Peristiwa 23 Mei 1997: Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin
Salah satu peristiwa kelam yang tercatat dalam sejarah Indonesia terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ratusan korban berjatuhan. Bangunan dan fasilitas umum dirusak dan dibakar. Keberingasan dan kekejaman manusia tergambar di hari Jumat, 23 Mei 1997.
Perjalanan bangsa Indonesia dihiasi dengan berbagai peristiwa bersejarah. Peristiwa-peristiwa inilah yang nantinya ikut memengaruhi perkembangan di dalam Tanah Air. Meskipun, tidak sedikit pula peristiwa di masa lalu menjadi sebuah kenangan kelam dalam sejarah Nusantara.
Salah satu peristiwa kelam yang tercatat dalam sejarah Indonesia terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Meskipun peristiwa ini tidak banyak dikisahkan seperti halnya kerusuhan Sampit, kerusuhan Poso, atau kerusuhan Mei 1998, namun dampak yang diakibatkannya menjadi salah satu yang terburuk menjelang berakhirnya Orde Baru.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Apa isi ramalan Jayabaya tentang masa depan Nusantara? Jayabaya meramal Nusantara akan mengalami masa penuh bencana. Gunung-gunung meletus, bumi berguncang, laut dan sungai meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan.
-
Di mana warugan lemah tercatat dalam sejarah? Dalam catatan sejarah, naskah itu sudah ada sejak 1846 dan dikenalkan oleh Bupati Bandung, Wiranatakusumah IV kepada Masyarakat Batavia. Namun diduga pembuatannya sebelum runtuhnya Kerajaan Padjajaran, sekitar tahun 1400-an masehi.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Apa yang ditemukan di situs sejarah di Desa Ngloram? Di tengah situs itu terdapat tumpukan batu yang berundak. Di sana terdapat makam yang tak diketahui pemiliknya. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden dengan bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut dengan Punden Ngloram.
Ratusan korban berjatuhan. Beberapa orang dikabarkan menghilang. Bangunan dan fasilitas umum pun dirusak dan dibakar. Keberingasan dan kekejaman manusia tergambar di hari Jumat, 23 Mei 1997 itu.
Kota Banjarmasin yang tadinya tampak damai berubah seolah telah terjadi peperangan. Peristiwa mengerikan itu meninggalkan duka bagi keluarga korban dan juga kerugian materi dengan jumlah yang tidak sedikit. Peristiwa kerusuhan tersebut pun dikenal hingga sampai saat ini dengan sebutan Jumat Kelabu 23 Mei 1997.
Awal Mula Kerusuhan
Tanggal 23 Mei 1997, bertepatan dengan hari Jumat. Dalam rangka menyambut pemilu 1997, akan ada acara besar yang dilangsungkan di pusat kota. Salah satu partai yang ikut serta dalam pemilu, Golkar, akan menyelenggarakan kampanye dengan panggung hiburan rakyat.
Panggung hiburan rakyat itu rencananya akan dilaksanakan usai ibadah salat Jumat. Namun, rencana tersebut tidak pernah terwujud, dan justru berubah menjadi sebuah tragedi berdarah yang akan selalu dikenang.
Dilansir dari bosscha.id, sebagian massa dari kampanye Golkar yang terdiri dari anak-anak muda membuat kegaduhan dengan membuat suara raungan sepeda motor, sehingga mengganggu ketenangan masyarakat muslim yang tengah melaksanakan salat Jumat.
Hal ini dilanjutkan dengan arak-arakan sepeda motor tersebut melewati Masjid Noor di Jalan Pangeran Samudra. Sebenarnya, sudah ada larangan untuk tidak melewati Masjid Noor. Terlebih saat itu jemaah sholat jumat juga meluber ke depan halaman depan masjid. Namun, massa kampanye yang didukung oleh Satgas Golkar tetap ngotot ingin melewati jalan tersebut dengan alasan salat Jumat sudah hampir selesai.
Usai salat Jumat, massa yang tadinya terganggu ibadahnya mulai berdatangan dari berbagai penjuru untuk menuju Kantor DPD Golkar Kalimantan Selatan. Bentrokan pun tak terelakkan antara massa dengan Satgas Golkar dan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).
Situasi Memanas
Pukul 2 siang, situasi kian memanas. Massa yang melengkapi dirinya dengan senjata tajam mulai bergerak ke pusat kota. Pergerakan ke pusat kota juga diikuti dengan perusakan. Bangunan, mobil, dan fasilitas umum yang dilalui massa tak luput dari amukan. Bentrokan fisik pun menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Ruko-ruko dirusak, dan Mitra Plaza dibakar. Aksi penjarahan pun tak terhindarkan. Listrik yang padam ikut menjadikan suasana kota kian mencekam. Pemandangan di Banjarmasin kala itu tampak kacau bak arena peperangan.
Dari yang semula yang hanya melibatkan dua kubu, kerusuhan akhirnya melebar hingga massa menjadi tak terkendali. Dikabarkan bahwa terdapat beberapa gereja dan satu klenteng yang ikut dihancurkan. Rumah WNI keturunan Tionghoa pun tak luput dari serangan massa.
Tragedi berdarah ini terus berlangsung hingga dini hari.
Dampak Kerusuhan
instagram.com/wargabanua
Pasukan keamanan pun beraksi di malam hari. Pasukan keamanan yang terdiri dari prajurit TNI dan Polri mulai menyisir kampung-kampung kecil untuk memburu massa dan para penjarah.
Jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan akibat kerusuhan ini dinilai menjadi salah satu yang paling parah di masa-masa berakhirnya rezim orde baru. Menurut data hasil investigasi Tim Pencari Fakta Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), tercatat ada sebanyak 123 korban tewas, 118 orang luka-luka, dan 179 lain hilang.
Belum lagi dengan kerugian materiil yang tentunya sangat besar. Pusat pertokoan, kantor pemerintahan, tempat peribadatan, sekolah, hingga rumah warga, bahkan rumah panti jompo, ikut menjadi korban dengan cara dirusak, dibakar, dan dihancurkan.
Ratusan mayat dari kerusuhan ini akhirnya dikuburkan secara massal di komplek pemakaman Landasan Ulin Tengah, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, yang terletak 22 kilometer sebelah tenggara Banjarmasin. Di sana kita juga akan menemukan kayu yang tertancap dengan tulisan "Makam Masal Jum'at Kelabu 23 Mai 1997".
(mdk/ank)