Peneliti UI Ciptakan Pendeteksi Ujaran Kebencian AI, Disebut Bisa Lakukan Ini
Peneliti asal Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) Muhammad Okky Ibrohim, M.Kom. dan Dr. Indra Budi menciptakan program Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi ujaran kebencian. Pihaknya mengklaim mampu mendeteksi bahasa kasar dengan akurasi mencapai 77,36 pada media sosial tertentu.
Maraknya ujaran kebencian di medsos membuat peneliti asal Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) Muhammad Okky Ibrohim, M.Kom. dan Dr. Indra Budi menciptakan program Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi ujaran kebencian.
Dalam pemanfaatan tersebut, pihaknya mengklaim mampu mendeteksi bahasa kasar dengan akurasi mencapai 77,36 pada media sosial tertentu.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
"Hasil riset menunjukkan bahwa kombinasi fitur Word Unigram, Random Forest Decision Tree (RFDT), dan Label Power-set (LP) mampu mendeteksi bahasa kasar dan ujaran kebencian yang terdapat di Twitter dengan akurasi 77,36 persen," kata Muhammad Okky Ibrohim dalam keterangannya kepada wartawan Senin (30/11), dilansir dari Antara
Menurut Okky, penelitian ini, kelam bisa dimanfaatkan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dalam melakukan investigasi kejahatan di media siber di Indonesia.
Mengkategorisasi Ujaran Kebencian
© telegraph.co,uk
Dari pemanfaatan Twitter Search API yang dilakukan kepada total 13.169 cuitan, terdapat 7.608 cuitan adalah bukan ujaran kebencian, dan sisanya 5.561 twit masuk dalam kategori ujaran kebencian.
Dari hasil tersebut, pihaknya menemukan lima kategori ujaran kebencian yang kerap dilontarkan, yakni agama, ras, fisik, gender atau orientasi seksual, dan umpatan lainnya. Pelacakan tersebut mampu membedakan target, kategori, dan level ujaran kebencian.
Ujaran kebencian juga bisa diklasifikasikan menjadi tiga level. Pertama, weak hate speech (Umpatan kepada individu tanpa unsur provokasi), kedua, moderate hate speech (Umpatan kepada kelompok tanpa provokasi) dan ketiga, strong hate speech (Umpatan yang memicu provokasi dan konflik).
Mencegah Kejahatan Siber
Okky mengungkapkan, penelitian tersebut berangkat dari maraknya kejahatan siber di media sosial khususnya Twitter. Sehingga kerap memicu konflik, baik individu maupun kelompok.
Tak jarang, ujaran kebencian selalu diungkapkan dengan menggunakan bahasa kasar yang dipakai untuk menyerang individu maupun kelompok. Saat ini, pihaknya masih terus berupaya mengembangkan penggunaan AI untuk mendeteksi hate speech.
"Kami berharap, alat bantu teknologi AI yang diujicobakan bisa mempermudah pihak berwenang menjalankan investigasi pada kejahatan siber," jelasnya.
Melibatkan Tim Ahli
Sementara itu, dalam penelitian itu, pihaknya turut menyusun definisi atau panduan anotasi teknologi AI berdasarkan buku bahasa sosial dan handbook ujaran kebencian.
Untuk validasi, Okky melibatkan tim ahli dengan melakukan wawancara dan diskusi kelompok bersama staf Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse dan Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri). Serta, seorang ahli linguistik, sehingga ujaran kebencian yang dideteksi bisa terdefinisi secara tepat.