Ridwan Kamil Sebut Covid-19 Baik untuk Sungai Citarum, Begini Penjelasannya
Menurut pria yang juga menjadi Dansatgas Citarum Harum ini, walau sampah rumah tangga masih ditemui, namun volumenya yang jauh lebih kecil dibanding sebelum Covid-19.
Hadirnya pandemi Covid-19 di Indonesia rupanya membawa dampak positif untuk aliran Sungai Citarum. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil pada Sabtu (28/11/2020) lalu.
Menurut gubernur yang kerap disapa Emil itu, datangnya wabah Covid-19 rupanya membuat aspek pencemaran sampah di Citarum menjadi turun.
-
Apa bukti bahwa orang Sunda di zaman dulu menggantungkan hidup di Sungai Citarum? Sungai Citarum, jadi titik awal peradaban orang Sunda zaman dahulu.
-
Dimana letak awal sungai Citarum? Titik nolnya berada di kawasan Situ Cisanti, Kecamatan Kertasari.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa yang terjadi pada Waduk Jatiluhur saat ini? Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter. Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air.Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
"Sejauh ini dari laporan yang ia terima, Covid-19 ini ternyata memberikan dampak baik pada pencemaran juga karena jumlah sampah menurun. Covid-19 memungkinkan lingkungan melakukan pemulihan sendiri (self healing). Mungkin Covid-19 adalah cara lingkungan melakukan reboot terhadap dirinya sendiri," ucapnya saat menjadi narasumber webinar IATPI Jabar - Satgas Citarum #Seri3 Sampah Citarum Riwayatmu Doeloe, dari Gedung Pakuan Bandung.
Menurut pria yang juga menjadi Dansatgas Citarum Harum ini, walau sampah rumah tangga masih ditemui, namun volumenya yang jauh lebih kecil dibanding sebelum Covid-19.
"Hari ini sampah khususnya limbah rumah tangga memang masih ada tapi kalau dibandingkan dengan sebelumnya volume sampahnya kini sudah jauh menurun," ujar Ridwan Kamil.
Target hingga Tahun 2025
Ridwan Kamil/©2020 Istimewa
Dari data yang terlampir di laman resmi Pemprov Jabar, penanganan limbah di Sungai Citarum di tahun 2019 lalu telah tertangani 46 persen. Pihaknya menargetkan, hingga akhir tahun 2020 mendatang bisa mencapai target angka 70 persen.
"Tahun 2019 timbunan sampah yang tidak terkelola penanganannya 46%, target tahun ini melebihi setengahnya dan seterusnya sampai tahun 2025. Kita harap penanggulangan dan pengelolaan sampah yang ada di DAS Citarum bisa dikelola sepenuhnya oleh sistem," tuturnya.
Terdapat Kasus Pencemaran Limbah Pabrik Terbanyak
Di Sungai Citarum, selain terdapat sampah rumah tangga, masalah utama lainnya adalah limbah dari pabrik-pabrik sekitar. Sejak terbit Perpres Nomor 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, pihak-pihak yang melakukan pencemaran sudah diproses hukum ada 165 kasus.
"Mayoritas pihak yang digugat ke pengadilan merupakan korporasi yang menikmati kekosongan penegakkan hukum karena pengusaha mencari biaya murah dalam pengelolaan limbah. Cara paling simpel adalah membuang ke Citarum," katanya.
Emil menambahkan, saat ini Pemda Jawa Barat tengah fokus untuk memulihkan kawasan hulu seperti gunung dan perbukitan yang kondisinya mengkhawatirkan. Rencana ini dilakukan melalui gerakan menanam 50 juta pohon yang sudah dimulai tahun 2019 lalu.
"Hampir setahun ini gerakan penanaman pohon tersebut telah terealisasi sebanyak 19 juta pohon. Bukit-bukit gundul mengindikasikan permasalahan lingkungan adalah hal penting yang harus kami carikan solusi, termasuk di dalamnya pengelolaan DAS Citarum," terangnya.
Kolaboratif
Ridwan berharap penanganan Sungai Citarum di akhir tahun 2025 bisa terkelola. Dari sisi anggaran, penanganan Citarum dilakukan secara kolaboratif, dengan dukungan dari Bank Dunia, APBN, APBD Provinsi dan kabupaten/kota. Total anggaran sekitar Rp11,358 triliun hingga akhir tahun 2025.
"Kita lakukan berbagai inisiatif bahwa penanganan Citarum bisa dilakukan secara kolaboratif. Jadi, kalau berharap Citarum bisa beres sendiri tanpa tindakan yang besar saya kira tidak realistis melainkan butuh dana yang tidak murah," pungkasnya.