Perayaan 15 Hari setelah Imlek, Jadi Penutup Tahun Baru China
Imlek tidak berhenti di satu hari saja. Perayaannya baru akan berakhir saat memasuki hari ke-15 setelah Imlek, yaitu di bulan purnama pertama di tahun lunar. Bulan purnama pertama di 15 hari setelah Imlek inilah yang akan diperingati dengan festivalnya sendiri.
Usai imlek, masih ada perayaan 15 hari setelah Imlek. Tahun Baru Imlek menandai hari pertama dalam kalender lunar. Perayaan umumnya berlangsung selama 15 hari, dengan masing-masing hari memiliki makna dan tradisi khusus untuk dihormati.
Hari dan kebiasaan dalam merayakannya bervariasi antar daerah dan kepercayaan. Banyak makna juga berasal dari legenda dan cerita rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Di antara banyak mitos, salah satunya tentang Nüwa, dewi yang menciptakan dunia.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Apa itu Imlek? Imlek juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek atau Tahun Baru Cina. Imlek adalah perayaan tahun baru tradisional yang dirayakan oleh masyarakat etnis Tionghoa di berbagai belahan dunia.
-
Kapan Imlek dirayakan? Perayaan Imlek jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, sesuai dengan penanggalan lunar, dan dirayakan selama 15 hari, dimulai dari tahun baru dan berakhir dengan festival lentera.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa peta dukungan untuk masing-masing pasangan calon di Pilkada Jabar? Sementara itu PKB juga mengusung paslonnya sendiri yakni Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina.Sedangkan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan didukung gabungan partai yang mayoritasnya tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).Selanjutnya ada paslon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie yang diusung koalisi PKS dan Partai NasDem.
-
Siapa yang menggugat Polda Jabar dalam sidang praperadilan tersebut? Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung mengabulkan permohonan gugatan sidang praperadilan tim kuasa hukum Pegi Setiawan.
Dipercaya bahwa dia menghabiskan enam hari pertama menciptakan hewan, hari ketujuh menciptakan manusia, dan hari kedelapan menciptakan biji-bijian. Oleh karena itu setiap hari di tahun baru dianggap sebagai hari ulang tahun ciptaannya. Beberapa cerita rakyat berbicara tentang Dewa Kekayaan yang membawa keberuntungan bagi orang-orang, Dewa Dapur yang mengawasi rumah tangga, dan banyak lagi.
Tidak peduli dengan banyaknya perbedaan makna dan tradisinya, Tahun Baru Imlek adalah waktu di mana orang-orang Tionghoa menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman untuk merayakan tradisi dan membuat harapan untuk tahun yang baik.
Di tahun 2022, Imlek, Tahun Macan, dimulai pada 1 Februari dan berakhir pada 21 Januari 2023. Dalam artikel kali ini akan menjelaskan tentang perayaan 15 hari setelah Imlek.Tahun baru China tak hanya meriah dalam satu hari. Mereka memiliki 15 hari perayaan yang diakhiri dengan Festival Lentera atau kita mengenalnya dengan Chap Goh Mei.
Perayaan 15 Hari setelah Imlek
Imlek di tahun ini jatuh pada hari Selasa tanggal 1 Februari 2022. Namun, perayaan ini tidak berhenti di satu hari itu saja. Perayaan Imlek baru akan berakhir saat memasuki 15 hari setelah Imlek dan bulan purnama pertama di tahun lunar. Bulan purnama pertama di 15 hari setelah Imlek inilah akan diperingati dengan festivalnya sendiri.
Di China, 15 hari setelah Imlek dikenal sebagai Festival Lentera, yang juga dikenal dengan Festival Bulan oleh banyak komunitas Tionghoa di Asia Tenggara. Dikutip dari asianinspirations.com.au, 15 hari setelah Imlek ini ditandai dengan pertunjukan lentera yang semarak dengan beberapa pertunjukan budaya.
Seperti tarian singa dan tarian rakyat. Keluarga juga merayakannya dengan menyiapkan Sup Bola Ketan Yuan Xiao, yang juga dikenal sebagai Tang Yuan. Ini merupakan simbol persatuan dan suguhan yang juga disajikan selama Festival Pertengahan Musim Gugur.
©2014 Merdeka.com/Shutterstock/wong yu liang
Bagi komunitas Hokkien di Indonesia dan Malaysia, perayaan 15 hari setelah Imlek sedikit berbeda. Dikenal sebagai Chap Goh Mei, perayaan 15 hari setelah Imlek ini dirayakan oleh keluarga yang berkumpul untuk menandai akhir Tahun Baru Imlek dengan doa dan persembahan sebagai wujud syukur. Chap Goh Mei juga dirayakan sebagai Hari Valentine Cina, di mana gadis-gadis muda yang belum menikah akan melemparkan jeruk mandarin ke laut atau sungai dengan harapan menemukan cinta sejati.
Adapun di Vietnam, mereka mengakhiri 15 hari Tahun Baru Imlek dengan sebutan Tết Nguyên Tiêu. Mengambil pengaruh China selama beberapa abad, orang Vietnam memegang hal yang sama dengan bulan purnama pertama di tahun baru lunar.
Selama Tết Nguyên Tiêu, keluarga Tionghoa di Vietnam akan pergi ke kuil dan berdoa untuk tahun yang akan datang, serta merayakan hari itu dengan pertunjukan lentera dan barongsai. Mirip dengan Yuan Xiao Cina, orang Vietnam memiliki versi mereka sendiri, yang dikenal sebagai Chè Trôi Nước, sup makanan penutup khusus dari bola nasi ketan dengan saus gula, dan membawa makna simbolis yang sama tentang persatuan keluarga.
Makna Budaya Festival Lentera
Festival Musim Semi adalah waktu yang disediakan untuk keluarga. Dilansir dari chinesenewyear.net, ada makan malam reuni di malam tahun baru, kunjungan ke mertua pada hari ke-2 dan ke tetangga setelahnya. Toko dibuka kembali pada tanggal 5 dan masyarakat pada dasarnya akan beraktivitas seperti biasa lagi.
Tetapi pada tanggal 15, setiap orang, tanpa memandang usia atau jenis kelamin, keluar ke jalan untuk merayakannya. Meskipun Festival Lentera melambangkan reuni, ini juga menjadi waktu bersosialisasi dan kebebasan.
Di Tiongkok Kuno, wanita biasanya tidak diizinkan keluar rumah. Namun pada malam ini, mereka bisa berjalan-jalan dengan bebas, menyalakan lampion, bermain game dan berinteraksi dengan laki-laki. Kisah-kisah liar dan romantis menjadi alasan kenapa beberapa orang menyebut Festival Lentera adalah Hari Valentine China yang sebenarnya, daripada Qixi.
Namun di sisi lain, Festival Lentera juga memiliki aspek religi. Perayaan ini memiliki arti penting dalam paganisme Tiongkok kuno, dan juga agama Buddha modern dan budaya etnis minoritas.
Asal dan Sejarah
Dikatakan bahwa festival ini sudah dimulai lebih dari 2000 tahun yang lalu sejak dinasti Han Barat. Kaisar Wu menetapkan hari ini sebagai ritual pemujaan bagi Taiyi, salah satu penguasa alam semesta.
Permainan kekuasaan yang intens dan kerusuhan terjadi setelah pemerintahannya. Kaisar baru pun diangkat, yaitu Kaisar Wen. Untuk merayakan kembalinya perdamaian, ia menjadikan tanggal 15 sebagai hari libur nasional. Setiap rumah akan menyalakan lilin dan lentera. Momen ini dikenal sebagai nào yuán xiāo. “Nao” dapat diartikan sebagai bersenang-senang, atau menjadi bebas dengan kegembiraan.
Kaisar Ming dari Han Timur yang diangkat kemudian merupakan seorang Buddhis yang taat. Dia mendengar bahwa pada tanggal 15, para bhikkhu akan menyalakan lilin untuk Sang Buddha. Dia memerintahkan istana dan kuil untuk menyalakan lilin, dan bagi warga untuk menggantung lentera.
Kedua acara tersebut digabungkan dan akhirnya berkembang menjadi Festival Lentera yang kita kenal sekarang.