Pantai di Sukabumi Diterpa Gelombang Tinggi, 71 Perahu Nelayan Rusak hingga Karam
Pantai Minajaya di Surade, pesisir Selatan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dihantam gelombang tinggi. Akibatnya puluhan perahu milik nelayan mengalami kerusakan hingga menyebabkan nelayan tak bisa melaut.
Pantai Minajaya di Surade, pesisir Selatan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dihantam gelombang tinggi. Akibatnya puluhan perahu milik nelayan mengalami kerusakan hingga menyebabkan nelayan tak bisa melaut.
Salah seorang pemilik perahu yang beroperasi di Pantai Minajaya, bernama Ambari, Selasa (24/5) mengatakan jika jumlah perahu yang terdampak bencana tersebut mencapai 71 unit.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
"Dari data sementara jumlah perahu yang berada di Pantai Minajaya, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade rusak berat, karam, maupun hilang mencapai 71 unit. Untuk rinciannya yakni hilang sebanyak 36 unit dan rusak berat sekitar 35 unit dan kemungkinan jumlahnya masih akan terus bertambah," terangnya, dirujuk dari ANTARA
Hantaman Gelombang Terjadi Sejak Selasa Dini Hari
Ilustrasi
lawnstarter.com
Peristiwa gelombang laut sendiri mulai terjadi sejak Selasa pukul 03.00 WIB dini hari. Saat itu banyak perahu yang ditambatkan dan mayoritas para nelayan serta pemiliknya tengah terlelap tidur.
Para nelayan yang baru saja bangun dari tidurnya langsung dikejutkan dengan kondisi perahu mereka yang sudah hancur akibat diterjang gelombang. Sebagian nelayan lainnya langsung mencari perahunya yang hilang karena terseret arus laut ataupun karam karena ombak.
Hingga saat ini, nelayan setempat masih melakukan pendataan terkait dengan musibah itu, termasuk Ambari yang perahunya belum ditemukan sebanyak 4 unit.
"Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, namun hampir seluruh nelayan tidak bisa mencari ikan disebabkan perahunya hilang dan rusak serta tidak berani melaut karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bahkan hingga siang ini gelombang laut di Pantai Minajaya masih tinggi," tambahnya.
Tinggi Gelombang Capai 4 sampai 6 Meter
Terpisah, Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD), Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri menjelaskan jika mengacu pada data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG). Perairan lepas di kawasan Sukabumi hingga Cianjur Selatan tengah masuk dalam kategori gelombang tinggi dengan diameter 4 sampai 6 meter.
Untuk tinggi gelombang di pantai mencapai 1,5-2 meter. Kondisi gelombang tinggi ditambah angin kencang dengan kecepatan 2-15 knot tentunya membahayakan nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan perahu kecil atau tradisional, salah satunya congkreng.
"Antisipasi terjadinya kecelakaan laut, kami pun sudah menyiagakan personel yang kapanpun siap diterjunkan untuk melakukan operasi SAR, serta berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya," katanya.
Nelayan Diimbau Tak Melaut
Okih pun mengimbau kepada para para nelayan di Minajaya dan sekitarnya agar tidak melaut terlebih dahulu sementara, demi keamanan dan keselamatan di tengah fase terjadinya gelombang tinggi dari laut lepas.
Namun bagi yang memiliki atau menggunakan kapal besar seperti rumpon, diesel, dan longland masih bisa tetap melaut, dengan meningkatkan kewaspadaannya dan melengkapi dengan perlengkapan keamanan seperti life jacket, kompas, GPS, dan alat komunikasi yang memadai.
Sebelum melaut, nelayan harus memeriksa kondisi mesin kapalnya terlebih dahulu apakah layak atau tidak digunakan untuk melaut, selanjutnya persediaan BBM harus benar-benar mencukupi dan saat sedang melaut agar terus berkomunikasi dengan petugas penanggung jawab pelayaran.
(mdk/nrd)