Jangan Pernah Perintahkan AI dengan Kalimat Kasar
Penelitian mengungkap bahwa bersikap sopan terhadap AI meningkatkan akurasi respon. Sebaliknya, nada kasar menurunkan performa AI hingga 30%.
Sikap sopan ternyata bukan hanya penting dalam interaksi antar manusia, tetapi juga dalam berkomunikasi dengan teknologi seperti chatbot berbasis AI. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan nada sopan saat berinteraksi dengan AI dapat meningkatkan akurasi dan kualitas respon hingga 30%.
Sebaliknya, penggunaan nada kasar atau perintah yang terlalu langsung memicu kesalahan, bias, dan hilangnya informasi penting. Hasil ini konsisten untuk AI yang merespon dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang, seperti dilaporkan oleh Forbes.
-
Apa yang tidak boleh dikatakan ke chatbot AI? Jangan pernah memberikan informasi pribadi dengan chatbot AI, seperti nama, alamat, nomor telepon, atau alamat email.
-
Kenapa kita tidak boleh meminta saran kesehatan dari chatbot AI? Jadi, jangan pernah meminta saran Kesehatan dari chatbot AI atau membagikan detail Kesehatan seperti Nomor Asuransi dan lain-lainnya.
-
Apa itu Konten AI? Konten AI adalah konten yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan atau AI, yang dapat berupa teks, gambar, video, dan audio.
-
Apa bahaya AI jika tidak ada aturan yang jelas? Maksudnya, orang yang ingin menggantikan manusia dengan AI memang hanya segelintir. Tetapi bila dibiarkan tanpa adanya aturan yang jelas, orang-orang ini dapat memiliki banyak kekuasaan.
Mengutip Indy100, Jumat (6/12), para peneliti meminta AI untuk menyelesaikan berbagai tugas, seperti menyusun ringkasan, dengan tingkat kesopanan yang bervariasi. Hasilnya menunjukkan bahwa nada sopan menghasilkan performa AI yang jauh lebih baik dibandingkan pendekatan kasar atau perintah langsung.
Ketika pengguna berbicara secara tidak sopan, performa AI menurun hingga 30%. Hal ini menegaskan bahwa seperti manusia, AI merespon lebih baik terhadap pendekatan yang ramah dan sopan.
Survei informal di Wharton University menemukan bahwa 45% responden berinteraksi dengan AI secara sopan, sementara 16% hanya memberikan perintah langsung tanpa menggunakan kata-kata seperti "tolong" atau "terima kasih."
Carissa Veliz, seorang filsuf dari Universitas Oxford, berpendapat bahwa penting untuk bersikap sopan kepada AI. Ia menegaskan bahwa sikap terhadap AI dapat mencerminkan cara kita memperlakukan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
“Chatbot dirancang untuk berbicara seperti manusia, dan meskipun manusia memiliki kekurangan, kita cenderung sopan dalam interaksi kita,” kata Veliz.
“Jika kita bersikap kasar atau tidak menghormati AI, kita mungkin tanpa sadar melatih diri untuk memperlakukan manusia dengan cara yang sama.”
Temuan ini membuka diskusi lebih luas tentang etika teknologi. Bersikap sopan kepada AI bukan hanya tentang mendapatkan hasil yang lebih baik, tetapi juga melatih pola perilaku yang mendukung sikap sopan dan saling menghormati dalam interaksi manusia.