5 Aksi unik warga Jakarta di banjir besar
Di balik banjir yang membuat pusing pemangku kebijakan dan warga, ada sejumlah aksi unik yang dilakukan warga.
Hujan deras yang mengguyur Jakarta mengakibatkan sejumlah wilayah Ibu Kota terendam air, Kamis (17/1). Banjir kali ini masuk kategori parah.
Selain menerjang sejumlah perumahan penduduk, banjir juga melanda jalan-jalan Ibu Kota, seperti Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan S Parman, Jalan Daan Mogot dan sejumlah jalan lainnya.
Akibatnya, lalu lintas di Jakarta lumpuh. Bahkan, roda ekonomi di Jakarta terhenti karena sejumlah kawasan pusat ekonomi terendam air.
Tak hanya itu, Istana Negara juga tak luput dari terjangan banjir. Kantor Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu terendam sekitar 50 cm. SBY bahkan sempat mengecek banjir di Istana.
SBY juga melakukan inspeksi ke lokasi banjir di Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan. SBY bahkan sempat menelusuri Kali Ciliwung dengan menumpangi perahu karet.
Selain SBY, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga dibuat pusing oleh banjir besar Kamis ini. Namun, di balik banjir yang membuat pusing pemangku kebijakan dan warga, ada sejumlah aksi unik yang dilakukan warga.
Berikut lima aksi unik warga Jakarta saat banjir besar terjadi.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Apa yang menyebabkan banjir dan mengapa bencana banjir sering terjadi di Indonesia? Banjir adalah gejala alam yang ditandai dengan meluapnya volume air hingga merendam suatu daerah. Banjir ini bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga bendungan air di suatu wilayah tidak dapat menampung kemudian meluap. Bukan hanya itu, banjir juga bisa disebabkan oleh peresapan air atau drainase di suatu wilayah yang buruk.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
Main perahu kayak di jalan
Banjir sekitar 90 cm di Kampus Trisakti dan Jalan S Parman, Kamis (17/1), dimanfaatkan salah seorang mahasiswa untuk bermain perahu kayak.
Mahasiswa itu keluar dari kampus Trisakti ke Jl S Parman dengan mendayung perahu kayak. Di jalan itu, dia berputar-putar mendayung perahu kayaknya sekitar 10 menit lamanya.
Setelah itu, mahasiswa berkaos merah itu masuk kembali ke dalam kampus dengan mendayung perahu kayak warna merahnya. Akibat banjir di Jalan S Parman, para pengendara sepeda motor nekat masuk ke dalam Tol Dalam Kota arah Cawang. Padahal, jalan tol sendiri sisi sebelah kanannya terendam air sekitar 20 cm.
Menarik gerobak
Banjir yang terjadi di sejumlah jalan protokol di Jakarta ternyata menjadi lahan mencari rezeki bagi sebagian orang. Di Jalan Sudirman-Thamrin misalnya, sejumlah orang menarik gerobak menarik motor dan warga, Kamis (17/1).
Namun, hal itu tidaklah gratis. Mereka memberikan tarif kepada warga dan motor yang mau diangkut melintasi kawasan banjir dengan menggunakan gerobaknya.
Mandi di lokasi banjir
Arus lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Merak terputus karena jalan bebas hambatan itu terkena banjir di Km 57, Kamis (10/1). Akibatnya, aktivitas warga yang hendak melewati jalan tersebut terganggu.
Namun, salah seorang warga sekitar memanfaatkan banjir di Km 57 itu untuk mandi. Warga yang tak diketahui identitasnya itu tampak asyik mandi di tengah genangan air.
Seakan tak peduli dengan kuman dan bakteri yang ada di air tersebut, warga yang hanya mengenakan celana pendek itu dengan cueknya menggosok sejumlah bagian badannya dengan air.
Cuci sepeda motor dengan air banjir
Selain dimanfaatkan untuk mandi, banjir di Jalan Tol Jakarta-Merak Km 57 juga dimanfaatkan warga sekitar untuk mencuci kendaraan roda duanya, Kamis (17/1).
Warga secara beramai-ramai mencuci sepeda motornya di lokasi banjir dengan menggunakan alat seadanya. Dengan serius mereka mencuci dan membersihkan setiap sudut kendaraan yang disayanginya itu.
Setelah sepeda motornya selesai dicuci, mereka lantas pergi meninggalkan lokasi.
Bermain sepeda
Jika para pengendara kendaraan bermotor takut melintasi lokasi banjir, pengendara sepeda justru asyik melintasi lokasi banjir. Hal ini terjadi di sekitar Jalan Sudirman-Thamrin, Kamis (17/1).
Pengendara sepeda yang berasal dari warga sekitar maupun karyawan itu tampak asyik menggeos sepedanya di lokasi banjir. Mereka tak peduli meski ketinggian banjir mencapai pinggang orang dewasa.
Nampaknya, sepeda dapat menjadi kendaraan alternatif untuk melintasi kawasan banjir. Karena sepeda tak bermesin sehingga tak akan mogok terendam air.