Penyebab Disfagia beserta Gejalanya, Kondisi saat Seseorang Sulit Menelan
Disfagia mengacu pada kondisi seseorang yang kesulitan menelan, atau saat seseorang butuh banyak usaha untuk memindahkan makanan dari mulut ke perut daripada biasanya.
Disfagia mengacu pada kondisi seseorang yang kesulitan menelan, atau saat seseorang butuh banyak usaha untuk memindahkan makanan dari mulut ke perut daripada biasanya. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh masalah saraf atau otot, dan bisa terasa menyakitkan.
Terkadang saat kesulitan menelan, seperti saat Anda makan terlalu cepat atau tidak mengunyah makanan dengan cukup baik, hanyalah kondisi yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, disfagia yang persisten bisa menjadi kondisi medis serius dan membutuhkan perawatan.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
Disfagia dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada orang tua dan bayi. Penyebab disfagia juga bervariasi, dan pengobatan yang tersedia bergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Berikut ini, kami akan jelaskan lebih lanjut tentang penyebab disfagia beserta gejalanya yang dikutip dari laman Healthline.
Penyebab Disfagia
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), ada 50 pasang otot dan saraf yang digunakan untuk membantu Anda menelan. Dengan kata lain, ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab disfagia. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab disfagia:
- Refluks asam dan penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Gejala refluks asam disebabkan ketika isi perut mengalir dari perut kembali ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti mulas, sakit perut, dan bersendawa.
- Heartburn. Heartburn adalah penyebab disfagia yang muncul ditandai dengan sensasi terbakar di dada yang sering terjadi dengan rasa pahit di tenggorokan atau mulut.
- Epiglotitis. Epiglotitis ditandai dengan jaringan yang meradang di epiglotis Anda. Ini adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini dianggap sebagai darurat medis. Perawatan mendesak mungkin akan diperlukan.
- Gondok. Tiroid Anda adalah kelenjar yang ditemukan di leher tepat di bawah jakun Anda. Suatu kondisi yang meningkatkan ukuran tiroid Anda disebut gondok.
- Esofagitis. Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan yang dapat disebabkan oleh refluks asam atau obat-obatan tertentu.
- Kanker kerongkongan. Kanker kerongkongan terjadi ketika tumor ganas (kanker) terbentuk di lapisan kerongkongan, yang dapat menjadi penyebab disfagia.
- Herpes esofagitis. Herpes esofagitis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Infeksi dapat menjadi penyebab disfagia dan nyeri dada.
- Herpes simpleks labialis rekuren. Herpes simpleks labialis rekuren, juga dikenal sebagai herpes oral atau orolabial, adalah infeksi pada area mulut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
- Nodul tiroid. Nodul tiroid adalah benjolan yang dapat berkembang di kelenjar tiroid. Benjolan ini bisa berbentuk padat atau berisi cairan. Anda dapat memiliki satu nodul atau sekelompok nodul.
- Mononukleosis menular. Mononucleosis menular, atau mono, mengacu pada sekelompok gejala yang biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV).
- Divertikulum Zenker. Kondisi ini adalah contoh langka di mana struktur seperti kantong terbentuk di antara faring dan kerongkongan, sehingga membuat seseorang sulit untuk menelan.
- Gigitan ular. Gigitan ular berbisa harus selalu diperlakukan sebagai keadaan darurat medis. Bahkan gigitan ular yang tidak berbahaya dapat menyebabkan reaksi alergi atau infeksi.
Kondisi medis lain yang dapat menjadi penyebab disfagia sebagai akibat dari kondisi atau perawatannya meliputi:
- stroke
- demensia
- kanker kepala, leher, atau tenggorokan
- riwayat radiasi atau kemoterapi di leher atau tenggorokan untuk kanker
- cedera kepala
- gangguan neurologis, seperti penyakit Parkinson
- distrofi otot
Tanda dan Gejala Disfagia
Jika Anda merasa mengalami disfagia, ada gejala tertentu yang mungkin muncul bersamaan saat Anda kesulitan menelan.
Gejala disfagia ini mungkin meliputi:
- meneteskan air liur
- suara serak
- merasa seperti ada sesuatu yang bersarang di tenggorokan
- regurgitasi
- penurunan berat badan yang tidak terduga
- maag
- batuk atau tersedak saat menelan
- nyeri saat menelan
- kesulitan mengunyah makanan padat
- pneumonia berulang
- makanan bisa keluar dari hidung
Sensasi ini dapat menyebabkan seseorang untuk:
- menghindari makan
- melewatkan waktu makan
- kehilangan nafsu makan
Anak-anak yang mengalami kesulitan menelan saat makan mungkin akan:
- menolak untuk makan makanan tertentu
- memiliki makanan atau cairan yang keluar dari mulut mereka
- muntah saat makan
- mengalami kesulitan bernapas saat makan
- mengalami penurunan berat badan
Perawatan Rumahan
©medicalnewstoday.com
Menurut NIDCD, ada beberapa perawatan di rumah yang bisa Anda lakukan untuk disfagia, seperti:
- Latihan otot. Anda mungkin akan ditunjukkan latihan yang harus dilakukan di rumah untuk memperkuat otot-otot wajah yang lemah atau untuk meningkatkan koordinasi.
- Makan dengan posisi tertentu. Terkadang posisi kepala membuat Anda lebih mudah menelan. Misalnya, saat makan, Anda mungkin perlu menoleh ke satu sisi atau melihat lurus ke depan.
- Menyiapkan makanan secara berbeda. Anda mungkin perlu menyiapkan makanan dengan cara tertentu agar aman untuk ditelan. Misalnya, jika Anda tidak bisa menelan cairan encer, Anda mungkin perlu menambahkan pengental ke minuman Anda.
- Menghindari makanan tertentu. Anda mungkin perlu menghindari makanan atau minuman panas atau dingin.