Ilmuwan Temukan Alasan Manusia Simpan Ingatan yang Paling Menjijikan
Para ilmuwan telah menemukan alasan mengapa manusia menyimpan ingatan yang menjijikkan.
Para ilmuwan telah menemukan alasan mengapa manusia menyimpan ingatan yang menjijikkan.
Ilmuwan Temukan Alasan Manusia Simpan Ingatan yang Paling Menjijikan
Para ilmuwan telah menemukan alasan mengapa manusia menyimpan ingatan yang menjijikkan.
Penelitian menunjukkan bahwa ingatan yang menyebabkan perasaan jijik sering kali terkait dengan indra penciuman, rasa, dan sentuhan yang secara alami bertujuan melindungi dari penyakit.
-
Kenapa otak manusia dikumpulkan? Penelitian ini menekankan pentingnya mempelajari pengawetan jaringan lunak manusia, karena informasi yang diperoleh dapat memberikan wawasan tentang evolusi manusia, kesehatan dan penyakit purba, serta kondisi neurodegeneratif seperti Alzheimer.
-
Siapa yang memiliki ingatan jangka panjang yang buruk? Ular memiliki ingatan jangka pendek yang terbatas dan ingatan jangka panjang yang rendah.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di jaringan otak? Dilansir Smithsonian, Rabu (18/9), ilmuwan telah menemukan polutan kecil di jaringan otak, khususnya bulbus olfaktorius yang terletak di atas hidung.
-
Bagaimana para peneliti menemukan bukti penyusutan otak manusia? Para peneliti menggunakan analisis titik perubahan untuk memperkirakan waktu perubahan evolusi otak hominin.
-
Apa fungsi otak manusia? 'Sebagian besar otak selalu bekerja,' ungkapnya, menunjukkan bahwa hampir setiap bagian otak berperan dalam berbagai fungsi kehidupan sehari-hari.
-
Dari mana otak manusia dikumpulkan? Tim peneliti yang dipimpin Alexandra Morton-Hayward dari Universitas Oxford meninjau literatur ilmiah dan menghubungi arkeolog di seluruh dunia. Mereka berhasil mengumpulkan lebih dari 4.400 otak manusia yang diawetkan dari 213 sumber yang berbeda di semua benua kecuali Antartika.
Mengutip Indy100 & Newsweek, Senin (25/3), para peneliti di Macquarie University di Australia dan Karolinska Universitet di Swedia telah mengungkap bahwa sensasi-sensasi sensorik ini memicu rasa jijik yang kuat.
Pada gilirannya membantu mendukung sistem kekebalan fisiologis manusia.
Mereka melakukan studi dengan melibatkan 216 mahasiswa yang diminta untuk mengisi dua survei dengan selang waktu seminggu.
Sedangkan pada survei kedua, 89 siswa diminta untuk mengingat pengalaman serupa yang terjadi dalam seminggu terakhir.
Setelah itu, mereka diminta untuk menilai seberapa besar kontribusi masing-masing indera (penciuman, rasa, sentuhan, penglihatan, atau suara) terhadap pengalaman yang menyebabkan perasaan jijik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman yang paling sering dihubungkan dengan perasaan jijik adalah terkait dengan indra penciuman, rasa, atau sentuhan yang juga dikenal sebagai indera 'proksimal'.
Dari sinilah para peneliti berteori bahwa perasaan jijik membantu melindungi sistem kekebalan tubuh dengan membuat kita enggan terhadap sumber infeksi, sehingga kita dapat menghindarinya.
Michael de Barra, seorang psikolog di Brunel University London yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menjelaskan tentang peran perasaan jijik dalam psikologi evolusioner.
Menurutnya, dari sudut pandang evolusi, perasaan jijik memiliki fungsi utama untuk mencegah infeksi. Hal tersebut merupakan respons alami untuk menghindari hal-hal yang berpotensi menyebabkan penyakit.
"Penyakit menular adalah tekanan seleksi yang sangat penting dalam evolusi: penyakit ini membentuk strategi perilaku penghindaran penyakit pada banyak hewan dengan contoh mulai dari domba hingga semut," ujarnya.Dalam konteks tersebut, isyarat penciuman, rasa, dan sentuhan mungkin menjadi pemicu perasaan jijik yang lebih kuat karena patogen dan racun cenderung masuk ke dalam tubuh melalui saluran hidung, mulut, atau kulit.