Ratusan Warga Kota Bogor Positif Campak, Minimnya Imunisasi Jadi Penyebab
Sebanyak 143 warga Kota Bogor, Jawa Barat, positif campak rubella. Kepala Dinkes Kota Bogor menyatakan bahwa minimnya imunisasi jadi salah satu penyebab campak.
Sebanyak 143 warga Kota Bogor, Jawa Barat, dinyatakan positif campak berdasarkan hasil uji laboratorium. Meski demikian, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat menegaskan bahwa daerah tersebut tidak dalam status kejadian luar biasa (KLB) Campak Rubella.
Pasalnya, ratusan sampel yang dinyatakan positif berdasarkan hasil uji laboratorium itu tidak memiliki hubungan secara orang, tempat, dan waktu saat dikaji berdasarkan sisi epidemiologi.
-
Apa yang terjadi pada sapi Presiden Jokowi di Blora? Tampak sapi tersebut mengamuk saat akan disembelih Dalam video yang diunggah akun YouTube Liputan6, tampak saat akan disembelih, muka sapi itu ditutup dengan sebuah kain. Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang memperkenalkan asinan Bogor? Mengutip Youtube Trans7 Official, kehadiran asinan di Bogor sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu makanan ini dikenalkan oleh seorang Kapiten Tionghoa bernama Tan Goan Piaw.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Apa yang keluar dari sumur di Bogor? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
"Dapat disimpulkan, bahwa Kota Bogor tidak masuk ke dalam kategori KLB," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Jumat (17/3).
Retno menjelaskan penetapan status KLB Campak Rubella dapat dilakukan apabila daerah tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan, yakni apabila ada lima atau lebih kasus suspek campak-rubella dalam waktu empat minggu berturut-turut dan ada hubungan epidemiologi.
Sementara itu, KLB dinyatakan berhenti apabila tidak ditemukan kasus baru dalam waktu dua kali masa inkubasi atau rata-rata satu bulan setelah kasus terakhir, seperti dikutip dari Antara.
Sistem Surveilans Campak Rubella
Retno menuturkan, sistem surveilans Campak Rubella di Kota Bogor sudah semakin baik, yakni ditunjukkan dengan deteksi dini kasus. Dari awal tahun 2023 hingga akhir Februari 2023, Kota Bogor telah mengirimkan 292 sampel kasus suspek campak ke Laboratorium Bio Farma Bandung.
Rinciannya, sebanyak 143 sampel Positif Campak, 3 Positif Rubella, 74 sampel negatif, 72 sampel masih pending laboratorium. Adapun dari 143 sampel Positif Campak, 12 sampel di antaranya merupakan warga Kabupaten Bogor.
Kasus positif campak tersebar di 43 dari 68 kelurahan di Kota Bogor. Dari jumlah tersebut, ada 4 kelurahan dengan lebih dari lima kasus positif campak yaitu Kelurahan Mulyaharja (17 kasus), Kelurahan Sindang Barang (13 kasus), Kelurahan Empang (7 kasus) dan Kelurahan Pasir Jaya (7 kasus).
Capaian imunisasi campak 9-11 bulannya untuk Kelurahan Gunung Batu 88 persen, Kelurahan Loji 101,6 persen, Kelurahan Pasir Jaya 95,6 persen dan Kelurahan Mulyaharja 91,1 persen.
Imunisasi Jadi Kunci
©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko
Retno menuturkan, campak rubella dapat dicegah dengan penguatan kondisi tubuh melalui imunisasi. Dari target 95 persen target cakupan Imunisasi Campak 9-11 bulan tahun 2022, Kota Bogor sudah mencapai 96,55 persen.
Berdasarkan angka absolut sasaran, dari 17.475 anak-anak yang menjadi sasaran imunisasi campak 9-11 bulan, sebanyak 16.872 di antaranya telah diimunisasi campak 9-11 bulan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor mengungkapkan, rendahnya cakupan imunisasi menjadi salah satu faktor penyebab campak rubella di suatu wilayah. Selain itu, faktor transmisi dari daerah perbatasan dengan kelurahan atau kabupaten/kota terdampak yang cakupan imunisasi rendah di tahun-tahun sebelumnya menjadi faktor pendukung campak rubella walaupun capaian imunisasi daerah tersebut sudah mencapai target. Meski demikian, kata Retno, masih perlu penyelidikan epidemiologi lebih lanjut guna penentuan faktor penyebab campak rubella.