Sedang Masa Panen, Ini 6 Fakta Menarik Durian Khas Baduy
Saat ini perkebunan durian asli dari kampung Baduy, di Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tengah memasuki masa panen. Di sana, wisatawan bisa mencicipi langsung buah durian yang baru dipetik dari pohon. Musim ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan luar kota untuk berkunjung.
Saat ini perkebunan durian asli dari kampung Baduy, di Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tengah memasuki masa panen. Di sana, wisatawan bisa mencicipi langsung buah durian yang baru dipetik dari pohon. Musim ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan luar kota untuk berkunjung.
Durian khas Baduy memiliki keistimewaan tersendiri, dibanding jenis lainnya. Selain itu harganya pun pas di kantong, dan tidak mengecewakan para penikmatnya.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Bagi masyarakat setempat, buah durian menjadi salah satu tumpuan hidup karena hasil penjualannya yang selalu tinggi. Tak ayal, musim panen juga selalu ditunggu oleh masyarakat Baduy.
"Dari hasil durian itu maka kehidupan masyarakat Badui lebih sejahtera jika musim durian tiba," kata Kepala Desa Kanekes, Lebak, Jaro Saija, mengutip ANTARA, Selasa (6/9)
Musim Panen Berlangsung Selama Tiga Bulan
Durian di Baduy ©2022 YouTube Mata Bento/Merdeka.com
Jaro mengatakan, jika musim panen durian di Baduy biasanya akan berlangsung selama dua kali dalam satu tahun. Dalam sekali masa petik, akan terjadi sekitar tiga bulan yakni September sampai November.
“Biasanya momen panen akan berlangsung sampai bulan November” lanjutnya.
Selama ini, pertanian durian menjadikan andalan ekonomi tahunan masyarakat Baduy mulai petani, pemanjat pohon, buruh panggul, tengkulak, pedagang pengecer, hingga sopir kendaraan.
Karena itu, petani Baduy, selain menanam palawija, pisang, padi huma, sayuran, dan tanaman obat-obatan juga menanam durian.
"Jadi, pertanian Badui ada yang menjadi pendapatan ekonomi bulanan, tiga bulanan, hingga tahunan," kata Jaro.
Kebunnya Berada di Atas Perbukitan dan Buahnya Organik
Para petani Baduy mengembangkan pertanian durian di bukit-bukit di kawasan pegunungan Kendeng, karena lahannya subur.
Keunggulan durian Baduy masuk kategori organik, buahnya berwarna kuning, besar, beraroma, dan manis. Selama proses pembudidayaan, masyarakat tidak menggunakan pupuk maupun obat apapun sehingga terjaga kealamiannya.
"Kami sangat terbantu jika masuk musim buah durian di sini," katanya menjelaskan.
Disantap Bersama Kopi
Keunikan dari durian Baduy adalah cara menyantapnya. Beberapa masyarakat setempat terbiasa memakan durian dengan mencampurkannya ke kopi. Selain itu, kulit tempat durian juga bisa dijadikan sebagai gelas kopi.
Menurut Jaro, saat ini, kawasan pemukiman Baduy ramai dipadati wisatawan untuk menikmati buah durian Baduy.
Dalam satu pohon, warga bisa memanen sebanyak 200 sampai 300 buah durian dengan berbagai ukuran. Ciri lain durian Baduy adalah warnanya yang putih kekuningan serta bertekstur mirip mentega.
Harganya Murah
Jaro menambahkan, di musim panen pertengahan tahun ini, harga buah durian di pemukiman Baduy terbilang murah yakni mulai dari Rp25 ribu sampai Rp150 ribu/buah.
Kondisi ini semakin membuat wisatawan untuk datang secara berkelompok untuk menikmati buah durian, bahkan memborongnya hingga Rp5 juta.
Dengan demikian, hingga kini pertanian durian di pemukiman Badui membawa berkah bagi masyarakat Baduy.
"Dari hasil durian itu maka kehidupan masyarakat Badui lebih sejahtera jika musim durian tiba," katanya.
Dimakan Sambil Menikmati Pemandangan Alam
Keberadaan pemukiman Baduy yang berada di dataran tinggi perbukitan bisa menciptakan kepuasan sendiri saat menyantap durian. Pengunjung akan ditemani syahdunya area teduh pepohonan di sana.
Hal ini yang kemudian membuat salah satu pengunjung bernama Melki (45) asal Karawang, Jawa Barat berkunjung langsung.
"Kami membeli durian Badui sebesar Rp1 juta untuk dibawa ke Kerawang dan juga untuk dimakan bersama keluarga," katanya.
Dijual Sampai ke Luar Daerah
Petani durian di Baduy bernama Arman (60) mengatakan jika hasil panen duriannya dijual ke pengumpul dan dijual untuk wisatawan yang mengunjungi pemukiman Baduy. Selain itu juga buah-buah durian diangkut kendaraan melalui Terminal Ciboleger untuk dipasok ke Rangkasbitung dan daerah lain.
Panen durian tahun ini hasilnya cukup bagus dan buahnya cukup banyak ketimbang tahun lalu.
"Kami panen durian dapat membantu pendapatan ekonomi keluarga dan bisa menjual hingga Rp45 juta," ujarnya.
Petani Badui lain, Pulung (55) mengaku kebun durian miliknya bisa panen hingga November 2022 dan dipastikan ditampung tengkulak. Para tengkulak biasa memasarkannya ke Rangkasbitung, Tangerang, dan Jakarta.
"Kami menjual durian lebih baik dengan sistem borongan karena tidak mengeluarkan biaya angkutan lagi," katanya.