Ilmuwan Kumpulkan Ribuan Otak Manusia dari Seluruh Dunia, Ada Yang Diawetkan Sejak 12.000 Tahun Lalu, Ini Tujuannya
Peneliti mengumpulkan arsip dari ribuan otak manusia yang diawetkan dalam catatan arkeologi dari berbagai belahan dunia.
Peneliti mengumpulkan arsip dari ribuan otak manusia yang diawetkan dalam catatan arkeologi dari berbagai belahan dunia.
-
Bagaimana para peneliti menemukan bukti penyusutan otak manusia? Para peneliti menggunakan analisis titik perubahan untuk memperkirakan waktu perubahan evolusi otak hominin.
-
Di mana otak dan kulit manusia ditemukan? Di situs Tavşanlı Höyük, sebuah bukit di provinsi Kütahya, Turki barat, arkeolog menemukan sisa-sisa otak dan kulit yang terawetkan dengan baik dari dua individu yang hidup pada Zaman Perunggu.
-
Kenapa fosil dikumpulkan? Namun, variasi fosil yang ditemukan – yaitu gigi – menunjukkan bahwa fosil tersebut 'jelas tidak ada hubungannya dengan (hominin) yang membuat makanan', menurut makalah tersebut.
-
Kenapa otak dan kulit manusia terawetkan? Sisa-sisa organ tubuh ini terawetkan melalui proses karbonisasi, yang terjadi ketika rumah mereka dibakar dalam serangan yang terjadi sekitar 3.700 tahun yang lalu.
-
Dimana fosil nenek moyang manusia ditemukan? Dua fosil Laos--berupa tulang kaki dan bagian dari tulang tengkorak kepada--ditemukan di Gua Tam Pa Ling. Situs arkeologi itu ditemukan pada 2009 ketika bagian lain dari tengkorak kepala itu ditemukan.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia purba? Pada 1911, penambang yang mencari bahan baku pupuk menginjak benda aneh di sebuah gua yang dekat dengan Lovelock, Nevada.
Ilmuwan Kumpulkan Ribuan Otak Manusia dari Seluruh Dunia, Ada Yang Diawetkan Sejak 12.000 Tahun Lalu, Ini Tujuannya
Peneliti mengumpulkan arsip dari ribuan otak manusia yang diawetkan dalam catatan arkeologi dari berbagai belahan dunia. Tim peneliti yang dipimpin Alexandra Morton-Hayward dari Universitas Oxford meninjau literatur ilmiah dan menghubungi arkeolog di seluruh dunia.
Mereka berhasil mengumpulkan lebih dari 4.400 otak manusia yang diawetkan dari 213 sumber yang berbeda di semua benua kecuali Antartika. Otak tertua yang termasuk dalam penelitian ini berasal dari 12.000 tahun yang lalu, sementara yang termuda berasal dari abad ke-20.
Sumber: Newsweek
Penelitian ini menunjukkan, otak yang diawetkan jumlahnya lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Beberapa mekanisme pengawetan yang ditemukan termasuk dehidrasi, pembekuan, penyabunan, dan penyamakan.
Lebih dari 1.300 otak dalam arsip tersebut ditemukan telah diawetkan tanpa adanya jaringan lunak lainnya. Beberapa otak dalam arsip ini juga merupakan yang tertua, bahkan berasal dari Zaman Es terakhir.
Penelitian ini menekankan pentingnya mempelajari pengawetan jaringan lunak manusia, karena informasi yang diperoleh dapat memberikan wawasan tentang evolusi manusia, kesehatan dan penyakit purba, serta kondisi neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Namun, kurang dari 1 persen otak dalam arsip ini telah diselidiki untuk mengetahui biomolekul kuno. Oleh karena itu, para peneliti berharap penelitian ini akan menginspirasi para arkeolog lainnya untuk terus menyelidiki otak manusia yang diawetkan, dan memahami nilai ilmiah yang dapat diperoleh dari studi ini.
Penelitian ini juga mendorong para arkeolog untuk tetap terbuka terhadap penemuan yang mungkin saja mereka temukan di masa depan.
Penelitian terbaru ini merupakan "arsip yang belum tersentuh" yang dapat menjelaskan evolusi manusia, serta membantu kita untuk lebih memahami kesehatan dan penyakit purba. Penelitian ini bahkan dapat memberikan wawasan tentang kondisi neurodegeneratif yang mempengaruhi manusia saat ini, seperti Alzheimer dan bentuk demensia lainnya.Penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan wawasan yang sangat berharga tentang sejarah dan evolusi manusia, serta memperluas pemahaman kita tentang berbagai aspek biologi dan kesehatan manusia. Namun, peneliti juga memberikan penekanan bahwa penggunaan sisa-sisa tubuh manusia harus dilakukan dengan hormat dan kesadaran akan martabat manusia.
Dengan terus mempelajari otak manusia yang diawetkan, kita dapat membuka pintu ke pengetahuan baru yang dapat membantu kita memahami lebih dalam tentang diri kita sendiri dan sejarah manusia.