Mengunjungi Imah Babaturan, Warung Kopi di Bandung dengan Konsep Makan di Rumah Teman
Sesuai namanya, para pengunjung akan merasakan kesan homey di sana, terlebih karena menu makanannya yang sederhana namun lezat-lezat. Sang pemilik, Muhammad Nurul Hudha, membeberkan konsep unik dari tempat yang dalam bahasa Indonesia artinya rumah teman.
Apa jadinya jika tempat nongkrong menampilkan suasana nostalgia saat masa-masa bermain ke rumah teman? Konsep ini rupanya diadopsi oleh sebuah kedai kopi bernama Imah Babaturan di Jalan Kebon Bibit No. 3 Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat.
Sesuai namanya, para pengunjung akan merasakan kesan homey di sana, terlebih karena menu makanannya yang sederhana namun lezat-lezat. Sang pemilik, Muhammad Nurul Hudha, membeberkan konsep unik dari tempat yang dalam bahasa Indonesia artinya rumah teman.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Jika berfilosofi, Imah Babaturan itu artinya rumah teman. Kalau ingat zaman sekolah dulu main ke rumah teman itu, ibunya masak apa saja kok terasa enak. Jadi kita ingin buat suasana yang hangat di sini. Orang datang ke tempat makan yang baru, tapi rasanya tidak asing, seperti ke rumah teman sendiri,” bebernya, dikutip dari laman Pemkot Bandung, Sabtu (11/2).
Tempatnya Didesain Sederhana
©2023 Laman resmi Pemkot Bandung/Merdeka.com
Konsep unik itu kemudian dipadukan dengan penataan meja dan tempat duduk yang ditata secara sederhana. Sang pemilik menyebut bahwa kursi dan meja di tempatnya merupakan bangku bekas madrasah sehingga kesan “rumahnya” terasa.
"Ada madrasah yang mau jual bangku-bangkunya. Kebetulan karena saat itu budget kita masih minim, belum bisa beli furnitur di IKEA. Jadi ya beli dari madrasah saja," kata pemilik lainnya yang juga istri Hudha, Anggia Bonyta.
Kedai ini diketahui sudah buka mulai pukul 07.00 WIB, dan seketika langsung ramai dikunjungi orang-orang yang biasanya baru selesai jogging.
Menu Dibuat Mirip Konsep di Rumah
©2023 Laman resmi Pemkot Bandung/Merdeka.com
Untuk menunya, di kedai kopi itu tidak ada menu tetap. Untuk sajian mingguan, disesuaikan dengan apa yang sedang dimasak di rumah yang juga disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
"Menu buat di rumah juga ini tuh sebenarnya. Tak ada pola dan rumus pergantian menunya. Tergantung minggu ini mau makan apa, ya kita bikin saja sekalian dijual," ungkapnya.
Namun menu-menu seperti tongseng kambing, gulai kambing tulangan, cumi cabai hijau, nasi goreng ayam kampung dan nasi goreng kambing jadi yang paling ditunggu pelanggan.
"Menu kita tidak banyak, sehingga semua pelanggan punya favoritnya masing-masing. Bahkan ada menu mingguan juga di sini yang berganti setiap Jumat. Jadi menu itu adanya Jumat-Kamis di pekan berikutnya," terang Hudha.
Bermodal Mengingat-Ingat Masakan Sang Ibu
Ditambahkannya, di Imah Babaturan tidak memiliki menu spesifik dan murni hasil mengingat-ingat apa yang pernah dimasak oleh sang ibu di masa lalu. Ini yang kemudian turut menjadi daya tarik unik.
"Ini juga untuk menyiasati menu reguler yang tidak banyak tadi karena dapur kita kecil. Sehingga orang bisa makan menu yang lain ketika datang ke sini selain menu reguler. Biar tidak bosan dan selalu punya alasan untuk datang ke Imah Babaturan," beber sang istri
Untuk memesan menu di sana, Hudha mengatakan jika pengunjung hanya tinggal mendatangi kasir, lalu memesan makanan dan langsung membayar. Tempatnya bisa memilih sesuai keinginan dan ketersediaan.
Cara penyajiannya juga menggunakan piring lawas, dengan alas daun pisang sehingga kesan tradisionalnya sangat terasa.
Merangkul Kalangan Terpinggirkan
Sejak didirikan tahun 2015, jumlah pegawai di Imah Babaturan saat ini sudah mencapai 20 orang. Uniknya, mereka kebanyakan dari kalangan terpinggirkan seperti pemain band, anak jalanan dan kawan-kawannya.
Namun ia dan sang istri tidak merasa risau, dan justru merangkul mereka selama bekerja dengan asas kejujuran dan kerja keras. Ini karena kebanyakan orang-orang yang terpinggirkan sulit mendapat pekerjaan karena latar belakangnya.
"Teman-teman yang membantu kita ini dulunya rada badung. Kebanyakan anak jalanan, tidak sekolah, anak band yang badung. Ketika kita menerima mereka di sini, syaratnya memang cuma dua: mau kerja dan jujur," terang Hudha.
Untuk harga menu yang dijual di sini berkisar mulai dari Rp6 ribu sampai Rp40 ribu dengan jam buka sampai pukul 22.00 WIB malam.
"Sebenarnya dari dulu sudah tahu, cuma baru sempat ke sini dan beneran suka! Dari mulai suasananya sampai makanannya. Terutama nasi goreng ayam kampung sama cumi cabai hijaunya, joss banget. Bakalan datang lagi nyobain menu yang lain,” kata salah satu pelanggan, Misni.