Arkeolog Temukan Fosil Mamut Berusia 25.000 Tahun, Masih Lengkap dengan Gadingnya
Temuan ini memberikan bukti baru tentang strategi berburu dan gaya hidup manusia purba Zaman Es.

Tim arkeologi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Austria (OAW) mengungkap penemuan yang sangat penting di Langmannersdorf an der Perschling, Austria Hilir. Pada tempat tersebut ditemukan setidaknya lima kerangka mamut, peralatan batu dan bukti pengolahan gading. Situs tersebut berasal dari 25.000 tahun lalu, memberikan bukti baru tentang strategi berburu dan gaya hidup manusia purba Zaman Es.
Marc Handel dari Institut Arkeologi Austria (OAI) mengungkap dua endapan kerangka mamut yang padat, hanya berjarak 15 meter. Di satu area, ditemukan bukti pemotongan tempat dua mamut diolah. Area lainnya mengungkap kerangka mamut (termasuk gading, lengkap dan terfragmentasi) yang menunjukkan bahwa para pemburu prasejarah pernah mengolah gading di lokasi tersebut, seperti dilansir Archaeology News, Jumat (21/3).
“Faktanya, kami tidak hanya menemukan tulang-tulang tunggal di sini, tetapi juga area yang digunakan secara intensif di mana tempat beberapa hewan diolah. Penemuan ini melampaui ekspektasi kami,” kata handel.
Peralatan batu dan limbah produksi juga ditemukan, hal ini menunjukkan para pemburu Zaman Es memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan terampil. Peneliti menduga gading yang diolah mungkin digunakan sebagai ujung tombak atau sebagai alat yang umum pada periode ini.
Selama akhir Pleistosen, kawanan mamut berkeliaran di Eropa Tengah, menggunakan Lembah Perschling sebagai jalur migrasi dan area penggembalaan. Konsentrasi tinggi kerangka mamut yang ditemukan di Langmannersdorf menunjukkan manusia prasejarah memiliki pemahaman mendalam tentang pola pergerakan musiman hewan ini. Sehingga memungkinkan mereka untuk merencanakan dan melaksanakan perburuan mereka.
Teknik Ilmiah Tingkat Lanjut
Situs penting ini pertama kali diketahui pada awal abad ke-20, Antara tahun 1904 dan 1907, muncul laporan bahwa seorang penduduk setempat menjual tulang-tulang besar ke sebuah pabrik sabun. Hal ini mendorong para arkeolog dari Museum Sejarah Alam di Wina melakukan penggalian pertama mereka.
Kemudian, penelitian yang lebih sistematis dilakukan pada tahun 1919 dan 1920, ketika dua kamp pemburu mamut diidentifikasi.
Kini, lebih dari seratus tahun setelahnya, dilakukan penggalian modern di bawah arahan OAI, sebagai bagian dari proyek penelitian Eropa MAMBA (“Menjelajahi Akumulasi Tulang Mamut di Eropa Tengah”). Proyek ini mencakup penelitian di Austria, Polandia, dan Republik Ceko, serta berupaya mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana orang-orang prasejarah memburu mamut, dan perubahan ekologis yang membentuk dunia mereka.
Para peneliti menggunakan teknik ilmiah tingkat lanjut, seperti analisis DNA, analisis isotop stabil, penanggalan radiometrik, dan pemodelan paleodemografi. Metode-metode ini memungkinkan para peneliti untuk merekonstruksi lingkungan Zaman Es, serta mengeksplorasi interaksi antara manusia dan mamut.
Saat ini, Kerangka yang ditemukan di Langmannersdorf sedang menjalani analisis di cabang penelitian OAI di Krems. Setelah penelitian selesai, temuan tersebut akan dikirim ke Museum Sejarah Alam di Wina. Beberapa objek lainnya akan dikirim ke Museum Sejarah Lokal Perschling untuk dipamerkan.
Reporter Magang: Devina Faliza Rey