Trauma Pascagempa, 10 Ribu Warga Bawean Memilih Tinggal di Pengungsian
Rentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Rentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian daripada kembali ke rumah.
Trauma Pascagempa, 10 Ribu Warga Bawean Memilih Tinggal di Pengungsian
Bupati Kabupaten Gresik Jawa Timur Fandi Akhmad Yani menyebut, banyaknya warga yang mengungsi itu karena masyarakat trauma dan khawatir bila kembali tinggal di dalam rumahnya.
"Ada yang tidak rusak rumahnya tapi punya kekhawatiran, dia tidak mau tinggal di rumah tapi di luar rumah, bikin tenda sendiri," katanya, Senin (25/3).
Selain kebutuhan logistik, warga Bawean saat ini memerlukan pendampingan psikologis dan trauma healing.
Akhmad Yani sudah mengumpulkan seluruh kepala desa, kepala puskesmas serta pimpinan rumah sakit yang ada di Kecamatan Sangkapura dan Tambak, agar dapat memberikan edukasi pada masyarakat.
Dia menyebut kondisi psikologi warga juga diperparah dengan informasi hoaks tentang adanya gempa susulan yang bisa memicu tsunami.
"Kita harus edukasi warga, memberikan informasi yang valid, terkait dengan pemberitaan (hoaks) adanya gempa susulan yang mengakibatkan tsunami dan lain-lain," tuturnya.
Dari data BPBD Jatim, sebanyak 4.679 rumah di Tuban, Bawean Gresik, Surabaya, Sidoarjo hingga Pamekasan mengalami kerusakan. Rinciannya, rusak berat 774 unit, rusak sedang 1.332 unit, dan rusak ringan 2.573 unit.
Sedangkan kerusakan rumah warga di Bawean Gresik, rumah rusak berat 772 unit, rusak sedang 1.330 unit, dan rusak ringan 2.554 unit.
Gempa ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, yakni tempat ibadah 183 unit, sekolah 91 unit, kantor 24 unit, dan rumah sakit 5 unit.
Sementara, berdasarkan catatan BMKG Pasuruan, hingga Senin (25/3) pukul 07.00 WIB, setidaknya sudah terjadi 263 kali gempa susulan.