakni diatonis untuk pencak silat, sisingaan, kuda renggong dan reak serta pentatonis.
"Ada empat bagian dari terompet pencak, mulai Corong, suling, empet (dari daun kelapa) sumber suara dan kumis (dari batok kelapa/peralon)," kata dia
Dijual Menggunakan Facebook
Saat ini, terompetnya kerap ia jual ke berbagai daerah, termasuk ke luar Jawa Barat yang banyak dicari oleh para penyuka budaya Sunda. Harganya tergantung jenis, mulai dari Rp150 ribu sampai Rp250 ribu.
Kemudian Wawan juga menjualnya baik secara online di media sosial Facebook hingga offline di rumahnya. Banyak dari para peminat datang langsung untuk melihat proses pembuatan terompet pencak.