Anak Pimpinan Ponpes di Tambora Dianiaya Sekuriti, Tangan Diborgol & Rambut Dibotakin
Dugaan penganiayaan itu berawal saat korban membakar sampah di pinggir rel kereta api dekat Stasiun Duri. Akibat perbuatannya itu korban dibawa kedua sekuriti ke pos keamanan dan diborgol serta dipukul hingga rambut dicukur.
Seorang pria berinisial AZ (21) menjadi korban penganiayaan diduga dilakukan dua satpam Stasiun Duri berinisial DI (25) dan SB (20). Kejadian ini terjadi pada Jumat (4/11) dini hari.
Dugaan penganiayaan itu berawal saat korban membakar sampah di pinggir rel kereta api dekat Stasiun Duri. Akibat perbuatannya itu korban dibawa kedua sekuriti ke pos keamanan dan diborgol serta dipukul hingga rambut dicukur.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
"Tak hanya sampai di situ, saat diinterogasi korban pun dipukul menggunakan selang air dan sarung samurai kebagian punggung, lengan dan paha kanan, masih berlanjut rambut korban juga dicukur menggunakan alat cukur listrik hingga botak," kata Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama dalam keterangannya, Rabu (9/11).
Korban lalu dipulangkan kedua pelaku pada Sabtu (5/11) pagi. Korban kemudian menceritakan penganiayaan dialaminya kepada orangtua.
"Setiba di rumah, korban menceritakan kejadian yang menimpanya kepada orang tuanya yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Asalafiyah, KH Dedi Syahroni di wilayah Kecamatan Tambora," ujar dia.
Orangtua Korban Lapor Polisi
Orangtua korban yang tak terima perlakuan para pelaku terhadap anaknya kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Tambora. Polisi kemudian menangkap kedua pelaku berdasarkan laporan tersebut.
"Pelaku sudah kami amankan berikut barang bukti yakni satu buah selang air ukuran 90 cm, satu buah sarung samurai warna hitam, alat cukur rambut, dan borgol besi," ujar dia.
Untuk meyakinkan proses penegakan hukum terhadap kedua pelaku, Putra langsung mendatangi kediaman keluarga korban di Ponpes Assalafiyah Jalan Duri Bangkit, Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora. Hal ini dilakukan untuk bersilaturahmi dan menjelaskan penangkapan terhadap pelaku yang langsung dilakukan polisi.
Putra mengatakan, Ponpes Assalafiyah yang dipimpin oleh K.H. Dedi Syahroni merupakan pondok pesantren yang ada di Kecamatan Tambora telah berdiri sejak tahun 1996 dengan jumlah santri saat ini sebanyak 90 orang santri.
"Kedua pelaku mengakui perbuatannya, saat ini sudah kami tahan di Mapolsek Tambora, mereka kami jerat dengan pasal 170 KUHP dengan ancaman pidana 5 Tahun 6 bulan penjara," tutup dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
(mdk/gil)