Anggota DPRD Kenneth Wanti-Wanti Dinkes DKI, Gerak Cepat Tekan Penyebaran Cacar Monyet Jelang Pemilu 202
Satu kasus terakhir dilaporkan pada 14 Oktober 2023 yang merupakan warga DKI Jakarta.
Kasus terakhir dilaporkan dari Jakarta
Anggota DPRD Kenneth Wanti-Wanti Dinkes DKI, Gerak Cepat Tekan Penyebaran Cacar Monyet Jelang Pemilu 2024
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi temuan dua kasus cacar monyet atau mpox di Indonesia.
Satu kasus terakhir dilaporkan pada 14 Oktober 2023 yang merupakan warga DKI Jakarta.
Pasien pria berusia 30 tahun di Jakarta saat ini masih dalam proses perawatan pada ruang isolasi di salah satu rumah sakit di Jakarta, sejak kasusnya ditemukan pada Sabtu 14 Oktober 2023.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta untuk gerak cepat dan mewaspadai meningkatnya kasus cacar monyet di Jakarta.
"Dinkes DKI harus mewaspadai meningkatnya kasus cacar monyet atau mpox di Jakarta. Karena penularannya melalui droplet pernapasan, walaupun cacar monyet tidak bertransmisi melalui udara dalam waktu singkat, penyakit ini bisa menyebar dari kontak langsung dengan penderita. Jadi perlu diwaspadai secara serius karena ada warga DKI yang sudah terjangkit, kita tidak ingin virus ini kembali mewabah seperti pandemi Covid-19 lalu,"
kata Kenneth dalam keterangannya, Sabtu (21/10).
Berdasarkan informasi dari Kemenkes RI, secara umum jumlah kasus terkonfirmasi cacar monyet di seluruh dunia mencapai 90.618 kasus dengan angka kematian mencapai 517 kasus dari 115 negara.
Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak melaporkan temuan kasus, sedangkan, di Asia temuan kasus paling banyak didominasi China, Thailand, dan Jepang.
Penularan cacar monyet bisa dari hewan ke manusia, terjadi di saat menangkap, memproses, dan mengonsumsi daging satwa liar.
Bisa juga melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi dari hewan terinfeksi seperti mamalia kecil, termasuk rodensia (tikus, tupai) dan primata non-manusia (monyet, kera).
Menurut pria yang akrab disapa Bang Kent itu, diketahui Indonesia sebentar lagi akan mengadakan pesta demokrasi lima tahunan, dan hal itu akan membuat banyak orang akan bertemu dari berbagai daerah.
Hal ini meski diwaspadai secara serius walaupun penularannya tidak secepat virus Covid-19.
"Meskipun kita tidak tahu apakah mereka terjangkit cacar monyet atau tidak. Cacar monyet ini telah menunjukkan situasi darurat kesehatan publik yang harus menjadi perhatian bagi Dinkes DKI untuk segera melakukan penelusuran kontak pasien jika ada yang terjangkit,"
tutur Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta.
Namun, Kent pun mengimbau kepada masyarakat khususnya wilayah DKI Jakarta tidak perlu panik terhadap kasus cacar monyet, akan tetapi perlu diwaspadai dengan melakukan beberapa cara mencegah sakit dan kematian, dengan cara menjaga kebersihan diri dengan rajin memakai masker jika merasa badan tidak sehat, dan rajin mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun.
"Imbauan dari Kemenkes RI, untuk hindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit demam, bergejala kemerahan, jerawat, luka, lenting isi air di kulitnya. Lalu berhubungan seksual yang aman, bersih, sehat dengan menggunakan kondom. Jangan berhubungan seksual jika pasangan sakit apalagi ada luka pada area kemaluan atau sedang mengalami infeksi menular seksual lainnya," beber Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini.
Kent juga meminta kepada masyarakat jika terdapat gejala atau tanda cacar monyet, seperti sakit kepala, demam, nyeri otot, sakit punggung, tubuh lemah, agar segera ke dokter atau rumah sakit terdekat. Hal itu untuk mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena di Afrika, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.