BWF Salah Hitung hingga Buat Drawing Ganda Putra di Olimpiade Paris 2024 Kacau, Begini Respons PBSI
Karena ada 17 pasang dalam sektor ganda putra, nantinya tiga grup akan berisikan empat pasangan. Sedangkan satu grup bakal berisikan lima pasangan.
Karena ada 17 pasang dalam sektor ganda putra, nantinya tiga grup akan berisikan empat pasangan. Sedangkan satu grup bakal berisikan lima pasangan.
BWF Salah Hitung hingga Buat Drawing Ganda Putra di Olimpiade Paris 2024 Kacau, Begini Respons PBSI
Atas kesalahan fatal BWF ini, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pun buka suara. Mereka menyatakan kekecewaan dan meminta pertanggung jawaban BWF untuk menangani kasus ini.
Mereka juga menyayangkan efek kerugian yang akan dialami para pemain, khususnya pemain Indonesia.
Karena salah hitung ini, Olimpiade Paris 2024 akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah sektor ganda putra diikuti oleh 17 pasang pemain.
- 12 Wanita Cantik dan Berprestasi yang Berlaga di Olimpiade 2024 Paris, Siapa Favoritmu?
- Sampaikan Selamat untuk Atlet, Puan Maharani Malah Dapat Pujian soal Desain Ucapan
- FOTO: Fajar/Rian Tumbang di Perempat Final Olimpiade 2024, Puasa Gelar Ganda Putra Indonesia Berlanjut
- FOTO: SCM Grup Resmi Umumkan Diri Sebagai Pemegang Hak Siar Olimpiade Paris 2024
PBSI menyatakan kekecewaan sangat mendalam atas kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF tersebut dan meminta pertanggungjawaban.
"Kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF secara langsung tidak hanya merugikan pasangan Indonesia, khususnya Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, tetapi juga seluruh pasangan yang bertarung di Road to Paris 2024," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI M. Fadil Imran di Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Dalam hitungan baru, Bagas/Fikri seharusnya ada di unggulan 8 dalam Badminton Asia 2024 dan memungkinkan untuk lolos ke Olimpiade.
Gugatan ke CAS Dikabulkan
Dampak dari kesalahan hitung poin Road to Paris dari BWF berakibat sangat fatal. Ganda putra Prancis Ronan Labar/Lucas Corvee bisa tampil di Olimpiade Paris 2024 meski dari peringkat kualifikasi, sebenarnya mereka tidak lolos. Hal ini dikarenakan banding yang mereka ajukan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) resmi dikabulkan.
Awal Mula
Pada mulanya, Labar/Corvee berada dalam zona lolos ke Olimpiade. Tetapi, BWF lalu merevisi kesalahan hitungnya dan membuat rekan senegara mereka Christo Popov/Toma Junior Popov, memiliki poin lebih baik ketimbang Labar/Corvee. Akhirnya, Popov bersaudara ada di peringkat 37, sedangkan Labar/Corvee berada di posisi 38. Jadi, yang dinyatakan lolos ke Olimpiade adalah Popov bersaudara, bukan Labar/Corvee.
Geram, Labar/Corvee lantas menggugat BWF ke CAS. Hasilnya, CAS mengabulkan tuntutan Labar/Corvee dan membuat mereka bisa tampil di Olimpiade.
Merugikan Fajar/Rian
Karena ada 17 pasang dalam sektor ganda putra, nantinya tiga grup akan berisikan empat pasangan. Sedangkan satu grup bakal berisikan lima pasangan. Fajar/Rian yang menjadi unggulan 7 mungkin akan dirugikan berada di grup dengan lima tim. Hal ini tentu merugikan karena mereka harus bertanding empat kali di fase grup yang sangat merugikan dari segi fisik.
"Jika nanti Fajar Alfian/Muhamad Rian Ardianto masuk ke grup itu (yang berisi lima pasangan), maka mereka akan bertanding empat kali di fase grup. Ini sangat merugikan karena ada penambahan satu pertandingan," kata Fadil.
instagram.com