Uji Makanan adalah Cara Mengetahui Kandungan Suatu Bahan, Penting Dilakukan
Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam bahan makanan, maka diperlukan uji makanan. Uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin.
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia memperoleh tenaga dan energi dari makanan. Makanan dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidup dan menjalankan aktivitasnya.
Makanan terdiri atas bermacam-macam zat yang dikenal dengan nutrien, dan dibedakan menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien diperlukan dalam jumlah besar oleh tubuh seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan mikronutrien merupakan zat yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh tubuh seperti mineral dan vitamin.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian tentang tes darah untuk gagal jantung? Penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Heart Failure ini dipimpin oleh Profesor Neil Herring, Profesor Kedokteran Kardiovaskular dan Konsultan Kardiologi di DPAG, bekerja sama dengan Profesor Pardeep Jhund dari University of Glasgow.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang fungsi sidik jari dan sentuhan? Penelitian ini dilakukan oleh George Debrégeas, fisikawan yang menjadi ahli biologi di Universitas Sorbonne, Paris, beberapa tahun yang lalu.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang ingatan menjijikkan? Mengutip Indy100 & Newsweek, Senin (25/3), para peneliti di Macquarie University di Australia dan Karolinska Universitet di Swedia telah mengungkap bahwa sensasi-sensasi sensorik ini memicu rasa jijik yang kuat.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam bahan makanan, maka diperlukan uji makanan. Uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin dengan mengelompokannya sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalamnya.
Berikut informasi mengenai uji makanan adalah cara mengetahui kandungan suatu bahan yang telah dirangkum merdeka.com melalui bbc.co.uk dan eprints.walisongo.ac.id.
Pengertian Uji Makanan
© unsplash.com/Luisa Brimble
Pertama, akan dijelaskan lebih uji makanan. Uji makanan adalah serangkaian prosedur atau metode yang digunakan untuk menilai kualitas, keamanan, dan kandungan nutrisi dari suatu produk makanan.
Tujuan dari uji makanan adalah untuk memastikan bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi, memiliki kualitas yang sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan memenuhi klaim nutrisi yang dicantumkan pada label.
Setiap jenis uji memiliki metode dan prosedur spesifik yang harus dilakukan oleh laboratorium terakreditasi untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.
Hasil uji makanan ini sangat penting untuk produsen makanan, konsumen, serta otoritas pengawas pangan dalam memastikan keamanan dan kualitas produk makanan yang beredar di pasaran.
Fungsi Uji Makanan
Fungsi uji makanan mencakup berbagai aspek yang penting untuk memastikan keamanan, kualitas, dan nilai gizi dari produk makanan. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari uji makanan:
1. Menjamin Keamanan Pangan:
- Deteksi Kontaminan: Uji makanan dapat mendeteksi keberadaan kontaminan seperti bakteri patogen (misalnya, Salmonella, Listeria), virus, jamur, dan parasit. Ini membantu mencegah penyakit yang ditularkan melalui makanan.
- Identifikasi Bahan Berbahaya: Uji kimia dapat mendeteksi bahan berbahaya seperti residu pestisida, logam berat, mikotoksin, dan bahan kimia lainnya yang dapat membahayakan kesehatan konsumen.
2. Menjaga Kualitas Produk:
- Konsistensi Produk: Uji fisik dan sensorik memastikan bahwa produk memiliki kualitas yang konsisten dalam hal tekstur, rasa, aroma, dan penampilan.
- Kepatuhan terhadap Standar: Uji ini memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh badan regulasi dan standar industri.
3. Verifikasi Klaim Nutrisi:
- Analisis Kandungan Gizi: Uji nutrisi menganalisis kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan komponen gizi lainnya untuk memastikan klaim nutrisi pada label produk akurat.
- Labeling yang Benar: Membantu memastikan bahwa informasi pada label makanan sesuai dengan kandungan sebenarnya, yang penting untuk konsumen yang mengandalkan label untuk membuat keputusan makan yang sehat.
4. Pengembangan Produk:
- Inovasi dan R&D: Uji makanan mendukung pengembangan produk baru dengan menilai karakteristik sensorik, fungsionalitas bahan, dan stabilitas produk.
- Uji Coba Resep: Mengidentifikasi kombinasi bahan yang optimal untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan.
5. Kepatuhan Regulasi:
- Pemenuhan Peraturan: Memastikan produk makanan mematuhi peraturan dan persyaratan yang ditetapkan oleh badan pengawas pangan, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia atau Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.
- Sertifikasi dan Lisensi: Membantu produsen mendapatkan sertifikasi yang diperlukan untuk distribusi dan penjualan produk di pasar domestik dan internasional.
6. Pengendalian Mutu:
- Proses Produksi: Mengidentifikasi dan mengontrol variabilitas dalam proses produksi untuk memastikan bahwa produk akhir selalu memenuhi standar kualitas.
- Pencegahan Cacat Produk: Mengurangi risiko produk cacat yang bisa mengakibatkan penarikan kembali produk (recall) yang merugikan produsen secara finansial dan merusak reputasi.
7. Perlindungan Konsumen:
- Keamanan Konsumsi: Memastikan bahwa makanan yang dijual aman untuk dikonsumsi, yang penting untuk menjaga kesehatan masyarakat.
- Kepuasan Konsumen: Menjamin bahwa produk memenuhi harapan konsumen dalam hal rasa, tekstur, dan kualitas keseluruhan.
Karbohidrat
pexels
Karbohidrat merupakan komponen bahan makanan yang penting dan merupakan sumber energi yang utama. Karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya ketosis, mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral, dan untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Salah satu cara mendeteksi kandungan karbohidrat pada bahan makanan adalah dengan menggunakan larutan yodium. Selain itu, untuk mengetahui kandungan karbohidrat kamu juga bisa menggunakan uji benedict yang dilakukan melalui reaksi gula pereduksi.
Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas, dengan membentuk kupro oksida berwarna. Larutan benedict dilakukan pada suasana basa yang menyebabkan terjadinya isomerik.
Selain dengan uji benerdict, karbohidrat juga bisa diidentifikasi dengan uji milisch, uji seliwanoff, dan uji fehling.
Lemak
Lipid atau lemak merupakan sekelompok organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia yang memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Lemak memiliki sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzena.
Lemak memiliki fungsi penting bagi tubuh yakni menjadi sumber tenaga kedua dalam tubuh, sebagai bantalan penahan panas di bawah kulit, komponen struktural dalam tubuh, dan pembawa bagi absorpsi vitamin larut lemak.
Menguji kandungan lemak dapat dilakukan untuk mengetahui sifat, kelarutan, dan jenis lipid dalam suatu bahan. Menguji lemak dalam suatu bahan makanan dapat dilakukan dengan mengoleskan larutan pada kertas. Jika kertas menjadi transparan atau buram, maka bahan yang diuji mengandung lemak.
Pengujian lemak juga dapat dilakukan dengan menggunakan etanol dan air, dengan cara memasukkan etanol ke dalam air, apabila dalam larutan tersebut menjadi emulsi putih keruh berarti bahan makanan tersebut mengandung lemak.
Protein
©Pixabay/StockSnap
Protein merupakan salah satu bahan makronutrien yang lebih berperan dalam pembentukan biomolekul dari apda sebagai sumber energi. Meskipun begitu, bila organisme sedang kekurangan energi maka protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi setelah karbohidrat dan lemak.
Protein memiliki beragam fungsi biologis yang berbeda yaitu sebagai katalis enzim, transport dan penyimpanan, fungsi mekanik, pergerakan, pelindung dan proses informasi. Kualitas protein pangan tergantung pada kandungan asam amino esensial.
Hanya ada sekitar 20 asam amino alami yang berbeda. Namun, setiap molekul protein memiliki ratusan atau bahkan ribuan yang bergabung bersama dalam urutan yang unik dan terlipat menjadi bentuk yang benar. Ini memberi protein sifat individualnya sendiri.